Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Sekitar dua puluh menit, ambulans telah tiba di rumah sakit Cendrawasih. Para perawat menurunkan Jumanti dan diikuti Kiman. Menuju ke ruangan IGD untuk pemeriksaan. Mandala langsung menuju ke loket administrasi untuk mengurus pembayaran. Setelah selesai, Mandala menghampiri Kiman yang berdiri di dekat ruang IGD.Sekitar lima belas menit pemeriksaan. Jumanti dipindahkan ke ruang rawat inap. Sesampainya di sana Kiman terus mendampingi Jumanti. Mandala menghampiri Kiman yang duduk disamping sang istri.
"Sekali lagi terima kasih, Nak Mandala. Kami selalu menyusahkan kamu."
"Tidak sama sekali, paman. Bukankah saya sudah menganggap kalian seperti orangtua saya begitu juga dengan Evika."
"Sungguh mulia hatimu, nak. Semenjak kepergian Evika, bibi mulai jatuh sakit walau tidak terlalu parah. Kadang ia tetap keras kepala untuk tetap jualan. Tapi selama beberapa bulan sakit bibi semakin parah. Hingga dalam keadaannya sekarang ini." jelas Kiman.
"Paman dan bibi jangan sungkan untuk menghubungi saya kalau terjadi apa-apa. In Syaa Allah saya akan datang."
"Iya, nak. Oh ya nak, kamu ke sini hanya datang seorang diri. Putri kalian kemana?" tanya Kiman.
"Tidak. Saya ke datang ke sini tidak bersama Erika melainkan ..." jawab Mandala ragu.
Mandala sedikit ragu ingin memberitahu Kiman kalau ia sudah menikah lagi. Namun dilihat keraguan dari wajah Mandala. Kiman sudah mengetahuinya dan tersenyum ke Mandala.
"Istri baru kamu? Sudah lah, Man. Kamu jangan ragu seperti itu. Hal itu wajar saja, kamu kan masih muda dan tampan. Lain kali bawa lah ia kenalkan kepada kami." ujar Kiman.
"Baiklah, lain kali akan saya perkenalkan ke kalian."
"Sekarang istrimu dimana?"
"Ada di villa saya, paman."
Mandala menoleh ke jam di pergelangan tangannya. Tanpa terasa sudah menjelang Maghrib. Ia pun berpamitan ke Kiman dan Jumanti. Menyalami tangan mereka dengan takzim.
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu. Besok saya akan datang ke sini lagi."
"Baiklah hati-hati di jalan."
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Selama percakapan antara Kiman dan Mandala. Jumanti dalam keadaan tertidur setelah disuntik obat di ruangan IGD. Kepulangan Mandala tidak ia sadari. Mandala menjalankan mobilnya menuju ke villa. Ia baru menyadari begitu lama ia meninggalkan Ismalia di villa bersama Mak Sumi.
Flashback Off
🌹🌹🌹
Tengah malam, Ismalia terjaga dari tidurnya. Terasa tenggorokannya sedikit kering. Dilihatnya Mandala sudah berada di sampingnya. Menatap sejenak wajah Mandala yang tertidur dengan posisi menghadap ke arahnya. Terus menatap, Ismalia masih belum menyadari. Kalau Mandala terbangun juga menatap Ismalia.Ismalia menjadi terkejut ketika Mandala berdehem.
"Ekhemmm...Apa kamu sedang mengigau dalam mata terbuka?" tanya Mandala mengejek.
Ismalia langsung tersadar dalam menatap Mandala. Tanpa menjawab pernyataan dari Mandala. Ia secepatnya beranjak dari ranjang keluar kamar menuju ke dapur. Terlihat gelap, Ismalia dengan hati-hati menuruni tangga. Mendekat saklar lampu dapur, lampu pun menyala. Ia mengambil gelas dari lemari atas lalu menuangkan air.
Ismalia hendak berbalik, ia sontak kaget. Mandala tepat berada di belakangnya. Dengan posisi mepet dengan tubuh Ismalia. Mandala berdiri hendak menjangkau gelas di dalam lemari atas. Wajah Ismalia menjadi merona akan salah tingkah. Ismalia sedikit mendongakkan kepala melihat Mandala tangan menjangkau gelas.
Pandangan mereka akhirnya bertemu saling pandang memandangi. Tatapan yang bagaikan ada tarikan magnet. Sehingga mata mereka menatap tanpa berkedip sedikitpun. Mandala teringat akan ucapan Ridwan dan Nazir. Mencoba menerima Ismalia sebagai istri seutuhnya.
Mandala mulai menggerakkan tangannya ke pipi Ismalia. Mengusapnya secara lembut membuat Ismalia terpejam. Beralih turun ke pinggang Ismalia. Gerakkan cepat menarik pinggang Ismalia biar lebih dekat. Tatapan mereka masih sama. Arah mata Mandala tertuju ke bibir Ismalia yang kecil imut dan berwarna pink.
Mandala secara perlahan memajukan wajahnya sehingga tidak ada jarak. Antara wajah Mandala dan Ismalia. Ismalia berdiri tanpa bergerak sedikitpun. Sepertinya menikmati apa yang dilakukan oleh Mandala. Semakin dekat dan mendekat Mandala mulai mencium bibir Ismalia lama. Mata Ismalia menjadi melotot akan aksi Mandala.
Namun kelamaan, Ismalia memberanikan tangannya memeluk Mandala. Akan respon Ismalia, membuat Mandala masih betah akan ciumannya. Mandala memaklumi kekakuan Ismalia yang mungkin pertama kali baginya. Sedikit meresapi dan melumat bibir yang kecil imut dan berwarna pink merona.
Aksi mereka terhenti dan sadar ketika suara pintu hendak dibuka dari kamar Mak Sumi. Adegan ciuman mereka terhenti. Mandala dan Ismalia secepatnya menetralkan diri akan adegan pertama mereka. Tampak diantara keduanya salah tingkah. Mandala segera beranjak dari hadapan Ismalia menuju ke kamar atas.
Mak Sumi keluar membawa teko melihat Ismalia berada di dapur. Ismalia secepatnya mengelap bibirnya bekas saliva Mandala. Agar tidak diketahui oleh Mak Sumi.
"Loh, Non Is. Malam-malam begini sedang apa di dapur?" tanya Mak Sumi.
"Mm...ini...i..ini saya lagi minum air karena tenggorokan saya terasa kering tadi. Sebab itu saya bangun pergi ke dapur." jawab Ismalia gagap.
"Mak Sumi. Sedang apa malam-malam begini?"
"Ohh...sama dengan Non. Mau ambil air buat mengisi teko Mak."
"Oh kalau begitu, saya naik ke atas dulu."
"Iya, Non."
Ismalia memasuki kamarnya, terlihat Mandala tidak ada di ranjangnya. Terdengar suara percikan air dari kamar mandi. Tidak ingin salah tingkah dan malunya akan adegan tadi. Ismalia secepatnya membaringkan diri menarik selimut. Suara pintu terbuka, Ismalia secepatnya memejamkan mata pura-pura tidur.
Mandala berjalan mendekati ranjang. Berbaring di samping Ismalia dengan posisi membelakangi Ismalia. Ismalia menengok ke arah belakang. Tampak tidak ada suara ataupun pergerakan dari Mandala. Ismalia menghembuskan nafas lega. Padahal baik Ismalia maupun Mandala masih sama-sama belum tidur.
Ismalia tersenyum sendiri mengingat adegan romantis berciuman pertama kalinya. Ada rasa aneh dan kenyal gimana bagi Ismalia. Sedangkan Mandala juga senyum-senyum sendiri mengingatnya. Baginya mungkinkah mulai saat ini untuk mulai lembut dengan Ismalia. Menerima dan mencintai sepenuh hatinya. Mulai melupakan masalah lalu yang membuatnya rasa bersalah.
Karena bayangan terus terngiang di pikiran Ismalia akibat adegan tadi. Membuat Ismalia tidak bisa tertidur sama sekali. Ia menoleh ke Mandala lagi. Terdengar suara halus dengkuran.
"Dasar beruang kutub, bisa-bisanya tertidur pulas. Sepertinya tidak terjadi apapun baginya." ujar Ismalia dalam hati.
"Tapi...apakah ini awal bagi saya ya untuk memulai mencintai Mas Mandala?" tambah Ismalia dalam hati.
Ia pun memainkan ponsel untuk mengundang kantuk. Cukup lama mengotak-atik ponselnya. Rasa kantuk mulai datang menghampiri mata Ismalia. Ismalia meletakkan ponsel di atas nakas. Mulai memasuki dunia tidurnya dan jam terlihat menunjukkan pukul dua pagi.
Bersambung...
Sekali lagi ya jangan lupa like, vote, follow subscribe dan komentarnya ya readers 🤗 Jangan pelit-pelit, kan author sudah sering update sesuai permintaan para readers semua. Dan mohon maaf ya jika terdapat kalimat yang typo 🙏
![](https://img.wattpad.com/cover/334919746-288-k846914.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomanceMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...