Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Pada pagi hari Erika sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Rita membantu mengemas barang-barang dari pakaian yang Erika gunakan. Mereka dijemput oleh sang sopir Pak Rahmad. Dan hari ini pula hari dimana Ismalia akan memberikan keputusannya mengenai perjodohan.Erika menjadi sedikit khawatir kalau Ismalia akan menolak. Sehingga sepulang dari Rumah Sakit akan singgah sebentar ke rumah Ismalia sekaligus meyakinkan kedua orangtua Ismalia mengenai perjodohan antara Ismalia dan Mandala.
"Nek, hari ini kan tepat dimana hari terakhir Ismalia akan memberikan keputusannya. Bagaimana ya jawaban Is? Apa dia akan menolak, Nek." tanya Erika khawatir.
"Ya kamu benar. Hari ini terakhir Ismalia memberikan keputusan. Untuk jawabannya nenek kurang tau tapi doakan saja semoga dia mau menerimanya."
"Aamiin. Mudahan ya, Nek. Soalnya Erika berharap banget Is jadi bunda Erika." ucap Erika.
"Aamiin."
"Oh ya, Nek. Bagaimana kalau sepulang dari sini kita ke rumah Ismalia aja. Kita tanya langsung ke orangtua Is. Siapa tau orangtua Is setuju jadi mau gak mau Is harus setuju." ajak Erika.
"Emmm...boleh. Kita bicarakan secara baik-baik dan dari hati ke hati biar orangtua Is setuju."
"Iya, Nek." jawab Erika senang.
"Ya sudah, sekarang kita berangkat Pak Rahmad sudah menunggu diluar." ajak Rita.
Rita dan Erika sudah keluar dari ruangan menuju parkiran Rumah Sakit dimana Pak Rahmad menunggu. Mobil langsung melaju dengan kecepatan sedang ketika Erika dan Rita sudah masuk ke dalam mobil. Rita memberitahu Pak Rahmad bahwa tidak langsung pulang melainkan singgah kediaman Ismalia sebentar.
"Pak Mad, sekarang kita jangan langsung pulang ya. Kita ke rumah Ismalia sebentar soalnya ada hal penting." perintah Rita.
"Baik, Nya."
Setelah melewati lampu lalu lintas. Jaraknya yang tidak terlalu jauh mobil mulai membelok ke arah kanan memasuki wilayah pemukiman. Sesampai di depan gang yang bisa dibilang sempit. Mobil berhenti, Erika dan Rita turun setelah dibukakan pintu oleh Pak Rahmad. Mereka bertiga pun langsung menelusuri gang tersebut.
Gang yang minim pencahayaan ketika malam, jalan lumayan becek, lubang kecil tergenang air, lalu lalang motor dan pejalan kaki, banyak anak-anak bermain di jalan, rumah penduduk yang berderetan dan jarak masuknya yang tidak terlalu jauh. Itulah bentuk gambaran dari lokasi gang kediaman Ismalia.
Kini tiba lah Erika dan Rita di depan rumah Ismalia. Rita mengetuk pintu sambil mengucap salam. Tanpa sahutan Rita mengulang kembali. Sehingga terdengar jejak kaki melangkah mendekati pintu dan membukanya. Terlihat Mastiara yang membukakan pintu.
Tok tok tok
"Assalamualaikum." tanpa sahutan.
Tok tok tok
"Assalamualaikum." mendapat sahutan.
"Wa'alaikumussalam. Iya sebentar." jawab Mastiara.
"Eh, Bu Rita dan Nak Erika. Mari silahkan masuk."
"Ya terima kasih." jawab Rita.
"Silahkan duduk. Sebentar ya saya panggil ayah dulu." ujar Mastiara masuk ke dalam memanggil Mardian.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tamu. Mastiara memanggil suaminya Mardian untuk ikut bergabung menemani.
"Eh..Ada Bu Rita sama Nak Erika. Apa kabar kamu dengar Erika masuk rumah sakit ya? Mohon maaf kami tidak dapat menjenguk nak Erika. Nak Erika kan tau sendiri dengan kami. Kadang kami jarang dirumah, siang harinya kami selalu mengurus di Rumah Makan." ucap Mardian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomanceMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...