BAB 80

2.3K 60 0
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Tujuan liburan yang dipilih oleh Mandala memang sangat berbeda. Tempat tujuan Mandala adalah di villa yang tidak jauh dari lokasi perkampungan. Selain itu, alasan Mandala memilih villa dekat perkampungan karena ia ingin mengunjungi anggota keluarga satu-satunya Evika yaitu Paman Kiman dan Bibi Jumanti.

Setelah menelusuri lokasi rumah dan ruangan di dalam villa. Mandala berpamitan keluar sebentar. Ia tidak memberitahu sebenarnya mengenai kepergiannya. Sehingga membuat Ismalia menjadi penasaran. Mandala hanya berpesan jangan kemana-mana. Sesuai perintah, Ismalia hanya berada di villa saja.

Agar tidak bosan berada di dalam. Ia memantau keadaan taman dari villa tersebut. Sambil mengambil beberapa foto di ponselnya. Tidak lupa ia mengirim foto dan pesan ke Erika. Menunggu balasan dari Erika, Ismalia kembali mengambil foto dirinya. Posisi Ismalia ini sedang duduk di bangku taman dibawah pohon.

Udara di sini memang agak dingin dan berkabut. Ia bersyukur memakai pakaian panjang agar ia tidak merasa kedinginan. Tidak lama ponsel Ismalia berdering. Melihat ke layar ponsel panggilan video dari Erika. Ia pun menjawab panggilan video.

"Hai...Is."

"Kamu ini tidak beri salam sama sekali."

"Iya iya. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Nah begitu dong. Bagaimana foto yang saya kirim bagus tidak tempatnya?"

"Wahhh...sangat bagus, Is. Memang kalian lagi dimana sih? Bukannya ayah memesan dua tiket liburan di Bandung ya. Kok seperti bukan di daerah penginapan hotel." ucap Erika.

"Kami memang berada di Bandung tapi di sebuah penginapan villa dekat lokasi perkampungan. Bukan di penginapan hotel daerah pantai ataupun pulau." jelas Ismalia.

"Kalau begitu bagus dong, kan bisa menikmati pemandangan yang berbeda saat berduaan." ejek Erika.

"Kamu apaan sih."

"Hahaha...Oh ya ayah kemana?" tanya Erika.

"Mas Mandala tadi pamit sebentar katanya keluar ada hal bertemu seseorang." jawab Ismalia.

"Seseorang. Memang ada urusan pekerjaan ya?" tanya Erika penasaran.

"Saya juga kurang tahu, mungkin saja iya."

"Ayah itu ya, masa' liburan sempat-sempatnya mengurusi pekerjaan dan bertemu klien lagi." ucap Erika mengomel.

"Ya mungkin saja, ada pekerjaan penting. Liburannya datang ke sini jadi sekalian saja." jelas Ismalia.

"Villanya sepi ya. Apa tidak ada pembantu?" tanya Erika.

"Ada kok hanya satu orang saja."

"Tidak jalan-jalan keluar, melihat suasana sekitar villa?" tanya Erika.

"Tidak tadi sempat Mas Mandala berpesan jalan kemana-mana sampai ia kembali." jawab Ismalia.

"Ya sudah kalau begitu, aku sudahi ya soalnya belum mandi. Bye, Assalamualaikum." Erika menyudahi panggilan.

"Wa'alaikumussalam."

Ismalia menutup panggilan video Erika. Ia tetap duduk santai di kursi taman sambil menunggu kedatangan Mandala. Datanglah sang pembantu menghampiri Ismalia untuk segera masuk ke dalam. Karena hari sebentar lagi berganti malam. Mereka tiba di villa tepat pukul empat lewat sore hari. Disebabkan mobil Mandala mengalami kemacetan panjang di sepanjang perjalanan.

Ismalia menuruti sang pembantu masuk ke villa. Menuju ke kamar atas, kamar dirinya dan Mandala. Lihatnya jam di dinding, ia langsung menjangkau koper mencari pakaian ganti. Lalu ia melesat ke kamar mandi membersihkan diri. Terdengar suara percikan air menandakan Ismalia sedang mandi.

🌹🌹🌹


Selesai sudah Ismalia dengan ritual mandinya. Ia sudah berpakaian baju tidur dan rambut digulung dengan handuk. Ia kembali melihat ke arah jam di dinding. Mandala pun belum juga kembali ke villa. Ia keluar menuruni tangga menuju ke ruang dapur. Melihat apa yang sang pembantu kerjakan. Sang pembantu villa ini bernama Mak Sumi.

"Eh...Nyonya. Sudah selesai mandi?" tanya Mak Sumi melihat Ismalia menghampiri.

