6. Lunch

2.2K 204 11
                                    

Joana membaca menu-menu yang disajikan di resto ini hingga akhirnya ia memilih memesan 5 ayam bakar yang lengkap dengan sambalnya. Selain itu ia juga memesan minuman untuk mereka semua. Selesai memesan menu makan siang, Joanna segera membayarnya dan kembali menuju ke gazebo. Saat berjalan menuju ke gazebo, Joanna bisa melihat bagaimana Andi sedang melakukan swafoto bersama ketiga cucunya secara bergantian. Dalam hati Joanna ia terus bertanya-tanya bagaimana bisa Andi seramah ini dengan ketiga cucunya yang sangat aktif dan sedikit sulit untuk diatur?

"Sini-sini kita timer aja ya biar bisa foto sama-sama. Nef duduk di sini, kakak Enzo sama kakak Enzy di paha kanan kiri Om."

Joanna bisa melihat bagaimana ketiga cucunya senyaman itu dengan Andi. Bahkan kini mereka sudah membuat gaya ala-ala artis Korea dengan jari-jari mereka. Saat dirinya sampai di gazebo, Joanna langsung berdeham. Dehamannya sanggup membuat sesi foto-foto itu berakhir.

"Ayo, kita makan siang dulu. Lesnya masih satu setengah jam lagi mulainya."

Ketiga cucunya langsung turun dari gazebo dan mengenakan sandal mereka masing-masing, namun Andi masih duduk di gazebo. Saat melihat Andi diam saja tidak segera mengikuti perintahnya, Joanna melihat rekan bisnisnya itu dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kamu kenapa masih diam kaya patung aja di situ?"

"Kan enggak diajak."

Joanna menarik napas dalam-dalam dan pelan-pelan ia embuskan perlahan. Kini ia tatap Andi dengan tatapan penuh kejengkelan.

"Aku nyebut kita yang berarti semua 'kan? Heran aku, kamu selemot ini kok bisa jadi pengusaha."

Sumpah...
Andai saja ketiga cucu Joanna tidak selucu dan semenyenangkan ini, pasti Andi sudah melaporkan Joanna ke pihak yang berwajib dengan tuduhan perlakuan tidak menyenangkan. Tetapi Andi sadar, demi bisa dwkat dengan ketiga bocah itu, maka ia harus bersikap baik kepada Oma mereka. 

Tidak mau berdebat dengan Joanna, Andi segera turun dari gazebo dan memakai sepatunya. Joanna memilih diam memperhatikan apa yang dilakukan Andi.

Joanna memperhatikan dengan teliti apa yang Andi kenakan. Menurut Joanna sebagai seorang laki-laki Andi bisa dibilang 'melek' fashion. Apa yang ia kenakan cukup bisa menyuarakan bahwa ia bukan laki-laki biasa. Sepatu keluaran dari Stevano Bemer, baju yang ia kenakan keluaran dari Armani yang tentunya Joanna bisa mengira-ngira berapa harga dari outfitnya.

"Ayo, Jo."

Suara Andi membuat Joanna menganggukkan kepalanya dan kini mereka berjalan ke resto yang sudah Joanna pilih sebagai tempat yg makan siang mereka.

Andi memilih berjalan di belakang Joanna sambil menggandeng Enzo dan Enzy. Sedangkan Joanna berjalan di depan mereka sambil menggandeng Nefertiti.

"Kamu enggak kewalahan jaga mereka bertiga sendirian?"

"Enggak, sudah biasa seperti ini. Kadang sama Anin juga."

Andi menganggukkan kepalanya. Anin yang notabenenya adalah seorang sekretaris dari Keizaro Laut Bagaskara tentunya cukup sibuk, namun melihat hubungan Joanna yang sedekat ini dengan Anin, Andi menjadi berpikir, mungkin saja wanita ini memiliki hubungan khusus dengan Keizaro.

"Kamu dekat banget sama Anin, ya?"

"Kurang lebih begitu."

"Apa karena kamu punya hubungan spesial dengan Boss-nya Anin?"

Joanna menghela napas panjang. Ia tahu gak ini adalah sebuah rahasia besar yang akan ia simpan sampai ia menutup kedua matanya untuk selama-lamanya.

"Aku tidak mau menjawab masalah itu, karena itu sudah masuk ranah pribadi."

When Duda Meet Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang