BAB 22

4K 138 1
                                    

Happy Reading🤗


🌹🌹🌹

Rencana Erika membujuk Ismalia agar bisa datang ke rumah dengan alasan membantunya mengerjakan tugas akhirnya di setujui Ismalia. Erika menjadi senang karena ia bisa mendekatkan Ismalia dengan Mandala. Cuma Mandala saja yang harus dihubungi terlebih dahulu apakah ayahnya akan pulang lebih awal atau tidak.

Sepulang sekolah Ismalia memang menepati permintaan ajakan ke rumah Erika. Ismalia berangkat ke rumah Erika menggunakan mobil dan sepedanya ia tinggal di sekolah. Awalnya Ismalia ingin menggunakan sepeda tapi dilarang oleh Ismalia dengan alasan jauh apalah.

Di dalam mobil Erika terus tersenyum memandang wajah Ismalia. Ismalia yang terus dipandangi terus terasa risih. Membuat dalam fikirannya menjadi sedikit curiga terhadap Erika. Apalagi ia ngotot sekali menjodohkannya dengan Mandala. Tapi Ismalia mengenyahkan fikiran tersebut.

Erika dibalas tatapan oleh Ismalia secepatnya beralih memandangi jalan di luar kaca mobil.

"Kamu kenapa sih liatin aku kayak gitu?" tanya Ismalia.

"Emang gak boleh liatin lo? tanya balik Erika mengedarkan pandangan ke arah lain.

"Boleh, tapi gak segitunya kali."

"Kenapa?"

"Risih."

"Ya sudah."

Setibanya di kediaman Erika, mobil memarkirkan di halaman rumah. Erika dan Ismalia keluar menelusuri halaman menuju pintu. Erika membuka pintu sambil mengucapkan salam dijawab sang nenek yang sedang baca majalah sambil menonton tv di ruang tengah.

"Assalamualaikum." ucap Erika.

"Wa'alaikumussalam, sudah pulang. Eh... ada nak Is, sini nak."

"Iya nek."

"Nek, Erika ke atas dulu ya mau ganti baju."

"Ya. "

"Is, gue tinggal bentar ya."

"Ya, Rik."

Kini hanya Nenek Rita dan Ismalia yang berada di ruang tengah saling mengobrol.

"Gimana sekolahnya?" tanya Nenek Rita.

"Alhamdulillah, lancar nek."

"Alhamdulillah." ucap Nenek Rita sambil memanggil Bik Inah menyiapkan air minum dan cemilan "Bik, tolong air sama cemilannya untuk nak Is."

"Baik, Nya." dijawab Bik Inah.

Tak lama Bik Inah membawakan nampan berisi dua gelas teh dan cemilan disuguhkan ke atas meja. Kemudian Bik Inah berlalu kembali ke dapur.

"Nak Is. Nenek dengar dari cerita Bik Inah kamu sudah merawat anak saya. Terima kasih ya, nak Is." ucap Nenek Rita sambil menyeruput teh.

Ismalia yang tadinya menunduk seketika mengangkat kepala menatap Nenek Rita kaget.

"Kenapa selalu bahas itu sih. Atau jangan-jangan soal perjodohan itu pasti Erika akan cerita juga ke Nenek Rita." monolog Ismalia dalam batinnya.

"I..iya nek. Sama-sama. Itu hanya kebetulan saja nek." jawab Ismalia ketawa geli.

"Kebetulan gimana? tanya Nenek Rita berbohong.

"Kebetulan waktu itu saya sedang mengantar semur ayam permintaan Erika. Dan nyatanya Erika pergi ke rumah nenek."

"Oh...begitu. Tapi tetap aja, nenek ucapkan terima kasih sama kamu"

"Ya, Nek."

Erika pun tiba menuruni tangga dengan baju santai tidak lupa memakai jilbab. Duduk dekat  di samping sang nenek.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang