Part 16

39.4K 2.1K 16
                                    

Sudah sekitar seminggu setelah aku keluar dari rumah sakit, tapi beberapa luka di tubuhku belum sembuh dengan sempurna, beberapa lebam juga belum menghilang. Sepertinya beberapa lukanya akan meninggalkan bekas. Maaf ya Hirana, sekarang kayaknya tubuhmu akan punya bekas luka yang cukup banyak.

Di rumah sakit beberapa waktu lalu, setelah kejadian itu, Ash dan temannya sudah pergi ketika aku bangun, memang ternyata mungkin mereka hanya datang sebentar untuk memastikan kondisiku. Setelah aku kembali bangun dari tidurku, mereka sudah tidak ada di ruangan tempatku berada. Aku benar-benar sendirian. Setelah keluar dari rumah sakit pun tidak ada yang menjemput, padahal aku sudah berusaha menghubungi ‘keluarga’ Hirana. Untungnya pihak rumah sakit mengatakan bahwa segala pengurusan administrasi sudah terselesaikan atas nama Eilzhnata, setidaknya aku nggak perlu pusing-pusing mikirin pembayarannya. Aku sempat berpikir siapa itu Eilzhnata dan setelah aku ingat-ingat itu adalah nama dari keluarga Ashtara. Kenapa sih namanya susah gitu. Bingung nyebutnya gimana.

Nah, sekarang mari kembali ke kehidupan biasanya. Kuliah lagee… kuliah lagee….. Sayang kan kalo nggak dateng berminggu-minggu. Aku masih harus ngejar materi yang susah-susah ini. Aku harus kerja ekstra karena tentu saja jurusan si Hirana ini berbeda dengan jurusan yang kuambil semasa kuliah di duniaku dulu.

Aku sebenarnya benar-benar malas bertemu siapapun, terutama Ash dan teman-temannya yang mengetahui tentang kejadian penculikan lalu. Serius deh, Ini ngerepotin banget. Perasaan perannya Hirana di novel “I’m Yours” itu dikit, kenapa sekarang malah terlibat sama penculikan gini. Emang kayaknya situasi nggak berpihak padaku, saat aku tidak mau bertemu mereka tiba-tiba mereka muncul di hadapanku. Aku masih tidak tau harus bersikap gimana menghadapi beberapa kejadian yang terjadi padaku ini. Takut? Iya. Sedih? Iya. Malas? Iya. Hah entahlah pusing banget dipikirin sekarang.

Kelas pertama sudah selesai. Aku sebenarnya sudah lelah ingin pulang, tetapi sekitar dua jam lagi aku ada kelas berikutnya. Aku memutuskan untuk menunggu di kampus. Berhubung aku lapar, seperti biasa aku pergi menuju kantin. Dan disinilah aku kembali bertemu dengan mereka.

Awalnya aku makan dengan santai. Setelah pesananku jadi, aku duduk di salah satu meja disana dan makan dengan tenang sebelum akhirnya aku melihat Ash berjalan memasuki area kantin. Aku menunduk menyembunyikan wajahku, berharap semoga Ash tidak melihatku. Tak lama kemudian aku melihat Dira datang menghampiri Ash, kemudian mereka memesan dan memakan makanan mereka di sebuah meja sambil berbincang.

Ahh. Syukurlah kalau mereka tidak menyadari keberadaanku.

Aku melanjutkan makanku, ‘Plis jangan ada yang ganggu dong, aku ingin makan dengan tenang’ Aku berharap setidaknya aku bisa bersantai sedikit. Aku sudah terlalu pusing memikirkan berbagai hal. Dan seperti biasa, belum semenit aku berharap seperti itu, sudah muncul keributan di sekitarku. Tak lama aku mendengar suara orang berteriak-teriak.

“HEH TERE, DASAR JALANG. BISA-BISANYA LO AMBIL MATERI ITU DULUAN SEBAGAI TUGAS LO. KAN GUE UDAH BILANG ITU MATERI PUNYA GUE. GAK TAU DIUNTUNG UDAH NGEREBUT COWOK ORANG. SEKARANG NGEREBUT TUGAS ORANG. MAU DIPANDANG BAIK LO DI DEPAN PARA DOSEN” Seorang wanita dengan pakaian yang agak ‘mewah’ berteriak-teriak di kantin tersebut hingga membuat semua orang menoleh ke arahnya. Di depannya terlihat Tere yang sedang terduduk di kursi membelakangi diriku.

