BAB 8

5.5K 178 7
                                    

Happy Reading🤗

🌹🌹🌹


Kepulangan Erika, Ismalia, dan Nenek Rita ke rumah karena kelelahan sehabis acara pesta membuat mereka tertidur di mobil kecuali Ismalia. Ia masih terjaga pandangan tertuju ke jalan dibalik kaca mobil entah apa yang difikirkannya.

Sesampai dirumah mobil masuk ke halaman rumah. Erika dan sang nenek merasa mobil berhenti langsung terbangun. Sang sopir turun membukakan kedua pintu penumpang. Keluar mereka langsung berjalan menuju ke dalam rumah.

Bel berbunyi sang pembantu langsung membukakan pintu terlihat sang majikan sudah pulang. Dengan langkah gontai menaiki tangga menuju ke kamar masing-masing. Sedangkan Ismalia tidur di kamar Erika.

Ismalia kedua kalinya ia memasuki rumah kediaman Erika. Waktu ketika ada kegiatan tugas kelompok bersama ia dan temannya lain. Tapi sekarang untuk pertama kalinya ia menginap di rumah Erika.

Dalam perjalanan tadi sebelum Erika terlelap, Erika sudah menghubungi orangtua Ismalia untuk meminta izin menginap di rumahnya. Alhamdulillah orangtua memberikan izin ke Ismalia.

Di dalam kamar Erika langsung menjatuhkan diri ke ranjang empuk. Pandangan Ismalia menelusuri seisi ruangan yang tampak lebih besar dari kamarnya bahkan bisa untuk bermain bola badminton.

"Ah... capek banget." berbaring telentang di ranjang.

"Oh ya kalau lo mau mandi duluan aja. Gue masih mau rebahan bentar. Ntar baju lo gue siapin."

Ismalia hanya menganggukkan kepala langsung masuk ke kamar mandi. Tanpa di sadari Erika lupa memberikan handuk sekalian baju tidur ke Ismalia. Erika bangun dari ranjang menuju lemari mengambil handuk dan baju tidur lalu menyerahkannya ke Ismalia.

Mengetuk pintu kamar mandi.

Tok tok tok

"Is, handuk dan baju lo ni."

Krekk

Suara pintu kamar mandi terbuka Ismalia hanya menyembulkan kepala dibalik pintu lalu mengambil handuk dan baju tidur dari tangan sang sahabat.

"Ohh... iya. Makasih Erika." dengan senyum pepsodents.

Erika lalu kembali menuju ranjang, merebahkan tubuh sambil menunggu Ismalia selesai mandi. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka keluar tercium harum sabun menandakan Ismalia sudah selesai ritual mandinya.

Barulah Erika bangun dari ranjang mengambil handuk dan bajunya lalu langsung menuju ke kamar mandi. Ismalia yang memakai baju piama kartun doraemon menggosok rambutnya yang basah menuju meja hias lalu menyisir rambutnya.

Setelah selesai Ismalia mengambil ponsel yang terletak di atas nakas lalu berjalan menuju ke ranjang duduk bersandar ditepian ranjang sambil membuka aplikasi hijau.

Krekk

Terdengar kembali pintu kamar mandi. Muncul Erika yang juga menggunakan baju piama kartun doraemon favoritnya habis mandi dengan handuk menggulung di kepala.  Dilihatnya Ismalia sedang duduk bersandar di tepi ranjang.

Erika menuju ke meja hias membuka gulungan di kepala lalu menggosoknya. Tak lupa juga memakai skincare. Lalu mendekati ranjang duduk bersandar di tepi ranjang dekat Ismalia. Diliriknya sebentar layar ponsel Ismalia karena raut muka yang tampak serious.

Berdehem "Ekhem... serius amat. Lagi ngapain sih." menoleh sebentar.

"Gak ngapa-ngapain. Cuma liat pesan grup di wa aja."

Ber 'oh' ria saja.

"Rik.. Bokap ama kakek kamu kemana kok ngak pulang bareng kita tadi."

Sedari tadi yang ditanyakan ke Erika. Memang tampak dari pesta tadi tidak kelihatan sang kakek dan sang ayah Mandala disana hingga pulang kerumah. Karena Erika belum mengenalkan sang sahabat ke sang kakek dan sang ayah Mandala.

