Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Keesokan pagi, Mandala dan Ismalia sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Mereka telah berada di meja makan untuk sarapan pagi. Mak Sumi sedang menyajikan makanan ke Mandala dan Ismalia."Tuan...Apa betul Tuan dan Non Is besok pagi akan pulang?" tanya Mak Sumi.
"Ya...Mak. Besok pagi kami akan pulang. Dan hari ini kami mau menjenguk Paman dan Bibi terlebih dahulu di rumah sakit sekalian mau pamitan." jawab Mandala.
"Wahh...kalau Non Is pulang. Bakalan sepi deh villa ini."
"Mak Sumi...Lain hari kami pasti akan kembali lagi ke sini. Mungkin datang bersama keluarga." ucap Ismalia.
"Iya lah, Non Ismalia."
Mak Sumi pun beranjak menuju ke belakang melanjutkan tugasnya. Mandala dan Ismalia menikmati sarapan pagi. Setelah selesai, Ismalia kembali ke kamarnya untuk mengambil tas dan keperluannya yang lain. Mandala pun menyusul mengambil kunci mobil dan ponsel.
Tanpa menunggu lama, mereka berangkat ke rumah sakit. Ismalia berpamitan ke Mak Sumi yang sedang mencuci piring di wastafel.
"Mak...kamu berangkat dulu ya."
"Ya Non hati-hati."
Ismalia masuk ke dalam mobil begitu juga Mandala. Menjalankan mobil menelusuri jalan yang penuh perkebunan masyarakat. Jarak yang ditempuh ke rumah sakit kurang lebih empat puluh lima menit dari villa. Sebelum ke rumah sakit, Mandala dan Ismalia mampir ke supermarket terdekat untuk membeli oleh-oleh.
Setelah barulah ia langsung melesat ke rumah sakit. Ismalia tidak lupa juga membeli sesuatu untuknya. Ia memakannya di dalam mobil. Mandala memperhatikan cara makan Ismalia yang begitu imut baginya. Sesekali Mandala tertawa melihat Ismalia yang makan seperti anak kecil.
"Sayang...cobalah makan tu pelan sedikit. Tenang saja tidak ada yang minta."
"Saya makan sudah pelan."
"Pelan apanya yang belepotan sana sini. Coba lihat cermin seperti anak kecil."
Ismalia mencari cermin di dalam tasnya. Benarl apa yang dikatakan Mandala. Ia makan memang belepotan disekitar mulut. Mandala sampai menjulurkan sapu tangan ke Ismalia.
"Ini bersihkan mulut sayang, jangan sampai mulut Mas yang membersihkannya." goda Mandala.
"Iya...iya."
Mandala menoleh ke Ismalia yang cemberut kesal.
"Sudah jangan cemberut seperti itu, nanti cantik hilang."
Tanpa memperdulikan perkataan Mandala. Ismalia masih melanjutkan memakan makanan snacknya. Tidak lama, mobil Mandala sudah tiba di parkiran rumah sakit. Mandala dan Ismalia keluar sambil membawa oleh-oleh yang mereka beli tadi di supermarket.
Mereka menelusuri lorong rumah menuju ke ruang rawat inap Jumanti. Setiba Ismalia masuk mengucapkan salam. Tampak Kiman sudah mulai mengemasi barang bekalan Jumanti. Mandala dan Ismalia dibuat heran.
"Assalamualaikum." ucap Ismalia membuka pintu.
"Wa'alaikumussalam, Is... Man." jawab Jumanti duduk diatas ranjang.
"Loh Paman dan Bibi mau kemana? Memang sudah diperbolehkan pulang sama dokter?" tanya Ismalia.
"Iya...Memang apa kata dokter?" tanya Mandala.
"Alhamdulillah, kondisi Bibi sudah membaik. Siang nanti sudah diperbolehkan pulang oleh dokter."
"Alhamdulillah syukur deh, Bibi sudah mulai baikan." ucap Ismalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomanceMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...