“Hiranaa” sebuah teriakan dari suara seorang perempuan terdengar di telingaku. Aku yang sedang terduduk di taman sembari menunggu kelas selanjutnya tentu saja menolehkan kepalaku ke asal suara.
Aku melihat seorang perempuan cantik memakai baju kuning dengan rok panjang bercorak bunga sedang melambai ke arahku. Wanita itu adalah Rena. Ia tersenyum lebar sambil berlari kecil. Di sampingnya terdapat laki-laki yang menemaninya dan dapat aku lihat dengan jelas bahwa itu adalah Dira Arsalan, salah satu teman dekat Ashtara.
“Hati-hati Ren” ucap Dira pada Rena yang berlari kecil menghampiriku. Untuk kalian yang penasaran kenapa aku duduk sendirian di taman, itu karena aku capek. Kemarin, aku bermalam di rumah sakit ditemani Arfi. Setelah diobati, sebenarnya kami boleh langsung pulang malam itu juga. Namun, Arfi meminta rumah sakit agar aku bisa bermalam satu hari di sana dan entah kenapa diperbolehkan. Jelas saja, Arfi meminta kamar VIP sehingga aku bisa mendapatkan kamar. Ia juga beralasan untuk berjaga-jaga siapa tahu, aku nanti demam atau tiba-tiba bertambah parah kondisinya.
Sebenarnya aku cukup penasaran kenapa Arfi bisa menaruhku di ruang VIP. Yah bukannya harganya cukup mahal. Ayah Hirana juga tidak mungkin mau membayar biaya rumah sakitku untuk hal ini. Aku saja tidak diperbolehkan untuk dibawa ke rumah sakit olehnya.
Akan tetapi, melihat kondisi Arfi kemarin, sepertinya ia punya tabungan dan sengaja menyimpan uang untuk hal-hal seperti ini. Malam itu setelah aku diobati -begitu pula dengan Arfi, ia juga mendapat perawatan untuk luka-luka di pipinya- Arfi kembali ke rumah meninggalkanku sendirian di rumah sakit. Ia berkata besok pagi ia akan menjemputku lagi. Dia kembali untuk sementara untuk setidaknya mengecek keadaan ayah dari Hirana.
Besok paginya aku mendapat kabar dari Arfi bahwa ayah sudah pergi. Sepertinya ia pergi bekerja. Namun, Arfi mengatakan bahwa barang-barang ayah masih banyak yang tertinggal kemungkinan, ia akan kembali lagi sore ini.
Arfi pun menjemputku dari rumah sakit dan kembali ke rumah agar aku dapat bersiap-siap sebelum pergi ke kampus. Tidak lupa aku sekalian membereskan dan memasukkan barang-barang yang akan aku bawa untuk tinggal di rumah Ash ke dalam sebuah tas besar.
Sebelumnya, aku memoles wajahku dengan beberapa make up untuk menutupi beberapa luka memar yang sekiranya terlihat. Untung saja kemarin langsung ditangani dan memar-memar di bagian wajah tidak begitu parah dan tidak begitu terlihat pagi ini karena tindakanku menutupi wajahku kemarin sepertinya sedikit berhasil, setidaknya tindakan itu berguna. Yah meskipun luka-luka di bagian tubuh lainnya parah dan mungkin akan membutuhkan waktu untuk benar-benar sembuh.
Setelahnya Arfi mengantarku ke ke kampus. Ini pertama kalinya Arfi mengantarku ke kampus semenjak aku masuk ke tubuh Hirana. Entah kenapa, Arfi terlihat tidak seburuk itu. Apa dulu itu terjadi karena Hirana terlebih dahulu yang pada awalnya menjauhkan diri dari Arfi dan terus menerus melakukan hal-hal yang tidak masuk akal sehingga hubungan mereka menjadi renggang? Jika aku pikir-pikir lagi, bahkan meskipun Hirana yang dahulu jahat dan tidak dekat dengan Arfi, setidaknya Arfi masih berusaha agar ayah dari Hirana mau membiayai sang adik.
Apakah Arfi sebenarnya benci atau tidak pada Hirana? Ataukah itu hanya terjadi karena Hirana yang pada awalnya berperilaku semena-mena sehingga Arfi malas berhubungan dengan Hirana? Hah, entahlah, biarlah semua berjalan begitu saja.
Oh iya jika kalian bertanya dimana aku menaruh tas besar berisi pakaian dan barang-barang keperluanku untuk menginap di rumah Ashtara, aku menitipkannya di ruang kesehatan. Aku menitipkannya pada Bu Nina, aku hanya menjelaskan secara umum dan singkat. Ia pun tidak bertanya lebih lanjut dan hanya tersenyum. Beruntung sekali.
Hari ini, setelah kelas pertama selesai, aku ada waktu kosong yang lumayan lama sebelum kelas selanjutnya. Biasanya di keadaan seperti ini, aku pasti pergi ke kantin untuk makan sesuatu. Akan tetapi, hari ini rasanya tubuhku benar-benar lelah dan beberapa bagian tubuhku juga masih terasa sakit dan ngilu. Memang sih mana mungkin bisa sembuh dalam sehari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Ashtara [END]
Ficção Adolescente[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pemeran utama dan lika-liku kehidupannya. Sayangnya, bukan menjadi pemeran utama, ia malah menjadi figu...