BAB 29

4.1K 174 10
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Di saat Mandala mendengar perkataan sekretaris Ridwan mengenai perasaan trauma dan sikap yang akhir ini sedikit berubah. Mandala merenungi begitu dalam sehingga sedikit tersentuh berubah fikiran. Kata mencoba saat ini yang ada di benaknya. Hingga ia menghubungi seorang perempuan untuk mengajak ketemuan di sebuah cafe pukul 2 sore.

Ya perempuan itu adalah Ismalia. Dimana ketika itu Ismalia sedang berbaring sambil membaca novel kesukaannya. Bunyi ponsel di tempat tidur membuat Ismalia menjeda membaca novel. Mengerutkan kening heran nomor tidak dikenal mengirimi pesan singkat kepadanya.

Mandala
"Assalamualaikum. Bisakah besok kita bertemu pukul 2 sore di Cafe Barista. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan sama kamu."

Ismalia
"Wa'alaikumussalam. Mohon maaf ini siapa ya?"

Mandala
"Ini saya Mandala. Ayah Erika. Apa besok bisa ketemuan?"

Ismalia
"Ah ya Om, In Syaa Allah bisa Om."

Setelah Ismalia mengatakan setuju, tidak ada lagi balasan chat dari Mandala lagi. Ismalia semakin dibuat heran darimana Mandala memiliki nomor ponselnya dan tiba-tiba mengajak ketemuan.

Flashback On

Sebelum Mandala pulang masih berada di kantor. Ridwan masih duduk sambil memegang berkas sesekali melirik Mandala juga memeriksa berkas.

"Fikirkan lah, bos. Disini bukan hanya untuk kebaikan Nona Erika saja tetapi untuk anda juga."

"Seperti andai Nona Erika sudah menikah dan harus mengikuti suami. Dan mohon maaf sebelumnya, orangtua bos telah tiada nantinya. Disini yang diperlukan adalah seseorang mengurus bos nantinya. Baik urusan perut bahkan urusan lainnya. Bos tidak mengalami kesendirian."

"Oleh karena itu, saya harap bos akan memikirkannya lebih matang lagi. Dan saya tidak bisa memaksakan semua keputusan ada di tangan bos. Saya hanya bisa memberi saran dan pengertian saja ke bos. Kalau ada yang salah dari perkataan saya sedari tadi saya mohon maaf sebesar-besarnya."

Ridwan pun melirik jam di tangannya dan ingin pamit keluar karena waktu sudah menunjukkan jam istirahat. Seperti biasa Ridwan akan memesan makan untuknya dan Mandala.

"Sudah memasuki jam istirahat. Saya mohon pamit bos dan memesan makanan siang untuk bos. Kalau begitu saya permisi." pamit Ridwan langsung keluar dari ruangan.

Setelah Ridwan berbicara panjang lebar kepadanya dan meninggalkan ruangannya. Mandala sempat berfikir panjang dan menghubungi Ibunya Rita. Meminta nomor ponsel Ismalia. Awalnya Rita dibuat bingung oleh Mandala secara tiba meminta nomor ponsel Ismalia.

Tut Tut tut

Mandala
"Assalamualaikum, Buk."

Rita
"Wa'alaikumussalam, Mandala. Akhirnya kamu menghubungi Ibu juga. Bagaimana keadaan kamu nak, kapan kamu akan pulang. Tolong jangan seperti ini nak. Ibu khawatir"

Mandala
"Alhamdulillah sehat buk. Maafkan aku buk untuk saat ini Mandala perlu waktu sendiri. In Syaa Allah kalau sudah tenang Mandala akan pulang ke rumah. Oh ya Ibu apa kabar?"

Rita
"Alhamdulillah sehat juga. Erika waktu itu ada hubungi kamu kenapa tidak kamu angkat dan pesannya tidak kamu balas. Apa kamu masih marah sama dia?"

Mandala
"Maaf buk. Waktu itu Mandala tidak ingin di ganggu dulu. Dan Mandala tidak marah dengan sesiapa pun hanya seperti yang aku bilang hanya perlu waktu untuk sendiri saja. Oh ya buk, Ibu ada tidak nomor ponsel Ismalia?"

Rita
"Ismalia. Ada perlu apa kamu minta nomornya?"

Mandala
"Hal penting buk yang harus aku bicarakan sama dia."

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang