BAB 84

2.4K 76 3
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Mandala memikirkan nasehat dari Kiman. Sudah beberapa orang terdekatnya menyarankan untuk membuka hati menerima Ismalia. Kiman dan Jumanti sudah mulai menyukai Ismalia. Tampak Ismalia melayani Jumanti begitu perhatian dan teliti. Bukan karena wajahnya yang mirip Evika. Melainkan sikap Ismalia yang sangat tulus.

Jumanti dan Ismalia mengobrol begitu sangat senang sambil ketawa. Kiman melihatnya menjadi tersentuh. Beralih ke Mandala yang tampak melamun. Kiman mencoba menyadarkan Mandala hingga terperanjat. Untuk menenangkan pikirannya ia izin keluar ruang sebentar. Dengan alasan membeli sesuatu untuk mereka makan bersama.

"Man...Man...Man." panggil Kiman.

"Achh...iya paman."

"Kamu kenapa? Melamun?" tanya Kiman.

"Hm...tidak. Sa...saya ingin keluar sebentar. Membeli sesuatu untuk kalian, sebentar." ucap Mandala.

Mandala langsung keluar dari kamar rawat inap Jumanti. Ia berjalan ke koridor rumah sakit sampai tiba di depan pintu utama rumah sakit. Ia mengendarai mobilnya mencari tempat santai sambil minum secangkir kopi. Jarak yang tidak jauh dari rumah sakit. Ia menemukan sebuah cafe kecil. Ia pun memarkirkan mobil dan masuk ke dalam cafe.

Ia duduk di salah satu bangku kosong bagian pojok. Memanggil waiter memesan kopi serta tidak lupa memesan beberapa makanan dan minuman untuk dibungkus. Kini Mandala kembali berpikir akan nasehat dan kejadian kemarin malam. Kejadian ia bersama Ismalia begitu refleks tanpa di sadari Mandala. Namun membuat ia tersenyum sendiri.

Tidak lama waiter membawa kopi pesanan Mandala. Terperanjat dengan dering ponsel miliknya. Menampilkan nama penelpon yaitu Alya. Mandala ragu-ragu ingin menjawab panggilan Alya. Tidak ada deringan lagi, cukup lama ponsel kembali berdering. Mandala langsung menjawab panggilan Alya.

"Ya, Hello. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, Man. Kamu sekarang ada dimana? Kamu sibuk tidak?"

Cukup lama Mandala dan Ismalia di rumah sakit tanpa terasa hari sudah menjelang siang.

"Saya sekarang lagi keluar kota, ada pekerjaan. Kenapa?" tanya Mandala balik.

"Ohh...Kapan kamu berangkatnya? Kok aku tidak tahu sih?"

"Kemarin pagi. Maaf ya saya tidak sempat bilang soalnya mendadak." jawab Mandala bohong.

"Terus kapan pulangnya?"

"Saya kurang tahu, tergantung pekerjaan saya cepat selesai atau tidak."

"Ohhh...begitu. Ya sudah, aku doakan pekerjaan kamu lancar dan pulang dengan cepat."

"Terima kasih."

"Ya sudah. Eh tapi kalau kamu pulang jangan lupa beritahu aku ya."

"In Syaa Allah."

"Ok, itu saja. By Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Mandala menutup panggilan dari Alya. Menyesapi minuman secangkir kopi yang ia pesan.

🌹🌹🌹


Kediaman Mandala, Erika yang sedang berada di kamarnya merasa bosan. Berbaring bolak-balik di ranjangnya sambil memainkan ponsel. Ia duduk kembali melihat jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh. Tidak lama ponsel Erika berdering. Ukiran bibir mengukir senyum melihat nama pemanggil tidak lain yaitu Nazir.

"Hello, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Ada apa, Om?" tanya Erika jutek.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang