BAB 76

2.4K 101 15
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Saat momen romantis antara Mandala dan Ismalia di ruangan kerja kantor. Secara tiba-tiba seseorang yang datang masuk menyelonong tanpa mengetuk pintu. Sontak Mandala dan Ismalia berdiri merasa terkejut dengan kedatangan orang tersebut. Orang tersebut tidak lain adalah Alya sendiri.

Ia datang langsung memeluk Mandala dihadapan Ismalia. Mandala heran menatap ke arah Ismalia. Ismalia mengalihkan wajahnya ke arah lain. Ia ingin rasanya menitikkan air mata tetapi tidak berani. Mengalihkan perasaannya, Ismalia beralasan ingin ke kamar mandi yang ada di ruangan Mandala.

Mandala hanya menatap kepergian Ismalia yang masuk ke dalam kamar mandi. Ismalia yang berada di dalam barulah ia mengeluarkan air matanya. Menghidupkan keran air agar bisa meredap suara serak tangisannya. Menatap wajahnya sejenak di cermin. Ia masih bingung akan perasaan yang ia alami saat ini.

Akankah ia sudah mulai memiliki perasaan ke Mandala. Kalau benar pun ia hanya bermimpi saja. Ia tahu pasti perasaannya tidak akan terbalas. Seperti perasaan author yang hanya menyukai seseorang secara sepihak saja, hehe.

Mandala yang masih dipeluk Alya. Secepatnya melerai pelukan Alya. Sehingga membuat Alya menatap heran ke Mandala.

"Lepas Alya..."

"Tidak mau, Man."

"Saya bilang lepas, Alya." ucap Mandala tegas.

Pelukan Alya ke Mandala akhirnya terlepas juga.

"Kamu kenapa sih Man sudah berubah seperti ini?"

"Kamu bicara apa sih, Alya? Berubah seperti apa maksud kamu?"

"Kamu itu bukan Mandala yang aku kenal. Mandala yang selalu bersama dengan aku, mengobrol bersama, dan perhatian ke aku." ucap Alya memegang kedua pipi Mandala.

"Alya, lepas. Saya sudah bilang tadi ke kamu. Saya sudah menikah dan sudah memiliki istri. Untuk persahabatan kita, kamu tetap teman saya. Cuma saya harus menjaganya." jelas Mandala.

"Lalu aku bagaimana?"

"Kamu tetap akan selalu menjadi sahabat saya. Tapi porsinya berbeda sekarang tidak seperti dulu."

"Tapi, Man. Aku hanya menginginkan kamu yang seperti dulu lagi. Tidak yang sekarang, kamu tahu Man. Aku sekarang sendirian."

"Tapi kamu masih ada Della putri kamu, jadi kamu tidak merasa sendirian."

Dari arah belakang Mandala, Ismalia sudah keluar dari kamar mandi. Melihat Mandala dan Alya masih berbicara. Alya melihat ke arah belakang, lalu ia berpura-pura merasa ingin pingsan dan disambut oleh Mandala.

"Aduh..duh...duh...Man, kepala aku tiba-tiba sakit." ucap Alya pura-pura.

Mandala panik langsung memegang Alya.

"Alya...Alya kamu kenapa?" tanya Mandala panik.

"Aduh..duh Man. Mungkin maag aku kambuh sepertinya."

"Ya sudah kamu duduk dulu sini." suruh Mandala memapah Alya.

Mandala berbalik arah ingin mengambil kotak P3K di dalam laci meja. Ia terperanjat Ismalia menatapnya dengan wajah datar. Mandala tanpa bersalah terus mencari kotak P3K. Setelah menemukannya ia menyodorkan obat maag dan air putih ke Alya. Ismalia masih berdiri memperhatikan kedekatan mereka.

"Apa masih sakit?" tanya Mandala yang duduk disebelah Alya.

"Kalau begitu, biar saya suruh Ridwan antar kamu ya?"

"Eh tidak perlu. Sebentar lagi juga sudah baikkan. Sebaiknya aku pulang secepatnya."

"Tapi kamu masih sakit?"

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang