BAB 75

2.2K 70 0
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Waktu sudah menunjukkan siang hari. Ismalia dan Mandala berpamitan untuk pulang. Mastiara yang juga sudah kembali dari rumah makan mengantar bahan masakan. Ismalia dan Mandala harus segera kembali karena Mandala ingin pergi kantor sebentar.

Ismalia menyalami tangan Mastiara. Mereka dengan hati-hati menelusuri jalan sempit yang tergenang oleh hujan malam hari. Memasuki mobil menuju ke arah kantor. Mandala tidak mengantar Ismalia lebih dulu. Melainkan membawa Ismalia ikut sekalian ke kantornya.

Sesampainya di kantor, para staf menyapa Mandala dan Ismalia. Semua para staf di kantor sudah mengenal Ismalia. Karena pada saat resepsi semua rekan kerja di undang hadir. Ismalia membalas dengan senyum ramah dan manis ke para staf. Ada yang memuji akan kecantikan istri bosnya itu.

Mandala dan Ismalia memasuki lift menuju ke ruangan kerjanya. Tepat di tingkat atas, Mandala berjalan memasuki ruangan kerjanya. Disusul dari arah belakang Ismalia ikutan masuk ke dalam. Ia duduk di kursi sofa ruang kerja Mandala. Sambil menunggu Mandala selesai mengerjakan pekerjaannya.

Ia melihat sekeliling kantor milik Mandala. Ruangan yang cukup luas dan estetik sekali. Kombinasi warna pria yaitu silver, hitam, dan putih. Untuk menghilangkan bosan, Ismalia membaca majalah yang tergelak di atas meja. Terdengar suara ketukan, Mandala mempersilahkan masuk sang sekretaris yaitu Ridwan.

Ridwan pula menyapa Ismalia yang sedang duduk di kursi sofa. Lalu kembali menyerahkan beberapa file sudah diperbaiki setelah kekacauan di bidang keuangan perusahaan. Mandala memeriksanya kembali, semua telah sesuai dengan ia perhitungankan.

Mandala langsung menandatangani berkas tersebut. Menoleh sejenak ke Ismalia yang sedang melihat-lihat majalah. Selesai ditandatangani, Ridwan pamit keluar namun ditahan oleh Mandala.

"Terima kasih, tuan. Saya pamit keluar dulu."

"Hm."

"Oh ya....Ridwan." panggil Mandala.

"Iya, tuan. Ada yang diperlukan lagi tuan?" tanya Ridwan.

"Tolong kamu belikan sesuatu makanan dan minuman ya untuk Is." perintah Mandala.

"Baik, tuan."

Ridwan pun keluar langsung melaksanakan perintah Mandala. Membeli makanan dan minuman untuk Ismalia. Mandala kembali mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Ismalia merasa bosan ia beralih memainkan ponselnya. Terdapat satu panggilan tidak terjawab dan pesan WhatsApp dari Erika.

Pesan berisi Erika meminta pertolongan ke Ismalia untuk membantunya berbohong. Erika menjelaskan semuanya di pesan WhatsApp tersebut. Ismalia hanya menggelengkan kepala akan sikap Erika. Dengan terpaksa ia membantu Erika. Dalam pesan tersebut Erika sempat mengatakan pergi jalan-jalan dengan seseorang.

Ismalia ingin bertanya lebih bukan saatnya. Sebaiknya akan ia tanyakan ketika bertemu dengan Erika secara langsung. Pandangan Ismalia menoleh ke Mandala yang begitu sibuk. Ia terus menguap tanpa terasa ia tertidur lelap di sofa. Mandala melihat Ismalia terlihat seperti tertidur.

Ia menghampiri Ismalia membenarkan tidur Ismalia kurang nyaman. Ia juga membuka jas miliknya untuk menyelimuti Ismalia. Menatap sejenak tanpa terasa Mandala mengukir senyum dan mengusap sayang kepala Ismalia. Lalu kembali beranjak ke meja kerja menyelesaikan pekerjaan.

Lima belas menit kemudian, Ridwan mengetuk pintu dan masuk. Membawa pesanan makanan dan minuman untuknya dan juga Ismalia.

"Terima kasih ya Ridwan."

"Sama-sama tuan."

Ridwan pun pamit keluar dari ruangan Mandala. Tiba-tiba suara ponsel Mandala berdering. Tertera nama pemanggil yaitu Alya. Mandala menoleh ke Ismalia yang masih tertidur. Ia mencoba menjawab panggilan Alya.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang