Perhatian
Ini bukan tentang Ash dan Hirana ya, tapi tentang Rena dan Dira. Di part ini juga mungkin cuma potongan-potongan cerita tentang Rena dan Dira waktu mereka masih sekolah dulu.
Selamat Membaca
~~~~
Sore itu, Rena dengan hati gembira menunggu kepulangan sang kakak. Ia mendapat kabar bahwa sang kakak itu akan membawa pulang temannya ke rumah. Namanya Dira. Ini pertama kalinya ada orang lain yang mengunjungi rumah mereka. Apalagi sang kakak, Ash, membawa teman perempuannya.
Rena hanya menduga-duga saja. Jangan-jangan itu gebetan sang kakak. Ia pun senyum-senyum sendiri membayangkan wanita cantik seperti apa yang akan dibawa kakaknya nanti.
Jujur saja sedari SD hingga SMP, Rena tidak memiliki begitu banyak teman. Karena memang dia dulu sering sekali sakit-sakitan. Ia juga sering sekali tidak masuk kelas ataupun mengikuti pelajaran sekolah karena alasan tersebut.Teman-teman sekolahnya bahkan sudah memakluminya sehingga jika ada tugas kelompok ataupun hal yang membuat Rena menjadi sedikit lebih sulit atau harus bepergian kesana kemari, mereka pasti akan mencari cara untuk memudahkan Rena. Mulai dari memberikan Rena tugas kelompok yang ringan sehingga Rena tidak perlu pergi ke rumah teman-temannya dan mengerjakannya bersama. Jadilah Rena hanya mendapatkan tugas yang mudah agar bisa mengerjakannya di rumah sendiri.
Teman-temannya memang baik, tetapi Rena malah merasa kesepian. Seperti biasanya masa-masa sekolah menengah adalah masa-masa anak remaja mencari jati diri, tetapi Rena malah merasa teman-temannya itu menjaga jarak agar Rena tidak terluka. Apalagi Rena sering tidak masuk kelas, jadilah ia merasa semakin kesepian.
Rena berharap perempuan yang dibawa kakaknya nanti bisa menjadi temannya juga. Kalau mereka pacaran kan pasti orang itu akan sering main ke rumah untuk melihat Ash sehingga Rena berpikiran akan bagus jadinya kalau ternyata Kak Ash berhasil membawa temannya itu ke rumah mereka.
"Bun, temen kak Ash jadi kesini?" tanya Rena yang sudah mengganti seragam sekolahnya menjadi baju yang biasa ia pakai di rumah.
"Jadi" jawab bunda dari Rena itu sambil memainkan sebuah game teka-teki match-three yang mencocokkan tiga atau lebih permen di telepon pintarnya. Wanita berambut panjang dengan gaya rambut bergelombang itu melirik anaknya yang juga sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa ia baca.
"Kenapa lihatin bunda sampai segitunya?" tanya sang bunda pada Rena.
"Bunda main game mulu sih. Bunda nggak penasaran temen yang dibawa kak Haydan nanti kayak apa? Jangan-jangan itu pacarnya?"
Sang bunda menyilangkan kakinya. Dengan pakaiannya yang tampak modis meskipun dirumah, ia meletakkan ponsel pintarnya itu untuk melihat ke arah anak perempuan satu-satunya itu.
"Kamu kepo banget. Lagipula mana bisa mereka pacaran, Renaa"
"Kenapa nggak bisa?"
Belum sempat bunda menjawab pertanyaan Rena, Ash ternyata sudah sampai di rumah. Benar saja, dia membawa seorang teman bersamanya. Bunda langsung menyambut dan menyapa mereka. Namun, di sisi lain Rena malah nampak terkejut.
"Ash, titipan bunda udah kamu beliin?" tanya sang Bunda pada Ash yang baru saja pulang dari sekolahnya itu. Rambut panjangnya yang tergerai nampak sedikit berkilauan ketika berbicara dengan anak pertamanya itu. Sementara, Ash, anak pertamanya, terlihat masih mengenakan seragam sekolahnya yang nampak berantakan.
Ash mengangguk kecil, kemudian menyerahkan barang yang ia pegang pada wanita berpakaian modis namun santai itu.
"Dira, tunggu disini sebentar ya sama Ash. Tante siapin makanan dulu, bahan makanannya disini soalnya," Bunda menunjukkan barang di tangannya yang baru saja ia dapatkan dari Ash itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Ashtara [END]
أدب المراهقين[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pemeran utama dan lika-liku kehidupannya. Sayangnya, bukan menjadi pemeran utama, ia malah menjadi figu...