"Sudah, Bu. Jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Ismalia Bu." jawab Ismalia melihat Mak Sumi sedang masak.

"Hehe iya Non Ismalia saja ya. Non bisa panggil saya Mak Sumi. Nama Mak, Mak Sumi." ujar Mak Sumi.

"Mak Sumi orang sini juga. Sudah berapa lama menjaga villa ini."

"Iya, Mak orang asli sini dan menjaga villa ini sudah cukup lama. Sejak tuan bertemu alm. Nyonya Evika."

"Jadi alm. Istri Mas Mandala orang sini?" tanya Ismalia kaget.

"Iya, Non."

"Mak Sumi kan tinggal di villa otomatis keluarga Mak pun ikut tinggal. Jadi kemana keluarga Mak Sumi?" tanya Ismalia penasaran.

"Mak Sumi hanya sendirian saja. Dulu Mak punya suami, suami Mak meninggal dunia karena sakit. Terus Mak untuk kebutuhan hidup, Mak mencari pekerjaan hingga memberanikan diri menemui Tuan Mandala di villa ini. Dan Alhamdulillah, saya di terima bekerja oleh Tuan Mandala untuk mengurus villanya disini." jelas Mak Sumi.

"Jadi....ini villa Mas Mandala?" tanya Ismalia kaget.

"Iya, ini villa milik Tuan Mandala. Memang Non tidak tahu ya?"

"Tidak tahu Mak."

"Pertama kali Mak melihat Non Ismalia. Saya mengira Non adalah putrinya Tuan Mandala. Setelah Tuan Mandala beritahu kalau Non adalah Istri Tuan Mandala. Cantik dan masih muda." puji Mak Sumi.

Ismalia yang dipuji hanya senyum tersipu malu sampai kedua pipinya merona merah.

"Saya memang masih muda, Mak. Cuma karena perjodohan sehingga kami bisa menikah."

"Ohh...tidak apa-apa. Cinta memandang usia Non. Lambat laun Tuan Mandala dan Non Ismalia pasti saling jatuh cinta. Hehehe."

"Mak Sumi bisa saja. Oh ya, ada yang bisa saya bantu tidak."

"Eh...tidak perlu, Non. Ini tugas Mak, Non Ismalia duduk saja disana. Nanti dilihat Tuan Mandala bisa marah nanti." tunjuk Mak Sumi ke arah meja makan.

"Tidak apa-apa, Mak. Mas Mandala tidak marah kok lagian saya sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan seperti ini. Saya juga berasal dari kampung juga sering bantu ibu dan ayah saya. Sini saya bantu." ujar Ismalia ngeyel.

Mak Sumi tidak bisa berbuat apa-apa jika Ismalia sudah memaksa. Ismalia membantu Mak Sumi memotong sayur-sayuran. Sedangkan Mak Sumi bagian memasak makanan. Hingga tidak perlu waktu lama, makanan yang dimasak sudah matang. Ismalia turut membawa dan menyajikan makan di atas meja makan.

Ismalia kembali menoleh ke arah jam dinding di dapur. Belum juga menunjukkan tanda-tanda Mandala pulang.

"Oh ya...Mak. Apa Mak tahu kemana Mas Mandala pergi?"

"Ohh...Tuan Mandala biasanya kalau datang ke sini pasti ke rumah paman dan bibi alm. Istrinya di perkampungan sini. Jaraknya agak lumayan jauhlah kalau dengan jalan kaki." jelas Mak Sumi.

Ismalia menatap pintu depan memikirkan sesuatu. Suara dering pesan masuk dari ponsel Ismalia. Pesan dari Mandala yang menyuruhnya untuk makan malam terlebih dahulu. Karena ia masih memiliki urusan dan belum selesai.

Isi pesan Mandala

"Kamu makanlah lebih dahulu minta ditemani Mak Sumi. Saya belum bisa pulang karena masih ada urusan. Kalau ada apa-apa minta saja sama Mak Sumi. Dan satu lagi jangan pergi kemana-mana."

Ismalia hanya membaca pesan dari Mandala saja tanpa membalasnya. Sesuai yang diperintahkan oleh Mandala. Ismalia memulai makan malam yang ditemani oleh Mak Sumi. Hingga selesai, Ismalia membantu mengemas bekas makan. Lalu pamit beranjak menuju ke kamar. Sedangkan Mak Sumi masih membereskan sesuatu di dapur.

Bersambung...


Sekali lagi ya jangan lupa like, vote, follow subscribe dan komentarnya ya readers 🤗 Jangan pelit-pelit, kan author sudah sering update sesuai permintaan para readers semua. Dan mohon maaf ya jika terdapat kalimat yang typo 🙏

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang