Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Mandala yang sebelumnya sempat dirawat sebentar oleh Ismalia. Kondisi tubuhnya sedikit membaik walaupun masih terasa sedikit pusing. Erika yang sebelumnya diberitahu oleh Bik Inah mengenai demam Mandala sedang dalam perjalanan pulang.Erika sengaja tidak memberitahu sang Nenek Rita mengenai kondisi Mandala. Takut sang Nenek Rita menjadi khawatir lagi. Erika di dalam mobil sedikit gelisah. Sebelumnya Erika sempat bilang ke Mandala bahwa Nenek Rita menyuruh ke rumahnya.
Erika menolak pergi karena khawatir kondisi sang ayah Mandala. Tapi Mandala tetap memaksa Erika untuk pergi karena Nenek Rita sudah kangen dengan sang cucu. Dilihat kondisi Mandala agak sudah mendingan tapi kenyataan semakin parah.
Erika di dalam mobil menghubungi dokter pribadi keluarga Bramantio yaitu Dokter Bagas untuk datang ke rumahnya karena sang ayah Mandala kembali sakit.
Sesampainya Erika di rumah ia keluar dari mobil langsung berlari menuju ke kamar Mandala. Tas nya ia lempar ke sembarang arah.
Brakk
Suara pintu dibuka keras mengagetkan Mandala yang sedang bersandar memangku laptop dengan kacamata bertender di hidung. Erika langsung menghampiri sang ayah penuh khawatir sedikit meneteskan air mata. Ia sedikit menyesali andai tidak ke rumah neneknya pasti ia bisa merawat sang ayah monolog batinnya.
"AYAH... ayah gak papa kan. Masih panas?" tanya Erika panik sambil menyentuh kening Mandala.
"Ayah gak papa. Ayah sudah agak mendingan dari tadi dan sudah minum obat." jawab Mandala.
Tak lama datanglah Dokter Bagas yang diantar oleh Bil Inah. Dokter Bagas pun memeriksa keadaan Mandala.
"Gimana, om. Ayah gak parah kan sakitnya?" tanya Erika khawatir.
"Alhamdulillah. Kondisi ayah kamu sudah agak membaik. Hanya saja ayah kamu memerlukan istirahat penuh jangan terlalu capek." ujar Dokter Bagas menoleh ke Mandala tersenyum.
Dokter Bagas menuliskan resep yang harus ditebus di apotik dan menyodorkannya ke Erika. Erika melirik resep sekilas lalu menyuruh Bik Inah pergi ke apotik terdekat.
"Ini resep obat buat ayah kamu. Jangan lupa dimakan dan dihabiskan. Vitamin juga ada."
"Oke. Serasa sudah cukup. Jangan lupa istirahat ya, Man. Jangan pikirin kerja dulu." ujar Dokter Bagas sambil menepuk bahu Mandala.
"Oke. Makasih ya, Gas."
"Sama-sama. Aku pamit. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam." jawab serentak.
Bik Inah pun mengantar Dokter Bagas sampai ke depan sekaligus pergi menebus obat di apotek terdekat. Tidak butuh waktu lama, Bik Inah sudah kembali membawa kantong plastik putih berisi obat.
Erika masih khawatir dengan kondisi sang ayah. Di kala kondisi yang baru saja membaik masih bisa melakukan kerjanya. Memang sosok Mandala keras kepala dan kerja keras.
"Ayah lebih baik istirahat. Ingat kata Om Bagas kalau ayah harus istirahat penuh jangan kerja dulu." ucap Erika menasehati.
"Sayang, ayah baik-baik saja kok. Ayah berasa sudah mendingan sekarang. Berbeda sekali saat tadi."
"Iya, non. Tuan sekarang agak mendingan panasnya cepat turun karena berkat non Ismalia tadi." timpal Bik Inah lagi.
Mandala langsung menatap Bik Inah sedangkan Bik Inah ditatap segera menunduk. Kembali menoleh ke Ismalia yang tampak bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomansMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...