Esoknya, aku ada kelas di pagi hari. Aku pun sudah bersiap-siap dan ketika aku keluar dari kamar, aku dapat melihat Rena yang sudah berada dalam kondisi siap. Kemudian, Rena melihat ke arahku.
“Loh, Hirana. Kamu ada kelas pagi juga” tanyanya.
Aku hanya mengangguk sembari keluar membawa tasku.
“Hirana, ini makan dulu, cuma ada roti sih karena kalo pagi aku nggak sempet masak, biasanya ada mbak yang dateng buat masak, tapi dia lagi nggak bisa dateng buat beberapa waktu ini” ujarnya sambil mengambil sebuah roti dan mengoleskan selai di atasnya.
“Nggak usah gapapa, nanti aku bisa makan di kampus” tolakku.
“Ohh nggak suka ya? Maaf ya karena aku nyediainnya cuma bisa roti aja” Rena menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang terlihat sedih. Uhh aku jadi tidak enak.
“Bukan, bukan itu. Aku suka kok. Ini aku ambil ya rotinya” ucapku yang membuat mata Rena sedikit berbinar. Aku tersenyum kecil melihatnya.
“Berarti kalo mbak kamu lagi nggak ada, kamu setiap pagi cuma makan roti?” tanyaku.
Rena mengangguk mengiyakan, “iya, tapi kalo aku lagi ada kelas yang agak siang, aku biasanya masak sendiri kok, atau kalau kak Ash kebetulan lagi ada di rumah, biasanya kak Ash yang masakin. Btw masakan kak Ash enak lohh. Ya cuma dia jarang bisa masak soalnya sibuk mulu. Biasanya dia berangkat pagi-pagi banget, sebelum ngampus kalo ada waktu pasti ke perusahaan dulu. Nih kayak sekarang, dia udah berangkat. Nanti kamu berangkat bareng aku aja ya. Ada supir kok” ujarnya.
Aku tersenyum menanggapinya, “oke, makasih ya. Oh iya kalo gitu, besok-besok aku aja yang masakin nggak apa-apa” ucapku.
“Serius?”
“Iya”
“Hehehe, oke kalo gitu. Jadi nggak sabar pengen nyobain masakannya”
Aku mengulum senyumku. Bisa-bisanya Rena terlihat sangat senang hanya dengan seperti itu. Lucu sekali. Setelah aku memakan rotiku. Aku pun pergi ke kampus bersama dengan Rena.
****
Entah kenapa, aku merasa aku semakin sering bertemu Rena dan teman-temannya. Selesai kelas pertama, entah bagaimana ia lagi-lagi menemukanku, padahal karena kelasku berada di gedung yang berbeda dari biasa dan aku malas jalan terlalu jauh, aku makan ke kantin yang berbeda dari tempat aku makan biasanya dan entah kenapa saat itu, tiba-tiba Rena menghampiriku bersama dengan Tere dan Nata yang kemudian makan bersama denganku.
“Hirana, nanti kamu langsung ke tempat kak Ash atau pulang dulu?” tanya Rena padaku.
“Langsung”
“Loh, Hirana jadi ke perusahaan kak Ash?” tanya Tere.
“Iya, dia tinggal di tempatku sekarang” ucap Rena menggebu-gebu.
“Hah? Serius? Terus gimana-gimana?” Sekarang Tere yang bertanya dengan menggebu-gebu yang terlihat bersemangat.
Aku yang melihatnya hanya mengerutkan keningku.
“Kenapa sih tiba-tiba kalian heboh banget soal dia” ucap Nata yang tiba-tiba ikut menyahut.
“Sstt, apa sih Nat, nggak boleh gitu” ucap Tere.
“Kalian tuh pada nggak sadar apa gimana? Inget nggak perlakuan apa aja yang pernah dia lakuin ke kalian” ucap Nata. Mereka sempat terdiam sebentar. Sedangkan, aku hanya mendengarkannya saja.
“Natt, jangan gitu. Dia juga udah janji kan? Apa salahnya kalo kita coba percaya sama dia?” ucap Tere, “Toh waktu itu dia juga yang ngatasin semuanya tanpa bawa-bawa Rena pas kejadian mengerikan itu” lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Ashtara [END]
أدب المراهقين[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pemeran utama dan lika-liku kehidupannya. Sayangnya, bukan menjadi pemeran utama, ia malah menjadi figu...