"Ayah dan kakek masih di acara pesta belum pulang. Soalnya masih melayani tamu rekan bisnisnya." sambil membuka buku novel.

Ismalia mengangguk paham kemudian teringat kejadian tadi di pesta.

"Rik... tadi kan di pesta. Aku tuh gak sengaja menyenggol om-om ketika mau ambil makanan. Mukanya serem banget tau pas ngelirik aku sinis kayak mau makan orang aja. Aku jadi takut, aku menunduk dan minta maaf deh. Tau tau itu om-om langsung pergi aja. Pas ku liat orangnya gak ada. Kok ada ya orang kayak gitu? anti dengan senyum."

Sambung Ismalia lagi.

"Kamu sih. Aku hubungin gak diangkat-angkat. Aku kan jadi bingung loh mau kemana." wajah cemberut.

Erika hanya terkekeh.

"Ya maaf, Is. Sebelumnya gue ada hubungin lo tapi gak diangkat mungkin lagi di jalan trus masuk aja tu ke dalam. Kebetulan nenek ngenalin gue ke teman-temannya dan ponsel gue silent. Karna gue gak liat lo belum datang juga. Gue hendak mau hubungin lo, gue liat panggilan tak terjawab dari lo jadi langsung telpon lo deh. Sekali lagi gue minta maaf ya." memohon dengan muka imutnya.

Menghela nafas "Iya gak papa. Yang penting udah ketemukan aku nya bukan."

Erika terkekeh "hehe... iya. Makasih sahabatku."

"Hm...." sahut Ismalia singkat.

"Ngomong-ngomong om itu tadi tampan gak." Tanya Erika menggoda Ismalia.

"Tampan sih tapi sayang datar banget gak ada ekspresi apapun kaku." ujar Ismalia.

Erika ketawa "Hahaha... gak papa yang penting tampan." terus menggoda Ismalia.

"Hm... udah deh ku ngantuk." ujar Ismalia sambil merebahkan badan menarik selimut lalu memejamkan mata.

Erika terkekeh "Hehehe... iya iya. Good sleep."

Ikut merebahkan badan mulai menyusul Ismalia ke dalam mimpi. Karena jam sudah menunjukkan pukul 1 malam.

🌹🌹🌹


Pada pukul 03.15 dini hari, Ismalia terbangun dari tidurnya merasakan sedikit haus ditenggorokan. Teko yang diatas nakas kosong, Ismalia memutuskan mengambil air minum di dapur dengan membawa teko kosong tadi. Saat menelusuri tangga ia langsung menuju dapur mencari air dingin di dalam kulkas.

Disaat bersamaan, Mandala yang juga merasa kehausan pun keluar kamar menuju ke dalam. Ketika mendekati tangga ia mengurungkan niat untuk turun karena dilihatnya seorang gadis yang tidak asing baginya sedang membuka kulkas mengambil botol menuangkannya ke dalam teko.

Mandala terus memperhatikan gerak-gerik. Ismalia yang sedang diperhatikan dari lantai atas tidak menyadarinya.

"Sepertinya ku pernah melihat gadis itu tapi dimana dan sedang apa dia disini. Kenapa ada seorang gadis nginap di rumahku." batin Mandala.

Selesai mengisi teko, Ismalia kembali ke atas menuju kamar Erika. Mandala yang sedang memperhatikan Erika ia kembali ke kamarnya bersembunyi. Karena jarak antara kamar sang anak dan Mandala berseberangan.

Terdengar suara pintu tertutup baru lah Mandala keluar memandangi kamar sang anak sejenak.

"Kenapa gadis itu memasuki kamar Erika. Apakah itu teman baru Erika?" batinnya terus bertanya-tanya.

Ia langsung melanjutkan niatnya ke dapur dan menghiraukan hal tersebut biarlah besok pagi baru akan ia tanyakan ke sang anak Erika karena tenggorokannya memang benar-benar kering.

Mengambil air minum di kulkas lalu meneguknya. Berfikir sejenak mengingat gadis tadi. Merasa susah payah mengingat akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Karena besok pagi ia harus ke kantor karena ada meeting dengan rekan bisnisnya dari Makasar.

Bersambung.....


Terima kasih readers
Apabila menemukan kalimat yang sedikit harap dimaklumi ya sobat🤗

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang