BAB 20

6K 165 3
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Drama ajakan Erika berangkat ke sekolah bersama disetujui oleh Ismalia. Berbagai jurus bujukan Erika lakukan. Lain pula sang pembantu Bik Inah menceritakan kejadian antara Ismalia dan Mandala disaat sang ayah sakit di meja makan.

Tengah asyik bercerita, Mandala turun menuju meja makan dengan pakaian yang sudah rapi. Setelan jas dan celana kain hitam serta kemeja putih. Wajah yang sebelumnya pucat tidak terlihat lagi yang hanya terlihat segar dan cool.

Saat Bik Inah menyajikan bubur ayam memberikan ke Mandala. Mandala teringat buatan bubur ayam Ismalia kemarin. Tanpa sadar Mandala tersenyum sendiri. Bik Inah dan Erika menoleh lalu saling memandang tersenyum geli melanjutkan sarapan pagi.

Beberapa saat menyelesaikan sarapan, Erika pun berpamitan dengan sang ayah Mandala mengulurkan mencium tangan. Erika berangkat yang diantar oleh sang sopir Pak Rahmad tak lupa juga untuk singgah sebentar ke rumah Ismalia menjemputnya.

Lalu disusul Mandala berjalan menuju halaman memasuki mobil yang sudah disediakan oleh sang sopir. Mandala berangkat ke kantor menyetir kendaraan sendiri. Karena baginya sudah mulai baikan kepalanya pun tidak pusing lagi.

Sedangkan Bik Inah membersihkan meja makan lalu membawa piring dan gelas kotor bekas Erika dan Mandala sarapan pagi ke dapur lalu membasuhnya di wastafel. Barulah Bik Inah pergi ke pasar belanja keperluan untuk makan siang dan malam sekaligus belanja bulanan dapur.

Di dalam mobil Erika memainkan ponsel membuka aplikasi hijau menghubungi Ismalia. Memberitahu kalau ia sudah berangkat sedang menuju ke kediamannya.

🌹🌹🌹


Tit tit tit

Mobil Erika tiba didepan gang menunggu belum menampakkan batang hidungnya. Tak lama Ismalia keluar dari gang rumahnya. Masuk ke dalam mobil Erika kemudian melaju menuju ke sekolah. Erika memandang lekat Ismalia mesem-mesem. Ismalia merasa di pandang heran menyengitkan kening.

"Kenapa kamu memandangku seperti itu?"

"Gak papa. Suka saja."

"Kamu ini." ujar Ismalia. menoleh sebentar lalu menatap jalanan.

"Is. Gue mau nanya. Tapi lo jangan marah ya?" masih menatap Ismalia.

"Tanya apa?" Tanya Ismalia matanya ke jalan luar kaca mobil lagi.

"Lo mau gak jadi ibu sambung gue?"

Mata netra Ismalia tadinya melihat ke jalanan lalu tiba-tiba langsung menatap sorot Erika.

"Maksud kamu?"

""Ya jadi istri ayah gue lah. Apa lo gak tertarik sama ayah gue. Ayah gue kan udah tampan, cool, mapan, kaya lagi."

"Apa! Hah... Kamu bercanda keterlaluan, Rik."

"Gak. Gue gak bercanda, serius. Mau ya, please...?

"Maaf, Rik. Aku masih belum kepikiran buat nikah. Aku masih mau raih cita-cita aku dulu."

"Tapi kan lo bisa nikah sambil kuliah? Cita-cita bukan suatu penghalang buat nikah. "

"Tapi, Rik. Aku sama ayah kamu itu usianya beda jauh loh. Ya gak mungkin? Kamu cari wanita aja deh ya jangan aku."

Entah kenapa Erika setelah mendengar cerita sang bibik merasa tertarik untuk menjodohkan sang sahabat Ismalia dengan sang ayah Mandala. Fikirnya Ismalia sosok wanita memiliki sifat yang baik, penyayang, pengertian, dewasa, dan keibuan bahkan wajahnya mirip dengan almarhum ibunya yang telah meninggal dunia.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang