Setelah mendengar hal tersebut, tidak terlihat perubahan raut wajah pada Ashtara. Tadinya dia hanya diam sebelum akhirnya membuka suaranya lagi. Kemudian, ia menatap mataku dan tersenyum tipis. Disini aku kembali merinding. Tentu saja, senyum yang ia tunjukkan padaku bukanlah senyum-senyum manis bak cahaya matahari yang biasa dijelaskan dalam novel yang aku baca, melainkan senyum yang tampak menunjukkan seperti sebuah seringaian. Wah wah nggak bisa nih. Kayaknya deskripsi di novel "I'm Yours" itu bohong nggak sih. Deskripsi mengenai wajah dan fisiknya memang sama. Sama-sama luar biasa. Akan tetapi, entah kenapa sepertinya ada kesalahan pada deskripsi sifat dan karakternya.
.
.
."Sudah tau" ucap Ash kepadaku sambil melirik ke arah asal suara tersebut.
"Apanya?" tanyaku.
"Orang-orang itu" jawabnya.
Aku terbengong mendengarnya. Lah, kalau udah tau mah tadi ngapain aku capek-capek bimbang mau nolongin atau nggak.
"Tenang saja mengenai yang waktu itu semuanya telah dibereskan" ucapnya lagi sambil melihat ke arahku. Entah apa maksudnya. Mungkin ia pikir aku yang takut melihat orang-orang tersebut.
"Terus itu mau gimana?" tanyaku.
"Entahlah" dia malah mengedikkan bahunya santai.
HAHH, nggak jelas ini orang.
Aku menaikan sebelas alisku menatap Ash dengan ketidakjelasannya.
"Ini berbeda dengan penculikanmu yang lalu" ucapnya lagi.
"Maksudmu beda orang? Sebenernya musuhnya berapa banyak sih sampe dikejar-kejar gitu" tanyaku penasaran.
Ia tidak menjawab. Wajahnya berubah datar saat kemudian melihat orang-orang tersebut yang mulai keluar dari persembunyiannya. Tak lama, Ash menarikku cepat untuk pergi ke tempat lain, sambil menghindari keberadaan orang-orang tadi. Ia menarikku cukup jauh dari tempat tersebut melewati jalur belakang yang ada di belakang kampus untuk pergi keluar, tempat yang jarang dilewati orang.
"Kenapa kesini? Nggak dilawan?" Aku bertanya pada Ash. Setauku harusnya dia masih bisa ngelawan sih. Paling hanya luka-luka sedikit seperti yang dijelaskan di novel.
"Kau mau diculik lagi?" tanyanya.
"Hah? Maksudnya? Katanya tadi mereka udah beda orang sama orang-orang yang kemarin menculikku"
"Kalau mereka melihatmu, otomatis kau akan jadi target selanjutnya" Ashtara menghela nafas pelan.
"Kenapa gitu? Yang dicari kan Ashtara bukan Hirana" Aku merasa bingung dengan perkataan Ashtara.
"Sekalipun aku melawannya, meskipun berhasil, mereka pasti tidak akan berhenti karena aku belum mengetahui siapa akar dari mereka. Jadi mereka pasti kembali. Dan jika mereka melihatmu yang ada bersamaku," ia menjeda kalimatnya sebentar "sudah dipastikan kau jadi yang selanjutnya" lanjutnya.
"Kecuali aku membunuh mereka semua sampai-sampai mereka tidak bisa memberitahukan kejadian ini kepada atasan mereka. Kau ini bodoh ya." jawab Ash, jawaban yang membuatku ternganga. Bisa-bisanya ia mengataiku bodoh. Tapi setelah kupikir-pikir, benar juga perkataan Ash. Tidak mungkin ia melawan orang-orang itu dan membunuhnya saat masih di area kampus, kecuali kejadian ini berada di luar kampus, mungkin saja itu terjadi.
Oh iya, aku juga sempat terkejut karena ini pertama kalinya, Ash berbicara cukup panjang kepadaku. Aku memang pernah melihatnya bicara cukup banyak, tetapi itu hanya saat acara-acara formal, seperti di acara kampus, peresmian ini itu, berdiskusi, pokoknya berhubungan dengan hal-hal penting dan hanya bisa kulihat dari jauh. Semenjak aku datang ke dunia yang ini, ini pertama kalinya Ash berbicara cukup panjang denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Ashtara [END]
Teen Fiction[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pemeran utama dan lika-liku kehidupannya. Sayangnya, bukan menjadi pemeran utama, ia malah menjadi figu...