149. Sah!

983 151 19
                                    

Joanna turun dari mobil dan menatap rumah yang ada di hadapannya. Sejak kapan Andi memiliki rumah di sini? Memang benar jika mereka sudah merencanakan untuk memiliki sebuah hunian baru setelah menikah, namun Joanna tidak menyangka jika Andi mewujudkannya secepat ini. Padahal mereka belum mencari bersama, namun Andi sudah memutuskan untuk membelinya.

"Bi, serius, Bi kalo ini rumahnya Andi?"

"Iya. Deva sudah ke sini kemarin. Sekarang dia juga sudah di dalam sama semuanya, Ma."

Joanna menganggukkan kepalanya dan kini ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah ini sambil mengaitkan tangannya pada lengan Fabian. Saat ia sampai di depan pintu yang terbuka ini, tampak rumah ini sudah ditata dengan dekorasi serba putih. Bunga-bunga segar ada di sana yang membuat Joanna langsung tersenyum melihatnya.

Tidak ada pelaminan mewah, hanya sebuah meja dengan enam kursi yang ada di sekitarnya.

"Cantik banget dekorasinya. Siapa yang bikinin?"

"Menantunya Mama sama Bintang. Mereka yang siapin ini semua. Kalo pakai wedding organizer enggak akan ada yang mau kerja dadakan kurang dari 24 jam sejak pertama kali dihubungi."

Joanna tersenyum dan ia menghentikan langkah kakinya kala melihat keluarganya yang terdiri dari Warren, Simon bahkan Benjamin dan Renata sudah hadir di sana. Tidak hanya keluarganya, sosok Anin juga ada di sana dan kini tengah menemani cucu-cucunya. Anin tampak sabar menghadapi Enzo, Enzy dan Nefertiti yang sudah berceloteh tentang apa saja yang mereka temui di jalan saat perjalanan ke tempat ini.

Ceklek....

Suara pintu yang terbuka di sebelah ujung ruangan membuat Joanna menoleh ke arah sana. Sosok Andi keluar dari sana dengan mengenakan beskap putih, blangkon dan bawahan jarik yang senada dengan apa yang dikenakan Joanna.

Joanna menelan salivanya. Ia heran dari mana Andi bisa mendapatkan kostum itu yang terlihat pas di badannya. Ia kira Andi akan mengenakan setelan kemeja dan jas yang umum digunakan orang-orang untuk ijab qobul.

Andi yang berdiri di samping Deva merasa sedikit grogi karena orang-orang sudah memperhatikan dirinya. Andi memilih berbicara pelan di dekat telinga Deva.

"Dev, Om enggak pe-de ini. Ganti baju aja ya?"

Deva yang mendengar perkataan Andi langsung memegang tangan Andi. Jangan sampai Andi kabur dari tempat ini. Susah-susah ia mencari baju yang cocok untuk Andi secara dadakan, tentu saja Deva tidak ingin semua usahanya ini sia-sia.

"Enggak deh, Om. Kaya gini udah ganteng banget. Vibes-nya udah kaya nikahan di ballroom hotel."

"Besok masih ngulangin lagi buat ijab qobul."

"Enggak. Sekarang ayo kita jalan," kata Deva sambil menggandeng Andi.

Fabian yang melihat Deva sudah mulai berjalan bersama Andi, segera meminta Joanna untuk berjalan. Fabian mengajak Joanna untuk menuju ke meja yang sudah dipersiapkan. Saat Joanna tiba di meja yang akan dipakai untuk acara ijab qobul, Andi sudah lebih dulu berada di sana.

Kini Andi dan Joanna dipersilahkan untuk duduk. Saat mereka sudah duduk, penghulu  dan seorang wali yang sudah disiapkan duduk di hadapan Andi serta Joanna. Ingin Joanna menahan pertanyaannya namun tidak bisa.

"Dari mana kamu dapat penghulu dan wali nikah, Dev?"

"Di internet banyak banget yang nawarin jasa," ucap Deva sambil nyengir.

Fabian yang menyadari jika acara ini harus segera dilakukan mengingat Simon harus segera kembali ke Singapura memilih mengajak Deva untuk duduk.

Kini yang akan bertindak sebagai saksi pernikahan Joanna dan Andi adalah Bintang dan Erlan mengingat masih adanya perbedaan pendapat tentang keabsahan jika Fabian yang menjadi saksi. Sedangkan tidak mungkin juga, keluarga besar Tan yang berbeda keyakinan dengan Joanna untuk bisa menjadi wali nikah apalagi saksi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Duda Meet Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang