Author’s POV
Namun, sepertinya itu bukan pilihan tepat bagi Hirana untuk pergi melanjutkan mengerjakan tugasnya ke tempat Aldi hari itu. Karena memang pada awalnya semua baik-baik saja, sampai akhirnya Aldi melakukan sesuatu-sesuatu yang aneh.
Memang sih sebelumnya ia berkata kalau ia bekerja sampai malam sekali, tetapi sejak sore tadi ia sudah berada di rumah dan mengajak untuk mengerjakan tugasnya di rumah saja.
Semuanya baik-baik saja awal mulanya sampai akhirnya Aldi menunjukkan perilaku yang aneh. Pintu rumah itu dikunci.
Apa? Masa Hirana dikurung lagi, sekarang oleh orang yang berbeda.
"Di, ini udah selesai, besok tinggal kita bawa. Harusnya kita bisa dapet nilai bagus sih" ucap Hirana.
Hari sudah semakin larut dan Hirana pun hendak izin pulang. Namun, seperti yang tadi dikatakan, Aldi telah mengunci pintunya.
"Aldi, aku balik dulu ya" ucap Hirana, tetapi tidak ditanggapi.
"Loh, pintunya dikunci. Aldi, ini bukanya gimana?" tanya Hirana yang kebingungan. Kemudian ia menoleh ke arah belakang untuk mencari keberadaan Aldi.
Namun, sosok yang dilihat bukanlah Aldi yang seperti biasanya. Matanya menajam dan memegang sebuah pisau dapur di tangannya.
Hirana terkejut. Memangnya ini adegan film horror thriller?
"Aldi?"
"Lo nggak bakal bisa pulang" ujar Aldi kepada Hirana.
"Ini apa maksudnya?" Hirana tampak takut dan kebingungan.
"Gue udah ngincer lo, pas banget lo sekelompok sama gue. Lo sama Kiran dan temen-temen lo yang lain itu kan yang udah ngebully temen gue, sampe dia stress" ucapnya.
Apa lagi ini? Sebenarnya ini genrenya apa? Kenapa isinya orang-orang kayak gini semua sepanjang cerita. Padahal setahu Hirana di novel aslinya, kehidupan Ash dan Tere kelihatannya lebih adem ayem dan menyenangkan. Kenapa gilirannya, ia harus terus menerus berurusan dengan orang seperti ini? Eh tapi ia baru ingat bahwa memang banyak kejadian-kejadian kayak gini di novel, tapi itu kan jadi ajang-ajang romantisan dan cerita soal setia kawannya Tere. Sedangkan Hirana?
Halah. Hirana semakin pusing, kan dia udah nggak mau urusan sama novel itu lagi. Sekarang ini hidup dia, mana peduli ceritanya kayak gimana, toh udah melenceng kemana-mana.
"Aku nggak kenal" ucap Hirana berusaha setenang mungkin, mengingat pelatihan-pelatihan yang diberikan Ash.
"Nggak mungkin. Lo kan temennya Kiran. Setelah temen gue itu nyatain cintanya. Dia malah dibully abis-abisan sama Kiran dan temen-temennya"
"Aku bukan temen Kiran" balas Hirana.
'Kiran lagi. Kiran lagi. Padahal dia juga udah kena hukuman, kenapa sisa-sisa perbuatan dia masih nyisain hal-hal kayak gini'
"Kamu pasti tahu kan aku nggak masuk kelas beberapa waktu lalu. Itu juga merupakan perbuatan Kiran. Nggak mungkin ada teman yang melakukan hal kayak gitu ke temennya sendiri. Jadi aku juga bukan temannya"
"Alasan pembohong" ucapnya, "siapa yang percaya sama omongan kayak gitu" balas Aldi.
Rasanya Hirana ingin meremukkan dunia, bisa tidak sih dia dikasih istirahat sebentar, kenapa dia selalu saja berada di situasi kayak gini.
Dalam hitungan sepersekian detik setelah mengatakan itu Aldi sudah mendekat dan membuat Hirana terlonjak kaget.
"Mati lo. Mati" ucapnya mengarahkan pisaunya pada Hirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Ashtara [END]
Fiksi Remaja[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pemeran utama dan lika-liku kehidupannya. Sayangnya, bukan menjadi pemeran utama, ia malah menjadi figu...