BAB 34

3.4K 162 11
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹

Keesokan paginya di Hari Minggu Rita kembali mendatangi kediaman Ismalia untuk membicarakan perjodohan antara Ismalia dan Mandala yang akan dilakukan acara pertunangan terlebih dahulu. Rita sebelumnya ikut khawatir karena akan ada orang ketiga yang akan hadir menggoda Mandala. Oleh karena supaya sedikit memperkuat ikatan harus dilakukan pertunangan antara Ismalia dan Mandala.

Sang sopir dan Rita kini telah menelusuri jalan sempit menuju rumah Ismalia. Sesampainya di teras rumah Rita mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Assalamualaikum..." ucap Rita yang kemudian disahuti oleh orang rumah yaitu Ibu  Mastiara.

"Wa'alaikumussalam...Eh, silahkan masuk."

"Iya, terima kasih."

"Maaf Bu Rita, nak Is nya lagi keluar sebentar ke warung. Mungkin sebentar lagi juga datang." ujar Mastiara.

"Eh...tidak Bu Mastiara. Saya ke sini hanya ingin membicarakan sesuatu ke Ibu mengenai Ismalia dan Mandala."

Mastiara jadi penasaran yang ingin dibicarakan oleh Rita mengenai mereka.

"Maksudnya mengenai mereka? Emangnya mereka kenapa?" tanya Mastiara.

"Begini Bu...."

Rita menceritakan kejadian 2 hari yang lalu mengenai Sofia yang secara terang-terangan mencoba menggoda Mandala. Walaupun hal tersebut tidak direspon oleh Mandala tetapi tetap saja menjadi kekhawatiran bagi Rita sendiri dan sang cucu Erika.

Mastiara yang mendengarkan cerita Rita juga bergidik ngeri. Ia tidak habis fikir ternyata masih ada wanita yang begitu kecentilan dan menggoda pria secara terang-terangan dihadapan keluarga Mandala. Seperti tidak ada malu dan tidak mempunyai harga diri saja fikir Mastiara.

"Astaghfirullah...Kok ada ya, Bu. Wanita yang seperti itu. Saya yang mendengarnya saja juga rasanya malu, Bu."

"Ya begitulah, Bu Mastiara. Oleh karena itu saya ingin mendengar pendapat Ibu Mastiara bagaimana kalau mereka berdua kita tunangkan saja terlebih dahulu. Setidaknya sudah ada ikatan. Untuk tempat dan lainnya kita buat sederhana saja hanya mengundang para kerabat terdekat."

"Bagaimana ya, Bu. Saya tidak bisa mengambil keputusan, semua ada pada Ismalia. Saya setuju saja apabila hal yang terbaik bagi Is."

"Ya, saya mengerti. Sebelum membicarakan hal ini ke Is alangkah baiknya, saya bicarakan ini ke Ibu Mastiara selaku orangtuanya."

"Kalau begitu kita tunggu saja Is pulang dari warung." ujar Mastiara sambil mengambil air dan cemilan di dapur untuk disuguhkan.

Tak lama Mastiara pun datang dengan sebuah nampan berisi air dan cemilan lalu disuguhkan diatas meja sambil menunggu kedatangan Ismalia pulang. Mereka pun berbincang-bincang mengenai persiapan pertunangan Ismalia dan Mandala hingga berakhir dengan candaan.

20 menit kemudian Ismalia pulang masuk langsung mengucap salam. Dilihatnya sebuah mobil terparkir yang tidak jauh dari gang menuju rumahnya. Ismalia sudah mengetahui bahwa fikirnya Erika yang datang ke rumahnya. Namun ternyata ketika memasuki rumah Nenek Rita yang datang.

Ismalia segera menyalami tangan Rita dan sang sopir lalu duduk di samping sang Ibu Mastiara. Mastiara mengambil kantong yang dibawa Ismalia ke dapur lalu kembali mendekati Ismalia.

"Nenek ke sini sendirian. Mana Erika, Nek?" ucap Ismalia sambil matanya mencari keberadaan Erika.

"Nenek kesini tidak bersama Erika. Nenek juga tidak pamitan sama Erika karena Erika masih molor. Hehehe..."

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang