Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Kedatangan Alya kediaman Mandala membuat mood Erika berubah seketika. Ia tidak membalas sapaan Alya sama sekali. Langsung ke atas menuju ke kamarnya. Maksud kedatangan Alya hanya menanyakan keberadaan dan kepulangan Mandala. Rita juga sebenarnya tidak enakkan karena Alya bertanya langsung mengenai hal itu.Serasa tidak sepatutnya bagi Rita menanyakan kepulangan Mandala terkecuali mengenai bisnis. Apalagi Mandala sekarang sudah memiliki seorang istri. Namun Rita tidak ingin membuat Alya terasa. Selagi Alya tidak melebihi batas. Maka Rita akan bersikap baik-baik saja. Begitu juga sebaliknya, jika Alya bersikap sudah melebihi batas barulah Rita akan bertindak.
Erika di kamarnya menggerutu kesal akan kedatangan Alya. Pertama kali bertemu, Erika memang sudah menunjukkan ketidaksukaannya ke Alya.
"Ishhhh...Kenapa lagi tu perempuan datang ke sini? Sudah tau ayah tidak ada dirumah?" ucap Erika menggerutu.
"So akrab begitu lagi sama nenek. Nenek sih satu hal juga dikasih hati tu perempuan miang." tambah Erika.
Saat menjelang malam, Erika pun turun untuk makan malam. Hendak menuruni tangga Erika sontak berhenti. Karena melihat Alya masih belum pulang. Yang parahnya bagi Erika ikut makan malam bersama. Dengan terpaksa Erika melanjutkan langkahnya menuruni tangga.
"Tu perempuan kenapa sih masih belum pulang. Mana ikut makan malam juga lagi. Emangnya dirumahnya tidak punya beras? Bakalan tidak selera nih akunya makan, enek lihat mukanya." ucap Erika menggerutu dalam hati.
Erika langsung menarik duduk dekat dengan Rita. Karena bangkunya sudah di duduki oleh Alya. Alya kembali menyapa Erika sedangkan Erika tidak merespon. Erika melihat masakan tidak ada tersaji sambal. Ia pun meminta Bik Inah untuk membuatkan sambal. Dengan kata lain ia menyinggung Alya.
"Bik Inah....Ada sambal tidak?" tanya Erika teriak.
Rita saling menoleh satu sama lain begitu juga Alya.
"Tidak ada, Non."
"Tolong buatin Rika sambal ya, Bik. Biar Erika tidak enek makan."
"Baik, Non."
Bik Inah pun menuju ke dapur membuat pesanan Erika. Hal itu membuat Alya pun menoleh ke Rita.
"Erika...jaga sikap kamu jangan teriak-teriak begitu. Malam-malam makan sambal nanti kamu sakit perut."
"Biar saja, daripada Erika tidak selera makan dan enek pengen muntah." ujar Erika penuh penekanan.
"Erika...." tegur Rita.
Kini Rita beralih ke Alya merasa tidak enakkan akan sikap Erika.
"Maaf ya Alya, Erika memang seperti itu kalau lagi tidak selera makan. Apalagi tidak ada masakan kesukaannya, dikit-dikit cari sambal." ujar Rita bohong.
Erika memang menyukai yang pedas-pedas. Tapi untuk di dalam rumah, Rita tidak membiarkan Erika memakan makanan pedas. Karena Erika memiliki penyakit Maag.
"Tidak apa-apa, Tante. Anak muda sekarang memang suka sambal."
"Oh ya Erika. Apa kamu sudah memilih perguruan tinggi yang sesuai? Kalau belum Tante ada rekomendasi ke kamu perguruan tinggi terbaik. Bagaimana besok Tante bawa kamu ke sana?" tanya Alya menawarkan.
"Tidak terima kasih, Erika sudah menetapkan perguruan tinggi?" jawab Erika ketus.
"Oh ya, Tante. Anak Tante kemana kok tidak ikut?" tanya Erika ketus.
"Ada kok dirumah, lagi sama neneknya. Alhamdulillah mama saya sekarang sudah sembuh. Memangnya ada apa, Rika. Kamu mau bermain sama dia ya? Kata nenek kamu suka Sam anak kecil." ucap Alya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomanceMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...