BAB 87

2.4K 83 9
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Mandala sudah mulai memikirkan nasehat dari Kiman. Ia mencoba untuk membuka hati dan menerima Ismalia. Saat berada di meja makan, Mandala sudah mulai menunjukkan sedikit perhatiannya. Walaupun masih ada sedikit kaku. Begitu juga Ismalia mencoba untuk tidak canggung dan sungkan dengan Mandala.

Bahkan Mandala tidak segan-segan menunjukkan keromantisan ke Ismalia. Keadaan ruangan yang remang-remang minim cahaya. Hanya sedikit cahaya dari televisi. Mak Sumi telah kembali ke kamarnya karena tugasnya sudah selesai. Ismalia menemani Mandala menonton televisi.

Akibat rasa kantuk Ismalia membuat Mandala menatap lekat. Maka terjadilah keromantisan diantara keduanya. Mandala mencium Ismalia untuk yang kedua kalinya. Ismalia merespon dengan sangat baik. Sehingga Mandala mulai menginginkan haknya sebagai seorang suami ke Ismalia.

Ismalia memberikan respon hanya dengan menganggukkan kepala. Mandala tersenyum karena mendapat persetujuan dari Ismalia. Mandala mematikan televisi lalu beranjak dari duduknya. Ia menggapai tangan Ismalia dan menggendongnya dengan gaya bridal style. Menelusuri tangga menuju ke kamarnya.

Mendudukkan Ismalia secara pelan di tepi ranjang. Ia juga ikut duduk di samping Ismalia. Menjulurkan tangan mengusap pipi lembut Ismalia. Mencoba menanggalkan jilbabnya secara perlahan. Mandala semakin terpesona akan kecantikan Ismalia ketika tanpa jilbab. Dengan rambut hitam, lurus, sebatas dada.

"Hmmm...cantik. Benar-benar wanita sholeha, menjaganya hanya untuk yang sah. Saya harap kecantikan ini tidak diperlihatkan untuk orang lain." ucap Mandala memuji.

Ucapan Mandala membuat wajah Ismalia tertunduk malu. Hal ini membuat Mandala semakin gemes melihatnya. Ia memegang dagu Ismalia untuk menatap ke arahnya. Kedua mata mereka kembali beradu. Membaringkan Ismalia secara perlahan.

"Apa boleh sekarang?" tanya Mandala lembut.

Ismalia kembali menganggukkan kepala sebagai jawaban. Mandala mengukir tersenyum ke Ismalia. Sebelum memulai Mandala menuntun Ismalia untuk membaca doa terlebih dahulu. Semoga selalu terlindungi dan baik-baik saja. Selesai mencium kedua pipi Ismalia sebagai pembuka.

Begitu juga Ismalia memberanikan diri mencium puncak kepala Mandala. Mandala menjadi senang Ismalia tidak lagi segan dan canggung dengannya. Kini mulailah prosesi malam pertama antara Mandala dan Ismalia. Dengan begini secara perlahan sikap dingin Mandala berubah menjadi lembut terhadap Ismalia.

(Maaf ya author tidak dapat menceritakan malam pengantin mereka)

🌹🌹🌹


Keesokan subuh, usai meresmikan hubungan ke jenjang yang kedua. Kini posisi Mandala memeluk Ismalia dari belakang. Berbungkus selimut tebal karena dingin tanpa busana. Ismalia pun bangun menjangkau ponsel menunjukkan sudah menjelang subuh. Ia menoleh ke belakang melihat Mandala masih tidur sambil memeluknya.

Ismalia tersenyum sendiri mengingat Mandala memperlakukannya dengan sangat lembut dan tampak begitu sayang. Tidak ingin berlama, ia mencoba perlahan melepas tangan Mandala yang memeluknya. Menjangkau kain sprei membungkus tubuhnya. Lalu langsung melesat ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit, Ismalia membersihkan diri di kamar mandi. Ia melihat  Mandala masih belum bangun. Tidak ingin mengganggu, ia melaksanakan kewajiban di waktu subuh. Saat memasang mukena, Mandala terbangun melihat Ismalia hendak shalat. Mandala menahan Ismalia untuk menunggunya shalat jamaah.

"Hmmm...sudah bangun ternyata." ucap Mandala.

"Iya."

"Mau shalat?" tanya Mandala.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang