BAB 66

2.5K 79 17
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Mandala kaget ketika Nazir datang bersamaan dengan Erika ke kantor. Mandala menghubungi Nazir untuk segera ke kantor. Karena Mandala meminta bantuan Nazir untuk menyelidiki kecurangan yang terjadi dalam keuangan perusahaan Mandala. Nazir menjelaskan mengenai kebersamaannya dengan Erika.

Penjelasan yang sedikit berbohong, Mandala akhirnya percaya. Beberapa obrolan terkait masalah perusahaan dan alasan mereka hadir bersama. Erika mulai bertanya mengenai perjalanan kedua antara Mandala dan Ismalia. Perjalanan yang dimaksud yaitu perjalanan bulan madu.

"Bagaimana? Apakah ayah sudah mencari tempat sesuai untuk perjalanan ayah dan Is?" tanya Mandala.

"Maksudnya apa?" tanya Mandala pura-pura tidak tahu.

"Man. Kamu itu sudah dewasa. Masa hal itu pun kamu harus saya jelaskan." ujar Nazir.

"Masih dipikirkan." jawab Mandala singkat.

"Ayah itu bagaimana? Ayah harus secepatnya mencari tempat di daerah mana kek yang indah yang pastinya. Kalau begini Rika bakalan tidak bisa cepat adik deh." ucap Erika menggoda Mandala.

Erika sengaja mempermalukan ayahnya di depan Nazir. Nazir yang mendengar perkataan Erika hanya tertawa. Mandala yang dibicarakan hanya melotot ke Erika. Erika tanpa takut menertawakan sang ayah. Erika bicara memang sedikit ceplas-ceplos tidak bisa direm.

"Sudahlah, Man. Sebaiknya kamu cari secepat mungkin. Anak sulungmu sudah tidak sabar ingin memiliki seorang adik. Hahaha..." tambah Nazir mengejek.

Mandala yang diejek hanya bisa terdiam. Menatap sinis ke arah Nazir. Erika ikutan tertawa candaan Nazir. Suara ponsel Mandala berdering. Mandala menjangkau ponselnya melihat nama Alya yang tertera. Ia melihat secara bergantian ke Nazir dan Erika. Nazir dan Erika menatap Mandala yang ragu-ragu mengangkat panggilan.

"Siapa yang menelepon, Man?" tanya Nazir.

"Hmmm...Alya yang menelepon." jawab Mandala ragu-ragu.

Mandala menoleh ke arah Erika. Raut wajah Erika berubah menjadi kesal dan marah. Mandala mengetahui Erika sangat tidak menyukai Alya. Mandala mengangkat panggilan dari Alya. Di saat itu Erika sontak keluar dari ruangan Mandala. Nazir kaget mengenai perubahan sikap Erika.

Mandala tetap menjawab panggilan dari Alya. Nazir masih berada di ruangan meminta penjelasan ke Mandala. Mengenai hubungannya Alya dengan perubahan raut wajah Erika.

"Hello. Assalamualaikum, Alya. Ya ada apa?" tanya Mandala sambil melihat ke Nazir.

Nazir pun sama melihat serius ke Mandala.

"Maaf ya Alya. Hari ini saya tidak bisa, saya sedang sibuk. Tadi ada masalah di kantor jadi saya tidak bisa makan siang bersama." ucap Mandala menolak Alya.

"Baiklah lain kali saja, Assalamualaikum." ucap Mandala menutup panggilannya.

Nazir yang melihat Mandala sudah menyelesaikan panggilan. Ia mulai bertanya mengenai alasannya.

"Apa maksudnya ini, Man? Siapa Alya? Dan kenapa Erika tiba-tiba marah mendengar nama Alya?" tanya Nazir.

"Man. Ingat kamu itu sudah menikah dengan Ismalia. Jangan sampai...." tambah Nazir.

"Tidak ada hubungan spesial antara saya dan Alya. Alya itu teman semasa sekolah menengah atas dulu. Dulu kami memang sangat dekat dan akrab. Setelah kelulusan sekolah komunikasi kami terputus. Dan sekitar 3 hari yang lalu tanpa sengaja kami bertemu di supermarket." jelas Mandala.

"Lalu kenapa Erika begitu marah?"

"Erika tidak menyukai Alya karena ia menganggap Alya akan menjadi penghalang antara saya dan Ismalia." jelas Mandala.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang