BAB 12

4.2K 146 0
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Perbincangan antara Erika yang mengajak Ismalia untuk santai di cafe tempat nongkrongan mereka. Ismalia menolak dengan halus ajakan karena ia harus membantu sang ayah di tempat rumah makan mereka.

Erika jadi sedikit kecewa akhirnya memutuskan ikut Ismalia pulang ke tempat rumah makan mereka. Teman-temannya yang lain Tania, Rio, dan Rehan juga tidak dapat ikut karena kesibukan masing-masing.

Setelah mendapatkan izin Erika langsung memberitahu sopir untuk langsung menuju ke tempat Ismalia. Ismalia yang sudah pulang duluan karena ia menggunakan sepeda. Tanpa diketahui Erika sedang diawasi dan dibuntuti oleh seseorang dengan mobil hitam.

Ya mobil hitam tersebut adalah orang suruhan atau pengawal yang di perintah oleh Mandala untuk memantau kemana Erika pergi termasuk ke rumah Ismalia. Erika yang tengah asik memainkan ponselnya tidak menyadari bahwa ia sedang di ikuti.

Sekitar 30 menit kemudian, Ismalia telah tiba di tempat rumah makan orangtuanya. Lalu di susul kembali dari belakang Ismalia kedatangan mobil Erika dan sudah terparkir di halaman rumah makan. Sopir keluar membukakan pintu untuk Erika.

Pandangan Erika melihat tempat rumah makan Ismalia cukup sangat ramai pengunjung. Terlihat Ibu Ismalia tengah melayani pelanggan dan sang adik sedang mengelap meja dan membawa piring bekas pengunjung.

Ismalia menghampiri Erika mempersilahkan masuk ke dalam dan mendekati sang ibu mencium tangan diikuti Erika.

"Assalamualaikum." ucap serentak Ismalia dan Erika sambil mencium tangan.

"Wa'alaikumussalam. Sudah pulang." menyambut tangan sang anak.

"Eh ada nak Erika. Silahkan duduk nak Erika." mempersilahkan masuk dan duduk.

Sedangkan Ismalia setelah bersalaman dengan sang ibu. Ia meletakkan tasnya lalu pergi ke depan membantu sang adik dan sang ayah dalam menyajikan pesanan pengunjung. Ismalia sangat telaten dalam melayani pengunjung. Tak jarang yang sering bercanda dengan Ismalia.

Erika sebenarnya sudah beberapa kali bertemu dengan Ibu, Ayah, dan adik-adik Ismalia di rumah mereka. Untuk tempat rumah makan mereka Erika ini baru pertama kali. Bahkan Erika sudah tiga kali menginap di rumah Ismalia.

Erika memanggil kedua orangtua Ismalia sudah dengan sebutan Ibu dan Ayah. Karena kedua orangtua Ismalia sudah mengganggap Erika sebagai anak mereka juga.

Di dalam Ibu Mastiara sedang menemani Erika yang sedang duduk. Sekali-kali memperhatikan pengunjung yang berada di luar semakin ramai. Dari kalangan biasa sampai kalangan orang-orang kantor.

"Maaf nak Erika begini lah tempat rumah makan kami sederhana gak sebagus yang lain." ujar mempersilahkan duduk Erika.

"Iya buk. Gak kok buk ini juga bagus walaupun sederhana dan bersih lagi." sahut Erika.

"Iya nak. Nak Erika mau minum apa." Tanyanya ibu Mastiara.

"Eh gak usah repot-repot buk. Erika juga gak haus kok. Kalau haus nanti bisa minta ke Is kok buk."

"Gak papa nak. Bentar ya biar ibu panggilkan Is?" Ujar Ibu Mastiara meninggalkan Erika yang sedang duduk di dalam menghampiri Ismalia.

Tak Lama Ismalia masuk ke dalam membawa segelas teh dingin beserta dengan cemilan. Ibu Mastiara tidak ikut masuk karena membantu menyajikan makanan. Ismalia duduk sebentar menemani Erika.

"Nih maaf ya cuma ini aja yang bisa aku sajikan." ucap Ismalia sambil meletakkan segelas teh dan cemilan di meja.

"Gak papa kok. Oh ya setiap hari sering rame ya?" Tanya Erika sambil menyeruput teh.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang