BAB 68

2.2K 74 1
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Tanpa menunggu lama Ismalia memberitahu mengenai tiket liburan ke Erika. Benar yang disangkanya, ia memang langsung diejek oleh Erika habis-habisan. Sebagian juga mendoakan kebaikan hubungan antara Ismalia dan Mandala. Sikap Mandala jika dilihat tidak sedingin, kaku, dan jutek dulu.

Ia mulai sudah mau bicara dengan Ismalia. Walaupun sedikit dingin dan kaku. Tapi Mandala sudah berusaha untuk mengikuti perkataan Nazir. Menerima keberadaan Ismalia ke dalam hidupnya. Mencoba untuk belajar menerimanya sebagai seorang istri sesungguhnya.

Pagi hari Ismalia bangun dari tidur. Terdengar suara percikan air di kamar mandi. Sudah pasti Mandala yang sedang mandi. Ismalia beranjak dari ranjang merapikan tempat tidur. Ia mendekati lemari mengambil baju kerja Mandala diletakkan di atas ranjang. Juga mempersiapkan keperluan lain Mandala.

Mandala keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambut yang basah. Ismalia berbalik badan kaget melihat Mandala yang telanjang dada. Ismalia secepatnya berbalik badan lagi sambil menutup mata karena malu. Mandala sebagai tersangka hanya bersikap biasa saja. Santai mengambil pakaian yang sudah disediakan Ismalia.

Ismalia masih berdiri kaku tidak mampu bergerak dengan mata tertutup. Mandala sudah selesai memakai pakaian kantor menuju ke meja hias menyisir rambut dan mengambil jam tangan. Dilihatnya Ismalia masih berdiri kaku tanpa menoleh.

"Kamu kenapa berdiri disitu terus?"

"Ti...tidak ada apa-apa."

"Lalu kenapa tetap disitu? Ambilkan sapu tangan saya." perintah Mandala.

Ismalia mengambil sapu tangan di dalam laci nakas. Berjalan menyamping tanpa melihat Mandala. Ismalia masih mengira kalau Mandala masih memakai handuk telanjang dada. Mandala semakin tambah heran dengan tingkah Ismalia yang aneh.

"Kamu kenapa berjalan seperti itu?" tanya Mandala heran.

"Ti..tidak ada apa-apa." posisi membelakangi Mandala.

"Kalau tidak kenapa kamu seperti orang aneh? Cepat berikan pada saya." tanya Mandala.

"Maaf om eh maksud saya Mas. Boleh tidak pakai bajunya dulu."

Perkataan Ismalia, Mandala baru lah paham. Ia tidak mengatakan kalau ia sudah memakai pakaian. Malahan ia tersenyum menjahili Ismalia.

"Kkhemmm...Kenapa memangnya kalau saya tidak pakai baju? Apa kamu tidak pernah melihat pria tidak pakai baju telanjang dada?" tanya Mandala jahil.

Ismalia ditambah bingung ingin menjawab pertanyaan dari Mandala. Kalau ia memang tidak pernah melihat pria tidak memakai baju atau telanjang dada. Daripada seperti itu terus ia terpaksa mengaku ke Mandala. Walaupun yang di dapat sudah pasti malunya.

"Sa... saya. Sa..saya me...memang tidak pernah melihat pria telanjang dada. Ma...mas." ucap Ismalia gugup dan malu.

Mandala sontak tertawa terbahak-bahak. Ismalia terperanjat kaget dengan Mandala yang tertawa lepas. Sepanjang ia melihat Mandala, ia tidak pernah melihat Mandala tertawa seperti itu. Dengan posisi masih membelakangi Mandala.

🌹🌹🌹


Menyudahi tertawanya, Mandala menghampiri Ismalia berdiri tepat di depan Ismalia. Ismalia langsung menutup matanya lagi dengan tangan. Mandala menatap sejenak Ismalia yang terlihat menggemaskan baginya. Ia memberanikan diri memegang tangan Ismalia dan membuka mata.

"Apa kamu akan terus menutup mata? Hm..." ucap Mandala.

Ismalia mencoba membuka mata. Ia melihat tertuju ke mata Mandala. Terjadi adegan saling pandang memandang satu sama lain.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang