Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Waktu sudah menunjukkan siang hari. Mandala pulang menjemput Ismalia untuk pergi berbelanja keperluan. Di dalam perjalanan Mandala menerima pesan dari Alya. Ia membuka pesan tersebut berisi ajakan untuk makan siang bersama lagi. Dengan terpaksa dan sudah janjian dengan Ismalia. Mandala menolak dengan lembut.Sekitar dua puluh menit mobil telah di halaman rumah. Ismalia sudah menunggu di di depan pintu. Ia mendekati mobil dan masuk ke dalam. Mandala langsung melajukan mobil tanpa berbicara dengan Ismalia. Mandala hanya fokus menyetir. Ismalia menatap jalan di luar kaca mobil.
"Ekhemm...Apa ibu dan lainnya ada dirumah?" tanya Mandala.
"Ada. Terkecuali ibu dan ayah yang sudah pulang pagi tadi." ucap Ismalia.
"Kenapa mereka tidak pamitan?"
"Ada kok tapi Mas sudah berangkat duluan."
Mandala menjadi serba salah karena tadi pagi berangkat tidak pamitan.
"Nanti beli apa yang kamu perlukan. Sekalian beli juga keperluan keluarga kamu."
"Ti...tidak perlu Mas. Keperluan saya dan keluarga juga sudah terpenuhi, sebaiknya jangan."
"Itu sudah menjadi kewajiban saya memberikan nafkah. Kalau tidak saya sendiri yang tanggung dosanya." ucap Mandala dingin.
"Ba...baiklah, terima kasih."
Mandala tidak membalas ucapan terima kasih Ismalia. Ia masih tetap fokus menyetir mobil. Sesekali Ismalia menoleh sebentar ke Mandala. Tampak seram dan kaku sekali. Sangat berbeda disaat ia tertawa lepas tadi pagi. Sekarang Mandala sudah kembali ke mode lama.
"Dasar kulkas 2 pintu." ucap Ismalia pelan.
"Kamu mengatakan sesuatu?"
"Eh...ti...tidak. Tidak ada."
Mobil Mandala sudah tiba di pusat perbelanjaan di mall. Ia memarkirkan mobilnya. Langsung keluar berjalan menuju ke mall. Ismalia mengikuti langkah Mandala yang begitu laju. Di mall, Mandala tertuju ke toko pakaian wanita. Terdapat banyak kategori jenis pakaian.
"Sekarang beli pakaian yang kamu inginkan. Saya tunggu di depan kasir." ucap Mandala meninggalkan Ismalia.
Mandala meninggalkan Ismalia menunggu di sofa di depan kasir. Ismalia memilih gamis yang cocok untuknya. Staf toko ikut membantu mencari. Pilihan tertuju ke satu pakaian gamis yang sangat cantik. Ia mengecek label harganya disebalik gamis. Ia sontak terkejut melihat harga pakaian setara dengan harga satu buah ponsel.
Dari kejauhan Mandala memperhatikan Ismalia. Ia melihat Ismalia mengambil pakaian gamis tapi ia letakkan semula. Mandala hanya menggelengkan kepala saja. Ismalia mencari gamis dengan harga yang lumayan. Akhirnya Ismalia sudah memilih satu pakaian gamis untuknya. Ismalia menghampiri kasir meletakkan semua belanjaannya.
Dilihatnya Mandala tidak ada di sofa tunggu. Mata Ismalia mencari keberadaan Mandala. Dari arah belakang Mandala membawa 5 helai gamis yang sempat dipilih Ismalia namun dilepaskan kembali. Ismalia jadi bengong melihat apa yang dibawa Mandala ke kasir.
"Totalkan semuanya." perintah Mandala ke kasir
Mandala menoleh ke Ismalia, Ismalia terus bengong heran dengan Mandala. Mandala mengambil kartu kreditnya diberikan ke kasir. Selesai Ismalia mengambil belanja itu dari tangan kasir. Mandala mengambil kembali kartu kredit tadi. Langsung keluar dari toko pakaian tersebut.
"Om eh Mas, apa ini tidak terlalu banyak. Dan juga harga gamisnya..."
"Kan sudah saya bilang, beli apa yang kamu inginkan."
Ismalia hanya terdiam jika Mandala yang melakukannya. Kini mereka mampir ke sebuah restoran kesukaan Mandala untuk makan siang bersama. Yang jaraknya tidak jauh dari toko pakaian tadi. Mereka memasuki restoran disambut ramah oleh para pelayan.
Mandala mencari tempat yang kosong. Ia memanggil waiter untuk memesan makanan dan minuman. Sambil menunggu pesanan datang. Mandala memainkan ponselnya. Sedangkan Ismalia mengamati orang-orang disekeliling. Ia merasa kagum akan keindahan restoran ini.
"Nanti sepulang dari sini, belilah peralatan sekolah untuk adik-adikmu dan keperluan dapur."
"Tidak usah terlalu banyak, Mas. Ini sudah lebih dari cukup."
Mandala mengabaikan larangan Ismalia.
"Setelah itu kita mampir ke rumah orangtua kamu dulu."
"Aaa...mmm... Baiklah."
Pesanan mereka akhirnya telah sampai. Mereka menyantap makanan dengan lahap. Ismalia sampai tidak mampu berkata apapun akan kelezatan masakan di restoran ini. Cukup lama menyantap makanan. Mandala lebih dulu menyudahi makannya. Ia merentangkan tangan memanggil waiter. Ia memesan beberapa makanan untuk dibungkus.
Waiter itu kembali meninggalkan Mandala. Ismalia sudah selesai dengan makannya. Tanpa di sangka-sangka seorang wanita menghampiri Mandala. Ismalia dibuat tercengang melihatnya. Begitu juga Mandala yang terkejut dengan kedatangan wanita tersebut.
Wanita yang menghampiri mereka adalah Alya. Ia sedang makan siang diluar bersama putri yaitu Della. Mandala dibuat rasa bersalah sampai menoleh ke Ismalia. Raut wajah Ismalia terlihat berubah mengalihkan pandangan ke arah lain. Mandala sudah memahaminya perubahan Ismalia.
"Mandala. Kamu juga ada disini? Wah kebetulan sekali. Ohh...pantas saja aku ajak kamu menolak. Ternyata sedang lunch dengan wife tercinta." ucap Alya duduk disamping Mandala.
Ismalia memperhatikan Alya yang duduk di samping Mandala. Sedangkan Della duduk di samping dirinya.
"Ohh yaa...kamu beruntung loh Is bisa menikah dengan Mandala. Mandala itu orangnya pengertian dan penyayang tau tidak. Kalau sekarang dingin dan kaku itu hal biasa. Tapi kalau ia sudah jatuh cinta sama kamu. Wihh...tidak mau lepas dia sama kamu." jelas Alya memuji Mandala.
Mandala yang dipuji hanya terdiam memainkan ponselnya. Ismalia diam menyimak perkataan Alya. Waiter pun datang membawa pesanan Mandala. Mandala mengajak Ismalia pulang sambil memegang tangan Ismalia.
Alya menatap tangan Mandala yang memegang Ismalia. Ismalia juga sontak kaget akan sikap Mandala yang tiba menarik tangannya.
"Maaf ya Alya, kami harus segera pulang secepatnya. Permisi, Assalamualaikum." ucap Mandala.
"Wa'alaikumussalam." sahut Alya tercengang dengan sikap Mandala.
Alya menatap kepergian Mandala dan Ismalia yang sudah keluar dari restoran. Mandala dan Ismalia sudah berada di parkiran mobil. Masuk dan menjalankan mobil menelusuri jalan menuju kediaman Ismalia. Alya yang baru saja tiba diparkiran menatap mobil Mandala.
Della memperhatikan sang ibu yang tanpa ekspresi.
"Mama apa baik-baik saja? Apa kita akan terus berdiri disini?" tanya Della.
"Ehh...maaf. Maaf mama, ayo masuk." ucap Alya masuk ke dalam mobil.
"Mama kenapa? Sakit?" tanya Della.
"Tidak sayang, mama baik-baik saja."
Mobil Alya melesat ke jalan menuju kediamannya. Ia melamun sepanjang perjalanan. Della terus memperhatikan ibunya. Alya melamun kesal akan perubahan Mandala yang mengabaikannya. Menarik Ismalia untuk pergi bersama. Biasanya juga Mandala selalu mengobrol dengannya.
Alya menghentak setoran sambil marah. Hingga membuat Della terkejut. Dengan Alya tiba-tiba marah.
"Mama...mama kenapa?"
"Eh...tidak kenapa-kenapa sayang. Mama tadi terasa agak pusing jadi agak bisa konsentrasi nyetirnya." ucap Alya bohong.
"Kalau begitu, habis dari sini mama istirahat saja. Jangan lupa makan obat." ucap Della.
"Baik sayang terima kasih."
"Sama-sama."
Alya melaju dengan hati-hati karena membawa putri kesayangannya yaitu Della. Menuju kediamannya untuk menenangkan perasaannya.
Bersambung...
Jangan lupa vote, like, follow, subscribe, dan komentarnya ya 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomantikMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...