Hah? Itu Tere? Sejak kapan dia ada disini?’ batinku yang sedari tadi tidak menyadari adanya Tere di kantin tersebut. Memang sih dia kan duduk cukup jauh dari mejaku dan posisinya membelakangiku. Aku pun belum benar-benar familiar dengan Tere. Tentu saja aku bisa tidak menyadarinya.

“Apa sih, Kiran. Itu aku yang udah ajuin duluan ke dosen. Siapa yang udah dapet persetujuan duluan, boleh langsung pakai materinya” ucap Tere.

“Dih anjing. Kan gue udah bilang duluan di kelas kalo jangan ada yang ambil materi itu. Lo aja yang sengaja pengen dapet nilai bagus dan dipandang pinter di mata dosen. Gak sekalian tuh lo jual diri lo ke dosen biar nilai lu langsung A. Embat tuh dosen. Bisa-bisanya lo malah deketin Ashtara” ucap wanita yang dipanggil Kiran oleh Tere dan ia masih terus nyerocos panjang lebar.

Ohh jadi itu Kiran namanya. Kiran si antagonis di novel “I’m Yours” dong. Asiikk seru banget liat keributan

“Lah itu berarti salah kamu sendiri bukannya langsung minta persetujuan ke dosen, malah cuma ngomong di kelas. Siapa cepat dia dapat” ucap Tere lagi.

Keren juga si Tere. Pantes jadi pemeran utama’ Aku mengagumi sikap Tere yang tetap berani melawan Kiran si antagonis.

“ANJINGG LOO” teriak Kiran yang tiba-tiba menjambak rambut Tere dengan kencang. Wah bar-bar juga. Aku melihat Tere terkejut dengan perlakuan itu. Badannya sampai tertarik ke samping karena dijambak dengan keras oleh Kiran. Antek-antek Kiran yang tadinya diam saja tiba-tiba ikut beraksi.

“TUJUAN GUE BILANG ITU KARENA GUE LAGI ADA URUSAN, GAK BISA LANGSUNG KONFIRMASI KE DOSEN TOLOL. KATANYA LO PINTER. GITU AJA GAK NGERTI. IYALAH GAK NGERTI ORANG BISANYA CUMA CAPER KE COWO-COWO” Teriaknya lagi yang membuat telingaku pengang. Orang-orang yang ada di kantin tersebut sudah memusatkan perhatiannya ke arah mereka. Beberapa ingin mencoba melerai. Akan tetapi, mereka ragu-ragu. Salah-salah mereka akan jadi target Kiran selanjutnya.

Tere berusaha melepaskan jambakan Kiran dari rambutnya dengan memegang tangan Kiran. Akan tetapi tangan Tere langsung dipukul oleh salah satu antek-antek Kiran dan tidak sengaja menyenggol kuah panas dari makanan yang tadi sedang ingin dimakan Tere. Sehingga Tere terluka dan berteriak. Tidak peduli dengan hal itu, Kiran semakin menjambak Tere dengan kencang.

“Kalau Ashtara tau kelakuan lo kayak gini. Udah gitu genit ke cowo-cowo lain, emang dia masih mau sama lo, Hah?” Kiran terus saja menganggu Tere dan jambakannya semakin kuat. Tere pun meringis menahan sakit.

“Lepas, Kiran. Sakitt” ucap Tere sambil menahan air mata yang sudah berada di pelupuk mata. Namanya juga antagonis, mana mau dia ngelepasin gitu aja dan masih terus menarik rambut Tere dengan begitu kuatnya.

Sedangkan aku? Jika kalian bertanya aku ngapain. Aku masih sibuk makan sambil menikmati tontonan di hadapanku. Lumayanlah tontonan gratis. Ngedrama ala-ala gitu. Saat sedang asik makan sambil menonton kejadian seru itu, tiba-tiba aku terpikirkan sesuatu. Aku rasa aku pernah mengingat kejadian ini. Iya aku pernah membaca mengenai adegan bullying ini di novel “I’m Yours”, tetapi rasanya ada yang kurang. Apa ya? Oh iya seharusnya Hirana juga berada di sana, di keributan itu. Seingetku Kiran dan Hirana melakukan itu bersama-sama.

Yah, tapi sekarang kan udah beda. Aku bukan Hirana yang ada di novel itu. Aku nggak mau ikut-ikutan. Aku cukup menonton dari sini sambil menikmati makananku dengan nyaman.












~~~~~










To be continued.

My Handsome Ashtara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang