BAB 41

3.8K 141 6
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Akibat terobsesinya Sofia terhadap Mandala. Ia mampu melakukan apapun demi memiliki Mandala bahkan menyingkirkan yang berani mendekati Mandala. Sofia berbuat licik dengan menipu sang pembantu keluarga Mandala hanya untuk memberikan pelajaran untuk Ismalia yaitu dengan meneror berupa pesan singkat yang berisikan sebuah ancaman.

Ismalia yang mendapat pesan dari seseorang menjadi sedikit takut. Akibat rasa takutnya ia berakhir menginap di rumah Erika. Ismalia yang berbaring di atas ranjang hanya bolak-balik saja tanpa memejamkan mata. Ia begitu gelisah dan takut mengakibatkan tenggorokan terasa haus.

Ismalia ingin membangunkan Erika merasa tidak tega. Melihat Erika yang sedang tidur nyenyak dan waktu pun baru menunjukkan pukul 21.26 wib. Ismalia akhirnya memutuskan untuk turun ke dapur sendiri. Ismalia membuka pintu secara pelan lalu menuju tangga. Menghidupkan saklar lampu, mengambil botol air lalu ia tuangkan ke dalam gelas. Kemudian ia teguk hingga tandas.

Ismalia duduk sejenak di kursi meja makan. Mengingat pesan dari orang misterius hingga melamun.

"Siapa orang itu, mengapa aku disuruh untuk menjauhi Om Mandala? Ataukah itu dari pacar Om Mandala? Tapi kata Nenek Rita Om Mandala tidak memiliki pacar ataupun teman perempuan. Apalagi sikapnya yang dingin seperti kayak kulkas tiga pintu." ucap Ismalia dalam hati.

"Kalau ya pun, kenapa sampai segitunya mengancam bawa-bawa nyawa lagi. Apa segitunya ya orang itu menyukai Om Mandala?"

Ismalia menatap sejenak ponsel yang ia bawa. Beralih menuangkan kembali air ke dalam gelas lalu ia teguk. Saat meneguk air di  dalam gelas, suara ponsel berbunyi menandakan pesan masuk. Ismalia membuka kembali ponselnya, ia kembali terkejut nomor orang misterius tersebut mengirim sebuah foto boneka beruang bersimbah darah dengan badan tersayat-sayat.

"Aaaa......" teriak takut Ismalia sembari melemparkan ponselnya ke lantai.

Tiba-tiba Mandala muncul memungut ponsel Ismalia dan melihat wajah Ismalia yang ketakutan. Mandala merasa heran dan penasaran melihat isi ponsel Ismalia yang masih hidup. Dengan secepat kilat Ismalia mengambil ponsel yang berada di tangan Mandala.

"Ja-jangan...." larang Ismalia masih ketakutan.

"Kamu kenapa? Sepertinya kamu sedang ketakutan?" tanya Mandala dingin menatap Ismalia lekat.

Ismalia masih rasa ketakutan tidak berani menatap wajah Mandala yang bertanya kepadanya.

"Ti-tidak, tidak apa-apa Om. Cu-cuma tadi Ia ketemu kecoa saja diatas meja." ujar Ismalia berbohong.

Mandala terus menatap lekat Ismalia dengan ekspresi datarnya.

"Terus kenapa kamu belum tidur?" tanya Mandala lagi masih dengan ekspresi sama.

"I-Is tadi sudah tidur Om tapi terbangun. Ka-karena tenggorokan Is kering jadi haus. Lalu Is turun ke bawah minum air. Maaf, Is mengganggu tidur Om." jelas Ismalia masih wajah tertunduk.

"Ya sudah, kembali tidur sana. Sudah selesaikan?" tanya ketus Mandala.

"I-iya, sudah Om. Kalau begitu Is naik ke kamar dulu Om." ujar Ismalia meninggalkan Mandala yang masih berada di dapur.

Mandala terus menatap punggung Ismalia yang berjalan menaiki tangga hingga tiba di kamar Erika.

"Kenapa dia? Kenapa seperti sedang ketakutan begitu?" monolog Mandala dalam hati.

"Ah...sudah lah." ujar Mandala sembari mengambil botol di kulkas.

Mandala menuangkan air ke dalam gelas lalu meneguknya hingga habis. Selesai Mandala mematikan saklar lalu menaiki tangga menuju ke kamar.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang