111. Perdebatan Joanna dan Andi di mobil

797 117 5
                                    

Joanna menatap ketiga cucunya yang ternyata sudah tidur bersama Edel dan Galen. Ia menggelengkan kepalanya ketika menyadari jika sebentar lagi dirinya harus menggendong anak-anak ini satu per satu ke mobil.

"Kayanya aku harus gendong mereka ke mobil, Sam."

"Bangunin aja, Jo."

"Nanti mereka rewel kalo bangunnya kepepet."

"Aku panggilin Andi ya?"

Joanna menggelengkan kepalanya karena ia memang masih sanggup melakukan semua ini sendiri. 

Jawaban Joanna benar-benar membuat Samira terheran-heran. Kenapa Joanna harus gengsi toh ia dan Andi adalah pasangan.

"Tapi mereka berat-berat lho, Jo."

"Iya, enggak pa-pa. Aku mulai dari Nef dulu, Sam. Tolong kamu bukain pintu mobil aku, ya? Kuncinya ada di dalam tas aku. Kamu ambil aja di sana."

"Ta... tapi, Jo."

Joanna tersenyum ramah kepada Samira dan akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Seakan anggukan kepalanya ini adalah sebuah jawaban bahwa dirinya tidak ingin di debat.

Di waktu yang sama di lantai satu ruang keluarga rumah Samira, baik Wisnuaji, Andi, Risnawan serta Kimaya sudah mengobrol dengan santainya.

"Enggak tahu bakalan gimana malam ini. Gara-gara Kimaya ngomong gitu ke Joanna. Kayanya bakalan habis aku malam ini."

"Lho, emangnya kamu enggak cerita ke Joanna tentang semuanya?"

"Duh, Kim... Kamu ngomong kaya gitu seakan aku ini habis aneh-aneh aja sama kamu."

Risnawan berdeham yang membuat Andi mengalihkan tatapannya dari awalnya menatap kimaya menjadi menatap Risnawan.

"Tenang, Ris. Aku sudah pakai kacamata kuda. Jadi enggak akan aku lirik lainnya Joanna. Perjuangan dapetin dia aja udah kaya orang naik rollercoaster."

"Bagus kalo kamu bisa mempertahankan perkataan kamu itu sampai kalian menikah dan menua bersama."

"Wah, Ris... Kamu ngomong gitu seakan aku ini tukang selingkuh aja."

"Bukan, bukan begitu, An. Aku ini sudah pernah menikah hampir 35 tahun lamanya. Anak sudah dua, kerjaan mapan, hubungan keluarga baik-baik saja, tapi karena aku salah bergaul, akhirnya ya gitu kenal perempuan lain dan selingkuh sama dia selama enam tahun."

Sudut mata Andi langsung melirik ke arah Kimaya yang baru saja selesai merapihkan mainan monopoli yang mereka mainkan tadi. Kimaya yang menyadari arti tatapan mata Andi langsung menghela napas panjang. Selalu saja seperti ini. Setiap orang yang mengetahui jika dirinya menikahi duda yang pernah berselingkuh sebelumnya, pasti orang-orang mengira dirinya adalah pihak ketiga yang membuat rumah tangga Risnawan dan Kartika dulu hancur lebur. Padahal bukan sama sekali. Bulan dirinyalah penyebabnya.

"Bukan aku, An orang ketiganya. Jadi jangan melirik aku begitu seolah-olah aku merusak rumah tangga orang."

"Yang benar? Mana ada maling ngaku maling?"

Bukannya marah, Kimaya dan Risnawan justru tertawa.

"Benar, An. Risnawan itu selingkuhnya sama jin teko. Kalo aku kenal dia pas sudah jadi duda. Dia dulu itu rekan bisnisnya sugar Daddy aku. Pertama lihat dia, aku langsung tahu kalo jodohku ya dia. Gimanapun caranya ya akan aku kejar."

"Luar biasa kamu, Kim."

"Enggak, aku biasa aja. Enggak ada yang luar biasa."

"Tekat kamu yang mau mengejar laki-laki itu tidak semua orang mau melakukannya."

When Duda Meet Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang