Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Kediaman Mandala, Ismalia sudah selesai mengemas semua keperluan liburan. Ia sudah bersiap dengan outlet baju kemeja biru dan rok serta jilbab putih. Ia selalu berpenampilan sesuai dengan usianya. Menunggu Mandala di kamar sambil bersandar di tepi ranjang memainkan ponselnya.Erika membuka pintu menemui Ismalia. Mendekati dan duduk di ujung kaki Ismalia.
"Eh...Rika." sapa Ismalia.
"Dua tiga hari ini, aku tidak ada teman nonton lagi deh." ujar Erika.
"Nenek kan ada? Atau ajak...." ucap Ismalia tertahan
"Ajak siapa?" tanya Erika.
"Om Nazir."
"Mengapa aku harus mengajaknya?"
"Ya...bukannya kalian sering keluar bersama."
Erika terdiam mendengar ucapan Ismalia. Ismalia dari awal sudah merasakan ada hubungan yang berbeda antara Erika dan Nazir. Ia berusaha membuat Erika bisa mengatakannya. Tapi nyatanya Erika masih tidak mau mengatakannya. Erika karena sedikit salah tingkah, ia berusaha menghindar.
"Ehm....aku ada sesuatu yang belum dikerjakan sebaiknya aku pamit keluar dulu ya." ucap Erika.
"Eh...tapi kamu belum jawab."teriak Ismalia.
Keluar dari kamar Ismalia dengan terburu-buru. Ismalia hanya menggelengkan kepala dengan tingkah Erika. Kelebihan lama menunggu, Ismalia langsung terlelap. Karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat jadi ia tidak tahan menahan kantuk. Kepala Ismalia miring ke kanan, ia baru sadar dari tidurnya.
Lihatnya jam sudah menunjukkan pukul sebelah lewat. Ia menuruni ranjang langsung menuju ke kamar mandi untuk melakukan shalat Zuhur. Dan ia tidak lupa melepaskan jilbabnya yang sudah terpasang rapi. Dengan alas kepala Ismalia keluar dari kamar mandi. Mengambil mukena dan menghamparkan sajadah. Lalu melaksanakan shalat Zuhur sendiri.
Tidak berselang lama, Mandala membuka pintu kamar. Dilihatnya Ismalia sedang melakukan shalat Zuhur. Tanpa berisik, Mandala langsung membuka lemari mengambil setelan baju. Melesat ke kamar mandi menyegarkan badan sebelum berangkat. Ismalia yang sudah selesai shalat tidak menyadari kedatangan Mandala.
Membuka mukena dan melipat sajadah. Dengan santainya menghampiri kaca tanpa jilbab saja hanya alas kepala. Saat suara kamar mandi terbuka. Membuat Ismalia sontak kaget dengan gerakan cepat mengambil jilbabnya yang dilempar sembarangan diatas ranjang.
Mandala melihat ke Ismalia yang seperti orang kalang kabut. Meletakkan sembarangan handuk di atas sofa kamar Mandala. Ismalia mendekati cermin membenahi jilbab yang dilepas sebelumnya. Mandala mengambil kemeja di lemari. Lalu menuju ke meja hias menata rambut tanpa menoleh ke Ismalia.
Tidak perlu lama keduanya sudah siap. Mandala keluar lebih dahulu menelusuri tangga. Ismalia menyusul dari belakang mengikuti langkah Mandala. Rita dan Erika sudah berada di meja makan siang. Mandala dan Ismalia langsung pamitan berangkat. Tidak ikut serta makan siang bersama.
"Loh Man. Kalian tidak makan siang dulu?" tanya Rita.
"Nanti saja saat di jalan, takut sampainya kemalaman. Ini juga sudah terlalu siang."
"Ya sudah. Kalian hati-hati di jalan, jangan ngebut jaga keselamatan."
"Baik, buk. Saya berangkat dulu."
Mandala dan Ismalia menyalami tangan Rita dan Erika. Menuju ke depan rumah, Pak Rahmad menyambut koper milik Mandala dan Ismalia. Untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil milik Mandala. Mandala mengambil sesuatu dari kantong celana santainya diberikan ke Pak Rahmad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomanceMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...