BAB 9

5.2K 171 5
                                    

Happy Reading🤗

🌹🌹🌹


Udara terasa dingin membuat bulu kuduk merinding menandakan tiba waktu subuh. Ismalia bangun menguap menutup mulutnya. Ismalia membangunkan Erika untuk bangun menunaikan kewajiban di waktu subuh.

Erika menggeliat bangun melihat Ismalia sudah masuk ke dalam kamar mandi mengambil air wudhu. Erika duduk di tepi ranjang buat mengumpulkan nyawa. Sesudah Ismalia keluar dari kamar mandi menggapai mukena Erika yang menggantung lalu melakukan shalat.

Erika pun masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Ismalia telah menyelesaikan shalat kemudian di susul oleh Erika. Ismalia duduk bersandar di tepi ranjang tempat tidur sambil memainkan ponselnya membaca ayat suci Alquran.

Tak Lama Erika pun telah menyelesaikan shalatnya menyusul Ismalia di ranjang tempat tidur menarik selimut lalu melanjutkan tidurnya karena waktu masih menunjukkan 04.55 wib pagi. Fikirnya masih ada waktu untuk tidur sebentar. Begitu juga Ismalia selesai menyusul Erika memejamkan mata.

Waktu sudah menampakkan cahaya udara pagi yang dingin terpancar sinar lampu alami menembus tirai putih kaca jendela. Ismalia terbangun menggapai ponsel melihat jam yang sudah menunjukkan 06.00 wib.

Ismalia membangunkan Erika tanpa mendapatkan respon langsung melesat masuk ke kamar mandi. Selesai Ismalia memakai kembali gamis acara semalam mengguncang badan Erika masih tanpa mendapatkan respon.

Sedikit ancaman Erika akhirnya bangun juga dengan mendelikkan mata menetralkan pandangannya.

"Erika... bangun. Bangun buruan ini udah jam 06.00 wib loh. Cepatan mandi trus siap-siap habis tu kamu anterin aku pulang sebelum ke sekolah."

Menggeliat "Emmm.... "

Membangunkan kembali "Erika... bangun. Kalau gak aku pulang sendiri ni." ancam Ismalia.

"Emmm.... iya iya gue bangun nih." duduk sebentar langsung menuju ke kamar mandi.

Selesai ritual mandi, Erika bersiap-siap memakai pakaian seragamnya. Mereka turun ke bawah untuk sarapan sebelum berangkat. Dilihatnya sang nenek Rita sudah duduk menyantap sarapan pagi kecuali ayah Erika Mandala

Mandala sebelumnya sempat ikut sarapan cuman ada meeting penting dengan rekan bisnis dari Makasar di kantor akhirnya dengan cepat mengakhiri sarapannya kemudian pergi tanpa sempat berpamitan dengan sang putri Erika.

"Pagi nenek." sapa Erika.

"Pagi nenek. " sapa Ismalia juga.

Mereka menuju meja makan kemudian menggeser duduk.

"Pagi juga Erika dan nak Ismalia." menjawab sapaan.

"Nak Ismalia gimana tidurnya, nyenyak. "

"Alhamdulillah nyenyak nek. Kasur nya empuk hehehe." jawab polosnya sambil ketawa terkekeh.

"Syukur alhamdulillah. Nanti kapan-kapan nginap lagi ke sini." ucap nenek Rita.

"In syaa Allah nek." jawab Ismalia tersenyum manis.

Erika melirik bingung mengerutkan kening kursi sang ayah terlihat kosong. Tidak mungkin habis acara semalam mau melakukan perjalanan bisnis kembali fikirnya.

"Nek, ayah mana. Belum turun ya. " memasukan roti ke dalam mulut.

"Ohh... ayah kamu udah berangkat pagi-pagi gak sempat pamitan sama kamu karena ada meeting penting di kantor." ujar sang nenek.

Jawab hanya ber 'oh'.

Sang pembantu menyajikan makanan untuk mereka berdua. Di atas meja sudah tersaji dua jenis makanan saja yaitu roti dan nasi goreng. Karena Erika tidak menyukai nasi goreng akhirnya pilihannya jatuh ke roti dan minuman susu hangat saja

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang