Rena dan Dira - Special Part 2

5.3K 266 7
                                    

"Hari ini jadi nyari baju Ren?" tanya Dira menghampiri Rena yang sedang memakan camilannya.

"Jadiii. Kak Dira yang anter kan?" tanya Rena.

Laki-laki itu mengangguk sebentar, "Iya, tapi Ren temen gue boleh ikut nggak?"

Mendengar itu, Rena memandang Dira meminta penjelasan lebih lanjut.

"Siapa?"

"Temen gue. Dia mau ada yang dibeli juga. Dia tahu gue mau ke sana, jadi minta ikut bareng" ucapnya.

"Temennya cewek?" tanya Rena.

"Iya"

Rena tampak menimbang-nimbang keputusan apa yang harus ia buat. Sejujurnya ia kesal. Rena kan mau memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi berdua saja bersama Dira. Kenapa harus ada yang lain?

Namun, melihat laki-laki yang sepertinya menunggu jawabannya itu, Rena akhirnya mengangguk mengiyakan. Lagipula kalau misal Rena mengatakan bahwa teman Dira itu tidak boleh ikut, memangnya ia mau memberi alasan apa?

"Yaudah" jawab Rena singkat dengan suara yang cukup kecil. Namun, sepertinya Dira tidak sadar akan hal itu.

"Okee, nanti dari sini ke rumah dia dulu ya, jemput orangnya" ucap Dira.

Rena pun hanya iya iya saja pada akhirnya. Sejujurnya ia merasa suasana hatinya memburuk. Lagian kenapa Dira tidak bisa mengerti sih. Padahal janjiannya sama Rena kenapa dia harus membawa orang lain (yah meskipun izin).

***

Ini pertama kalinya Rena bertemu dengan teman Dira. Dira menjemputnya tepat di depan rumahnya. Sementara Rena dia diam saja melihat wanita itu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi tengah.

Saat masuk, wanita itu langsung menyapa Dira. Ia kemudian langsung bercerita banyak sampai akhirnya setelah beberapa saat kemudian ia melirik ke arah seorang Rena yang duduk di samping kursi kemudi.

"Eh halo, aku Tania. Salam kenal. Dira udah cerita katanya kamu ikut" ucapnya yang membuat Rena sedikit mendelik.

'Ikut? Apanya yang ikut. Justru kamu itu yang ikut-ikutan. Yang punya rencana duluan jelas-jelas aku. Udah mana pas awal masuk mobil bukannya langsung disapa' Jujur saja, Rena merasa tidak suka. Apa jangan-jangan memang Dira yang salah memberi tahunya.

Namun, Rena memilih menggunakan senyum bisnisnya untuk melihat seperti apa teman yang dimaksud oleh Dira ini.

"Rena" ucap Rena memperkenalkan diri "iya nih, aku udah ada rencana dari jauh-jauh hari buat pergi ke sana bareng Kak Dira. Terus hari ini Kak Dira bilang ada temennya yang mau ikut sekalian. Mau beli apa emangnya?" tanya Rena yang sebenarnya tersirat sebuah sindiran di sana.

"Mau cari baju buat acara pentas kampus" jawabnya.

"Loh bukannya acaranya masih lama banget?" tanya Rena menekankan kata lama. Rena memiliki perasaan tidak enak terhadap wanita ini semenjak masuk ke mobil. Rasanya gelagatnya aneh. Ia merasa keramah tamahan yang dibuat dengan senyum-senyum yang dipalsukan. Apalagi tatapan matanya yang benar-benar terlihat tidak seirama dengan senyumnya itu. Menurut Rena, gelagatnya mirip seperti musuh-musuh ayahnya yang menyamar untuk menyembunyikan niat asli dan kekesalannya. Ia tahu orang-orang seperti ini, orang-orang tidak tahu diri yang manipulatif. Beberapa kali ia dan Ash harus menghadapi orang-orang tidak jelas seperti ini.

"Ya pengen cari lebih cepet aja.  Kebetulan kemarin aku tanya Dira dia ada acara pas weekend atau nggak. Katanya ada. Mau nganterin kamu
belanja. Jadi aku pikir sekalian aja sih"

Rena yang mendengar itu rasanya ingin memaki. Acaranya juga masih lama. Kenapa dia nggak minta tolong sama orang lain aja. Kenapa pula dia harus minta sama Dira yang udah ada rencana. Kalaupun mau sama Dira, ya harusnya dia cari waktu lain. Ya kali ada orang mau ikut-ikutan bareng sama orang yang udah punya rencana. Apalagi Tania tidak kenal dekat dengan Rena. Menurut Rena itu tidak sopan.

My Handsome Ashtara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang