Orang-orang sudah mulai berkumpul di area konser. Mereka mulai mendekat ke arah panggung dan keadaan sekitar semakin ramai. Semakin lama, orang yang datang semakin banyak dan berdesak-desakan. Saat ini lah banyak orang yang saling bersenggol-senggolan sampai akhirnya aku melihat ada sebuah benda berkilau berwarna silver yang terjatuh di tanah diantara kumpulan orang-orang. Itu ternyata sebuah kalung. Aku rasa ada orang yang kehilangan benda tersebut karena tidak sengaja terjatuh akibat berdesak-desakan.
Karena sepertinya tidak ada yang menyadarinya dan tidak ada yang berniat mengambilnya, maka aku lah yang mengambil kalung tersebut. Setelah aku mengambilnya, aku memperhatikan kalung itu dengan saksama. Terdapat bandul berhuruf T di kalung tersebut dan di bagian belakangnya tertulis sebuah huruf kecil yang berinisial T.N.
Melihat hal tersebut, aku langsung teringat. Kejadian ini, sepertinya pernah diceritakan di dalam novel. Inisial T.N. yang dimaksud adalah Tere Nandita. Aku ingat sekali, di adegan ini harusnya Ashtara lah yang menemukan kalung yang jatuh ini. Kenapa malah aku yang menemukannya.
Dalam novel, Ash yang sedang beristirahat sebentar dari tugasnya, memutuskan untuk berjalan-jalan sekalian mengawasi dan turun langsung untuk melihat-lihat keadaan festival. Dia berkeliling untuk menikmati festival sambil memastikan bahwa semuanya aman-aman saja. Karena Ash juga sudah menyerahkan sementara mengenai urusan festival kepada orang yang bertanggung jawab lainnya, maka Ash mau mencoba untuk menonton konser sebentar. Ia hanya akan menonton satu lagu dari sudut pandang penonton, sebelum nanti dia akan kembali bergantian menghandle dan membantu panitia lainnya di backstage serta di pengurusan dengan pihak-pihak kampus karena acaranya akan berlangsung lama hingga malam.
Ashtara pun pergi ke arah tempat konser yang mulai dibanjiri penonton. Saat itulah dia melihat sebuah benda berkilau yang tergeletak di antara kaki-kaki manusia. Nah disinilah kita tahu bahwa itu ternyata kalung milik Tere. Dideskripsikan bahwa kalung cantik itu berwarna silver dengan huruf T dan dan terdapat inisial kecil bertuliskan T.N. dibelakang bandul itu.
Ash pun menyimpannya sampai pada keesokan harinya, ia bertemu Tere yang sedang mencari-cari sesuatu di lingkungan kampus yang besar itu dengan dibantu oleh Nata dan adiknya sendiri, Rena. Dijelaskan bahwa Tere benar-benar terlihat sedih karena kalungnya hilang. Itu adalah kalung peninggalan kakeknya dan ia benar-benar menyayangi kalung tersebut. Kakek Tere memberikan kalung itu ketika Tere masih kecil dan ia punya banyak kenangan dengan kalung itu.
Ash yang melihat mereka kebingungan seperti mencari-cari sesuatu akhirnya bertanya dan dijawab oleh Rena kalau mereka sedang mencari sebuah kalung. Ash seperti tersadar, kemudian ia bertanya lebih lanjut mengenai kalung siapa yang hilang.
“Kalungku” jawab Tere.
Ash mengangguk kemudian ia bertanya apa nama panjang Tere.
“Tere Nandita” jawabnya.
Ash mengangguk. Ia ingat bahwa kalung yang dia ambil memiliki sebuah inisial yang sama dengan nama panjang Tere.
“T.N? Ini?” Ash menunjukkan sebuah foto kalung dan ternyata benar itu adalah kalung milik Tere. Setelah dikonfirmasi, Ash meminta mereka untuk menghampiri dia setelah jam 4 sore karena Ash tidak membawa kalungnya saat itu.
Saat Ash menemukan kalung itu, ia menyimpannya di ruang organisasi dan diceritakan bahwa Ash masih ada kelas dan akan lanjut rapat hingga sore nanti. Jadi, Tere diminta untuk menemuinya di sana. Begitulah ceritanya, kemudian terus berlanjut hingga diantar pulang dan timbul kedekatan-kedekatan lainnya.
Nah pokoknya begitulah cerita singkatnya yang aku ingat, tapi kenapa sekarang malah aku yang menemukan kalungnya. Kalau aku menemukan kalungnya disini berarti posisi Ash sekarang juga tidak jauh-jauh dari sini dong. Apa ini kalungnya ku buang lagi aja ya ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Ashtara [END]
Teen Fiction[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pemeran utama dan lika-liku kehidupannya. Sayangnya, bukan menjadi pemeran utama, ia malah menjadi figu...