80. Mempergunakan kesempatan dalam kesempitan

1.2K 154 8
                                    

Setelah sampai di rumah, Deva langsung menuju ke kamar Nefertiti. Ia harus menjauh dari Fabian dan menelepon Andi. Ia membutuhkan konfirmasi dari Andi tentang semua yang terjadi. Jangan sampai Fabian mengetahui hal ini dan salah menerima informasi.

Setelah berada di dalam kamar anak bungsunya ini, Deva langsung mengunci pintu dan ia berjalan menuju ke arah balkon. Ia keluarkan handphone miliknya dan ia mencari nomer telepon Andi. Berkali-kali Deva mencoba menghubungi Andi namun gagal. Kini satu-satunya cara adalah dengan mengirimkan pesan kepada Andi.

Deva : Om Andi, where are you?

Deva : Om, tolong angkat telepon aku. Urgent banget. Ini menyangkut stabilitas kedamaian keluarga Kawindra dan Tan.

Deva : Om Andi....

Setelah menghujani handphone milik Andi dengan beberapa pesan, Deva kembali mengecek video Andi dan Joanna yang viral itu di aplikasi joged. Melihat video itu untuk yang kedua kalinya, Deva hanya bisa menutup kedua matanya. Ia meresapi rasa nyut-nyutan di kepalanya yang semakin kuat saja. Semua itu karena view dan komentar yang semakin banyak membanjiri video tersebut.

Deva baru membuka matanya saat ia mendengar suara notifikasi yang masuk ke handphone miliknya. Cepat-cepat Deva mengecek notifikasi tersebut. Seketika ia merasa kecewa karena itu bukan balasan pesan dari Andi.

Deva memutar kedua bola matanya dengan malas karena kini group paduka sudah ramai dengan beberapa chat yang masuk bertubi-tubi. Dengan terpaksa Deva membuka room chat itu.

Robert : Om Andi, beneran enggak sih kalo nglamar Tante Joanna pakai cincin kreditan?

Salma : Lo kalo nyebar gosip lihat-lihat lah, Bet. Sekelas Om Andi masa kredit. Pasti cash keras.

Nada : siapa tahu Om Andi cash tempo.

Robert : gue enggak gosip, Sal. Video lamarannya Om Andi sama Tante Joanna viral di sosmed.

Salma: what? Serius lo? Aplikasi apa?

Robert : aplikasi tempat si Minah suka joged-joged dan ngeluhin masalah hidupnya.

Nada : what? Yang benar aja, mana buktinya?

Robert : *sending picture*

Deva menghala napas panjang ketika menyadari jika Andi bahkan belum merespon pesannya atau muncul di group yang ia buat khusus dengan Andi serta teman-temannya. Mau tidak mau Deva segera menanggapi kata-kata teman-temannya.

Deva : Om Andi tolong dong beredar sebentar di mari. Aku butuh konfirmasi yang cepat dan tepat supaya enggak salah bertindak.

Robert : berarti lo udah tahu duluan, Sampah?

Deva : Sudah, Bet. Tapi gue coba konfirmasi ke Om Andi sama sekali belum ada jawaban. Sudah gue telepon enggak diangkat. Gue chat juga enggak dibaca.

Salma : Degem sudah tahu tentang semua ini belum?

Deva : belum. Gue aja habis ribut sama dia gara-gara telat jemput di Bandara. Eh, pas pulang malah dapat video beginian. Apes, betul hidup gue ini.

Wisnuaji : Om cuma bisa bilang, sabar. Biasanya kesialan akan beriringan dengan keberuntungan.

"Dev.... Deva..."

Suara Fabian dari arah luar kamar membuat Deva langsung menutup handphone miliknya dan ia berjalan menuju ke arah pintu kamar Nefertiti. Sambil berjalan, Deva menyahuti panggilan Fabian.

When Duda Meet Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang