BAB 57

2K 71 2
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Keesokan hari tepat di hari Rabu, Mandala menepati apa yang dipinta oleh Rita. Mandala menjemput Ismalia di kediamannya. Sesampai di depan jalan sempit itu. Mandala memarkirkan mobilnya tidak jauh dari jalan sempit. Mandala keluar dari mobil langsung menuju ke rumah Ismalia.

Ismalia sebelumnya sudah diberitahukan oleh Erika. Kalau hari ini Mandala akan menjemputnya untuk membeli keperluan pernikahan mereka berdua yaitu cincin dan baju pengantin. Tepat berada di depan pintu rumah Ismalia. Mandala mengetuk dan mengucapkan salam.

Tuk tuk tuk

"Assalamualaikum." ucap Mandala.

Tidak ada sahutan, Mandala mencoba kembali. Ucapan salam dan ketukan kedua barulah mendapat sahutan.

"Assalamualaikum." ucap Mandala kedua kali.

"Wa'alaikumussalam. Eh...Pak Mandala silahkan masuk." ucap Mastiara.

"Ahh iya terimakasih." sahut Mandala masuk.

"Mau jemput Is ya, sebentar ya. Saya panggilkan Is dulu." ujar Mastiara.

"Iya baiklah." ucap Mandala duduk di kursi ruang tamu.

Ismalia keluar dengan setelan gamis panjang berwarna kalem. Mandala menengok Ismalia yang malu-malu duduk di hadapan Mandala. Mandala yang masih dengan ekspresi juteknya menatap Ismalia. Ia terperanjat ketika Mastiara datang membawa nampan berisi segelas air teh. Untuk disuguhkan ke Mandala.

"Ohh ya. Bu Rita dan Erika tidak ikut?" tanya Mastiara.

"Tidak. Mereka lagi ada urusan diluar jadi saya yang jemput Ismalia."

"Memang mau kemana?"

"Apa Is tidak bilang sesuatu sebelum?"

"Tidak. Cuma bilang hari beli peralatan pernikahan saja. Saya fikir perginya bersama Erika. Tau-taunya bersama Pak Mandala."

"Panggil Mandala saja, jangan Pak. Baiklah, oh ya Pak Mardian kemana?"

"Bapak seperti biasa lagi di rumah makan kalau jam segini. Sore hari baru lah Bapak pulang. Silahkan minum airnya, jangan sungkan-sungkan."

"Ya... terimakasih." ucap Mandala menghabiskan secangkir tehnya.

"Maaf. Saya tidak bisa berlama-lama lama. Untuk membelinya pasti banyak menguras waktu." ucap Mandala menoleh sebentar ke Ismalia.

Ismalia yang dipandang hanya tertunduk saja.

"Oh iya. Hati-hati ya dijalan."

"Ya. Kalau begitu saya pamit." ucap Mandala berdiri dari duduknya dan bersalaman.

"Assalamualaikum." ucap Mandala keluar rumah terlebih dahulu.

"Wa'alaikumussalam."

Ismalia bersalaman ke Mastiara lalu mengikuti langkah Mandala yang sudah jalan dulu.

"Is pamit buk, assalamualaikum." ucap Ismalia.

"Wa'alaikumussalam."

Mandala sudah berada didalam mobil menunggu Ismalia. Ismalia baru sampai membuka pintu mobil dan masuk.

"Kau itu jalan sangat lambat sekali. Apa tidak bisa untuk lebih cepat."

Tanpa ekspresi Mandala langsung menjalankan mobilnya. Ismalia hanya duduk terdiam dan tertunduk saja. Sepi sunyi itulah suasana saat ini berada di dalam mobil.  Sesekali dalam perjalanan Mandala menoleh sebentar ke Ismalia. Ismalia menatap ke arah jalan diluar kaca mobil.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang