BAB 27

4.1K 152 3
                                    

Happy Reading🤗

🌹🌹🌹


Di suatu pagi hari, reaksi Mandala seperti kemarin malam tanpa respon dan mau berbicara. Di meja makan Rita, Bramantio, Erika, dan Ismalia hanya saling memandang juga terdiam suara dentingan sendok piring yang beradu. Usai selesai makan Mandala tidak berpamitan langsung melesat keluar.

Mandala mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Ia masih merasa terkejut dengan permintaan sang anak Erika yang ingin menjodohkan dengan sahabatnya anaknya. Sedangkan Erika, Ismalia, Rita masih terdiam di meja makan. Ismalia yang hanya tertunduk merasa malu.

"Nek, Bagaimana ini nek. Pasti ayah marah dengan Erika?" tanya Erika ke Rita.

"Tenang saja. Ayah kamu pasti marahnya sebentar gak akan lama. Nanti nenek akan bicara sama ayah kamu. Sudah kamu berangkat sekolah sana." ucap Rita.

"Baiklah, nek. Kita pamit dulu. Assalamualaikum." ucap Erika sambil menyambut tangan bersalaman.

"Wa'alaikumussalam." jawab Rita.

Bramantio sudah berangkat ke kantor setelah beberapa menit Mandala keluar. Kondisi tubuh sudah mulai membaik dan telah diperbolehkan oleh Rita untuk ke masuk kantor. Karena ia harus mengurus beberapa file yang diserahkan oleh sang sekretaris untuk ditandatangani.

Erika dan Ismalia berangkat ke sekolah diantar oleh sang sopir Pak Rahmad. Mereka berdua hanya terdiam tanpa ada yang membuka pembicaraan. Pak Rahmad sampai menatap di kaca spion depan heran dengan sikap kedua sahabat hanya terdiam.

Tidak perlu waktu lama, mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Seperti mode awal terdiam dan hanya berjalan beriringan saja sampai ke kelas. Di kelas temannya yang lain juga heran melihat Erika dan Ismalia. Tania menatap heran ingin bertanya takut Erika akan marah.

"Kenapa mereka seperti tidak saling mengenal? Apa mereka sedang bertengkar? Tanya gak ya, nanti gue yang kena marah. Lebih baik enggak deh." monolog batin Tania.

Sikap mereka juga sama ketika pulang sekolah. Bahkan mengantarkan Ismalia ke rumahnya Erika terus saja diam. Pak Rahmad hanya menghela nafas tidak berani bertanya dan ikut campur. Toh fikirnya Pak Rahmad nanti juga baikan lagi.

🌹🌹🌹


Di Perusahaan Bramantio Group, Mandala sudah berada di ruangannya sambil memeriksa beberapa file klien dan data keuangan perusahaan. Ia membolak-balikkan file dengan fikiran entah kemana. Konsentrasi Mandala terganggu dan tiba kepala sedikit sakit.

Mandala mengambil obat pereda sakit kepala yang berada di dalam laci lalu meminumnya. Ia menyandarkan kepala di kursi sejenak. Terdengar suara pintu di ketuk, Mandala menegakkan kepala dan menyuruh masuk. Ridwan sang sekretaris masuk memberitahu bahwa pukul 2 nanti akan jadwal pertemuan dengan klien.

Tok Tok Tok

"Masuk." perintah Mandala.

"Maaf mengganggu, Pak. Saya cuma mau bilang kalau bapak akan ada jadwal pukul 2 nanti untuk pertemuan dengan Perusahaan CF Group."

"Saya nanti tidak bisa, tolong kamu batalkan menjadi besok saja waktunya tetap pukul 2. Hari ini kepala saya sedikit sakit. Kemungkinan akan pulang lebih awal." ucap Mandala sambil memijat pelipis.

"Baik, Pak. Oh ya pak apa perlu saya belikan bapak obat pereda sakit kepala?" tanya Ridwan.

"Saya rasa tidak perlu. Saya selalu menyimpan obat pereda sakit kepala dan baru saja saya minum."

"Kalau begitu bapak pulang saja. Berkas itu biar saya saja yang memeriksanya."

"Baiklah. Saya serahkan ke kamu.Tolong kamu periksa secara teliti dan sesuaikan dengan data sebelumnya. Kalau ada apa-apa hubungi atau temui saya ada di apartemen."

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang