BAB 81

2K 64 0
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Waktu Maghrib sudah selesai, Ismalia telah pun melakukan shalat Maghrib. Ia menuruni tangga menuju ke pintu depan. Memantau dari cermin jendela belum ada tanda-tanda Mandala pulang. Mak Sumi keluar dari kamarnya melihat Ismalia berdiri di dekat jendela cermin pintu depan.

Mak Sumi pun menghampiri membuat Ismalia terperanjat kaget.

"Aduh...Mak Sumi buat kaget saja." ujar Ismalia.

"Non Ismalia sedang apa? Mau keluar? Jangan Non ini kan sudah malam."

"Ehh...tidak saya lagi melihat apa mobil Mas Mandala sudah pulang atau belum."

"Ohhh...Tuan mungkin sebentar lagi pulang, Non. Tunggu saja di ruang tengah Non nanti saya ambilkan air hangat."

"Iya, terima kasih Mak."

Ismalia pun menuju ke sofa ruang tengah. Membuka televisi sambil sesekali melirik ke pintu depan. Mak Sumi sampai membawa nampan berisi air teh dan biskuit. Menghidangkan ke atas meja lalu beranjak ke dapur. Namun ditahan oleh Ismalia agar menemaninya duduk bersama.

"Mak Sumi, mau kemana? Duduk disini saja temani saya."

"Tapi Non Mak kan hanya seorang pembantu jadi tidak layak duduk bersama Non." ujar Mak Sumi.

"Tidak apa-apa. Jangan terlalu sungkan sama saya. Anggap saja saya anak Mak Sumi. Sini duduk di dekat saya kita nonton bersama."

Mak Sumi menuruti perintah Ismalia. Duduk menemani Ismalia duduk santai sambil menonton televisi. Cukup lama nonton televisi, Ismalia tidak henti-hentinya menguap kantuk. Karena merasa letih selepas perjalanan. Ismalia tertidur di sandaran Mak Sumi. Mak Sumi tersenyum melihat Ismalia yang tertidur.

Membiarkannya tanpa membangunkannya. Dari arah luar terdengar suara mobil masuk. Mak Sumi sudah mengetahui bahwa itu adalah mobil Mandala. Mandala membuka pintu dengan membawa sesuatu berupa totebag ditangannya. Matanya menoleh ke atas dan lainnya. Terlihat sepi lalu memanggil Mak Sumi.

Namun tidak ada sahutan. Mandala menuju ke ruang tengah. Tampak televisi menyala, Mak Sumi menoleh ke arah belakang. Mandala menghampiri mereka.

"Maaf, tuan. Ismalia tertidur dan saya tidak berani membangunkannya." ujar Mak Sumi.

"Ya sudah tidak apa-apa. Biar saya bawanya ke kamar." ucap Mandala.

Mak Sumi secara pelan memindahkan kepala Ismalia dari bahunya. Mandala mencoba menggendong Ismalia ala bridal membawanya ke kamar. Mak Sumi menutup televisi yang menyala. Beranjak membawa totebag yang dibawa Mandala tadi ke kamar. Sesampai dikamar, Mandala secara pelan membaringkan Ismalia diatas ranjang.

Mak Sumi menyusul dari belakang meletakkan bawaan Mandala diatas meja hias. Lalu ia pamit keluar sempat ditahan oleh Mandala.

"Oh Mak. Apa Ismalia tadi keluar dari villa ini?" tanya Mandala.

"Tidak, tuan. Non Ismalia sedari tadi hanya didalam saja. Kalau pun keluar hanya lokasi taman villa saja." jawab Mak Sumi.

"Dan apa ia tahu kalau saya kerumah Paman Kiman dan Bibi Jumanti?" tanya Mandala lagi.

"Ehm....maafkan saya tuan. Saya buka bermaksud untuk ... Tapi tadi saya sempat beritahu Non Ismalia kalau Tuan pasti datang kerumah Kiman dan Jumanti." ucap Mak Sumi rasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Nanti saya yang jelaskan ke Ismalia."

"Baiklah. Mohon maaf tuan, bagaimana keadaan mereka, tuan?" tanya Mak Sumi.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang