BAB 92

6.8K 133 28
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Pertemuan antara Syamil dan Ismalia yang tanpa disengaja membuat wajah Mandala berubah. Mandala kembali ke dalam duduk di bangku ruang tunggu di luar kamar. Ia merasakan gelisah jika tidak mengetahui sebenarnya. Ismalia pun sampai dengan membawa makanan yang ia beli tadi.

Langkah Ismalia terhenti ketika melihat Mandala duduk di luar kamar. Ia pun duduk di samping Mandala mulai bertanya karena heran.

"Ada apa, Mas? Kenapa duduk diluar dan tidak masuk ke dalam?" tanya Ismalia.

"Sedang apa kamu tadi?" tanya Mandala dingin.

"Ya...beli makanan." jawab Ismalia.

"Lalu kenapa harus ada pria yang memegang tangan kamu." ujar Mandala kasar.

"Tadi saya keserempet mobil. Orangnya tidak sengaja karena tidak terlalu memperhatikan jalan. Kaki dan tangan saya tadi sedikit lecet. Jadi pria bantu saya menyebrang jalan." jelas Ismalia wajah tertunduk.

Seketika Mandala kembali meluluh dan melembut karena mendengar Ismalia terserempet mobil. Ia pun khawatir langsung memeriksa kaki dan tangan Ismalia yang lecet. Juga terlihat baju gamis Ismalia yang kotor.

"Apa? Mana kaki dan tangan kamu yang terluka? Ayo kita ke dokter sekarang takut nantinya semakin parah." ucap Mandala khawatir hendak memeriksa tangan Ismalia

Ismalia menegakkan kepala menatap Mandala yang berubah menjadi khawatir. Mandala pun menatap ke Ismalia yang heran.

"Maaf..." ucap Ismalia.

Mandala menatap wajah Ismalia dan kedua matanya untuk mencari kebenaran. Mandala meneliti tidak ada kebohongan dalam mata Ismalia. Ia begitu khawatir sampai matanya berkaca-kaca. Ia takut akan kejadian seperti Evika yang meninggalkannya. Juga berlaku ke Ismalia yang akan meninggalkannya lagi.

"Lain kali kamu jangan pernah untuk jalan sendiri lagi. Bahaya, bagaimana kalau kamu ketabrak beneran. Dan...dan kamu meninggal saya lagi. Saya sudah cukup kehilangan jangan sampai untuk yang kedua kalinya lagi." ucap Mandala khawatir dengan mata berkaca-kaca.

"In Syaa Allah, saya tidak akan meninggalkan Mas."

"Terima kasih, sayang. Tapi pria tadi itu siapa?" tanya Mandala ingin tahu.

"Itu pria yang menyerempet saya tadi. Tapi tadi dia sudah minta maaf kok. Namanya....Sya...Ha Syamil kalau tidak salah." jawab Ismalia.

"Syamil." ucap Mandala sambil mengelap telapak tangan Ismalia yang lecet.

"Iya."

"Sayang." panggil Mandala sudah selesai mengelap luka Ismalia.1

"Hm."

"Lain kali jangan biarkan pria mana pun menyentuh kamu, oke. Walaupun itu hanya sekedar memegang."

"Iya, lain kali saya akan ingat. Nih makanan untuk Mas. Kita makan di dalam yuk, pasti Paman dan Bibi sudah menunggu dan lapar." ajak Ismalia.

"Ayo, sayang."

Mandala membawakan makanan yang dibeli Ismalia. Mereka pun masuk untuk makan bersama. Di ruangan, Kiman berada di dalam kamar mandi. Sedangkan Jumanti sedang duduk bersandar di atas ranjang. Mandala mendekati Jumanti menyerahkan makanan di atas nakas.

Jumanti melihat Ismalia yang sedang membersihkan gamisnya dan meniup telapak tangannya. Biar tidak penasaran, Jumanti langsung bertanya ke Ismalia.

"Is, kamu kenapa. Kenapa baju kamu kotor sekali dan ada apa dengan telapak tangan kamu?" tanya Jumanti penasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang