BAB 71

2.3K 81 4
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Mandala masuk ke dalam rumah karena cuaca sudah mendung. Ia mendapati Mardian sudah berada di rumah. Mandala menyalami tangan Mardian. Mardian mempersilahkan Mandala duduk di kursi meja makan. Mastiara dan Ismalia berada di kamar melihat barang yang dibeli.

"Apa kamu sudah lama datangnya?" tanya Mardian.

"Lumayan, pak. Kata ibu, pulangnya biasa sore." ujar Mandala.

"Oh...iya. Saya pulang cepat karna Alhamdulillah sudah habis. Cuaca juga terlihat mendung takut nanti tidak bisa pulang kalau hujan."

"Betul. Saya tadi duduk di halaman belakang sana cuaca terlihat mendung."

"Ibu dan Ismalia kemana?"

"Ada, mungkin sedang dikamar Ismalia. Bapak sudah makan?" tanya Mandala.

"Sudah tadi. Oh... Ismalia juga ikut bersama?"

"Iya, kami tadi belanja keperluan jadi sekalian saja mampir disini. Dan kami juga ada beli keperluan ibu, bapak, dan lainnya." ujar Mandala.

"Kamu jangan repot-repot belanja keperluan kami. Kami alhamdulilah sudah terpenuhi. Yang penting keperluan rumah tangga kalian saja."

"Tidak repot kok."

Cuaca yang mendung kini sudah berganti hujan lebat yang disertai angin. Mandala yang tadinya di dapur kini beralih di ruang tamu. Duduk sambil memainkan ponselnya. Mandala beranjak dari duduk memantau keadaan luar dari kaca rumah. Hujan begitu sangat lebat dan tidak hentinya.

Mastiara datang menghampiri membawa nampan air kopi dan pisang goreng. Mandala terperanjat dengan kedatangan Mastiara. Ia langsung duduk kembali di sofa. Mastiara menuangkan air kopi ke cangkir lalu diberikan ke Mandala.

"Hujan diluar masih sangat deras. Dilihat-lihat mungkin belum tentu berhenti. Kalau kesulitan pulang, sebaiknya menginap disini saja. Maaf jika ranjangnya sempit dan tidak seempuk di rumah Man." ucap Mastiara.

"Tidak apa-apa. Yang penting bisa ditempati dan untuk tidur saja sudah alhamdulilah."

Mardian pun menyusul menghampiri duduk di samping Mastiara.

"Iya sebaiknya menginap disini saja. Sekalian temani saya main catur. Hehehe..." ucap Mardian.

"Ihhh...bapak tidak sopan sekali." ujar Mastiara.

"Tidak apa-apa kok. Saya juga sudah lama tidak main catur lagi."

"Kalau begitu Man ganti baju sana. Nanti ibu bawakan baju bapak. Semoga muat ya dibadan Mandala."

"Baik. Terima kasih."

🌹🌹🌹


Mandala beranjak dari duduknya menuju ke kamar Ismalia. Melihat Ismalia sedang melipat pakaian di atas ranjang untuk dibawa kediaman Mandala. Mandala duduk di tepi ranjang bersandar sambil memainkan ponsel mengirim pesan ke Erika.  Mastiara mengetuk pintu dan masuk membawa pakaian ganti milik Mardian untuk Mandala.

Mandala mengambilnya, Mastiara keluar menutup kembali pintu. Ia lalu berganti pakaian di dalam kamar. Melihat Mandala membuka baju saja. Ismalia menghentikan aktivitas dan secepatnya menutup kedua mata. Mandala memang sengaja berganti pakaian di dalam kamar hadapan Ismalia.

"Om eh Mas, bi...bisa tidak kalau ganti baju di kamar mandi." ujar Ismalia.

"Memangnya kenapa kalau disini?" tanya Mandala jahil.

"Ti...tidak tidak apa-apa. Cuma..." ucap Ismalia masih menutup mata.

"Cuma apa?" tanya Mandala sudah berganti baju.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang