Author’s POV
Seperti yang sudah dikatakan oleh Hirana di akhir cerita part yang lalu, dimana pada akhirnya Hirana pikir semua sudah baik-baik saja, namun ternyata masih ada satu masalah yang sempat terlupakan sementara, masalah menyebalkan yang cukup menyakiti Hirana baik yang dulu maupun yang sekarang.
"Aldi udah nggak masuk kelas sampai sekarang, ini udah berapa bulan, waktu pas penilaian tugas dan presentasinya juga aku akhirnya sendiri" ucap Hirana pada Rena yang berada di sampingnya.
Rena yang mendengarnya menoleh.
"Ya emangnya kamu mau kalo tiba-tiba dia masuk kelas?"
Hirana menggeleng.
"Nggak" balasnya tegas, "tapi aku penasaran apa yang terjadi sama dia, kalo terjadi apa-apa, nanti aku yang kena kan?" ucap Hirana dengan suara kecil sambil memikirkan kejadian itu. Meskipun perilaku Aldi tak bisa dimaafkan, perasaan bersalah belum hilang sepenuhnya dari hatinya, mau bagaimana lagi, ini pertama kalinya ia melukai dan menusuk orang, orang lain pun juga akan shock.
"Tenang Hirana, semua pasti aman kok. Kamu kan cuma membela diri" balas Rena. Memang Aldi dikabarkan menghilang, tetapi alasan menghilang yang ramai diperbincangkan adalah ia kabur karena tidak mau membayar sewa rumah dan kuliahnya.
Tak lama Nata dan Tere datang menghampiri mereka.
"Btw gue denger kabar ada anak ilang yang namanya Aldi udah nggak masuk lebih dari beberapa bulan sampai sekarang nggak ketemu. Beritanya lagi lumayan rame sekarang" ucap Nata.
Rena dan Hirana terdiam.
Hirana dengan rasa bersalahnya dan Rena yang sengaja tutup mulut. Tidak mungkin kan, dia bilang bahwa Aldi sudah diurus sepenuhnya oleh Ash. Dia aja nggak bilang soal itu ke Hirana.
Benar, lebih baik tidak, daripada mereka shock nantinya.
Melihat kedua temannya yang terdiam, Tere sepertinya menyadarinya hingga ia mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya Hirana soal dokumen asli penelitian yang dipinjemin sama Bu Sada udah dibalikin?" tanya Tere.
Hirana menggeleng, "belum" jawabnya. "Dokumennya masih di rumah" lanjutnya dengan suara yang mengecil.
"Kenapa nggak diambil? Bu Sada kan dosen killer, lagipula dokumennya beneran dia perluin buat urusan pendataan Nasional apa gitu katanya. Kalo dia marah bisa repot urusannya. Matkul dia kan susah, jabatannya di sini juga tinggi" ujar Nata.
"Iya harusnya dikembaliin dari dulu, Hirana" timpal Tere.
'Ya mana aku tahu kalau Hirana asli pernah minjem begituan buat projek kelompoknya apalah itu. Sekarang dosen itu udah minta dokumennya buat dibalikin maksimal akhir minggu ini, yaitu besok. Kalo nggak, ya gitu, mati aku. Kenapa nggak dari dulu sih?' Hirana mengeluh kecil di dalam hatinya.
Permasalahannya adalah dokumen itu berada di rumah Hirana, bukan di rumah Ash. Ia hanya tidak mau kembali ke rumah itu. Dan satu permasalahan tambahannya lagi adalah Arfi, sang kakak dari Hirana juga sedang tidak berada di rumah. Bukan, bukan sedang pergi keluar sementara untuk kuliah atau apa, tapi pergi keluar kota untuk beberapa minggu karena urusan kompetisi lomba. Padahal Hirana sempat berpikir untuk meminta Arfi mencari dokumen itu dan membawakannya ke kampus. Kenapa semuanya kebetulan sekaliii??
#biasa neng, demi kebutuhan plot (人 •͈ᴗ•͈), oke skip lanjut
Hirana mengingat pembicaraannya dengan Arfi.
"Kak, aku beneran butuh dokumen itu. Bisa tolong cariin?" ucap Hirana dengan satu tangan memegang telepon, dan tangan yang satunya lagi mengetuk-ngetuk ke arah meja berharap-harap cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Ashtara [END]
Jugendliteratur[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pemeran utama dan lika-liku kehidupannya. Sayangnya, bukan menjadi pemeran utama, ia malah menjadi figu...