BAB 77

2.4K 104 21
                                    

Happy Reading 🤗

🌹🌹🌹


Kedatangan Alya yang secara tiba-tiba memeluk Mandala mengagetkan Ismalia. Mandala juga ikutan kaget menatap ke arah Ismalia. Pelukan Alya ke Mandala membuat ekspresi Ismalia berubah seketika. Alya bersikap biasa saja bahkan dengan sengaja memperlihatkan ke Ismalia.

Ekspresi yang ditunjukan Ismalia sudah jelas rasa cemburu. Mandala yang dipeluk tidak pernah peka sedikit pun akan sikap Ismalia. Ia sampai menyembunyikan perasaannya yang aneh pergi ke kamar mandi. Tanpa di sengaja butiran air bening seperti kaca secara pelan turun membasahi kedua pipi.

Ismalia secepatnya mengusap air mata agar tidak diketahui. Menenangkan perasaannya kemudian keluar dari kamar mandi. Mereka sudah tidak berpelukan lagi. Namun Alya melihat ke arah Ismalia lalu berpura-pura pingsan. Membuat Ismalia sedikit sesak di dada.

Dari situlah sikap Ismalia mulai berubah. Semakin banyak diam jika ditanya oleh Mandala. Hanya sekata jika ditanya oleh Rita dan lainnya juga. Perubahan sikap Ismalia membuat Mandala menyadarinya. Bahkan permasalahan terletak pada kejadian di kantor siang hari.

Mandala ingin rasanya menjelaskan ke Ismalia agar tidak timbul salah paham. Namun ingin mencoba tapi bingung menjelaskan darimana terlebih dahulu. Ia memutuskan sehabis shalat Maghrib nanti Mandala menjelaskannya semuanya. Untuk saat ini biarlah Ismalia menenangkan perasaannya terlebih dahulu.

Dalam kamar, Ismalia dan Mandala sudah selesai shalat Maghrib. Ismalia mengakhiri dengan menyalami tangan Mandala. Ismalia hendak beranjak ditahan oleh Mandala untuk duduk sebentar. Mandala ingin menjelaskan kesalahpahaman tadi mengenai kedatangan Alya.

Ia tidak tahu mengapa merasa peduli dan menjelaskan ke Ismalia. Rasa gelisah jika tidak membicarakan ini ke Ismalia. Ismalia tidak berani menatap wajah Mandala. Sedangkan Mandala terus menatapnya. Mandala menghela nafas untuk memulai berbicara.

"Pertanyaan tadi sore saat di mobil saya ulang kembali. Apakah kamu marah?" tanya Mandala mencoba bicara lembut.

Ismalia menggelengkan kepala sebagai jawaban Mandala.

"Lalu kenapa sikap kamu seperti ini? Apa karena tadi siang?"

Ismalia kali ini hanya terdiam tanpa menatap Mandala. Mandala kembali menghela nafas.

"Baiklah. Begini, sebelumnya Alya memang menghubungi saya sewaktu kamu tertidur di kantor untuk mengajak saya makan siang. Tapi saya menolaknya karena saya bersama kamu dan saya juga menolak karena saya memiliki kamu, istri saya." jelas Mandala.

Ismalia dibuat tercengang dengan akhir perkataan kalimat Mandala masih tanpa menatap wajah Mandala.

"Ia sering kali menghubungi saya. Kadang tidak saya angkat dan menolak. Juga kirim pesan ke saya tetap tidak saya balas."

"Soal dipeluknya tadi, saya juga reflek menjadi terkejut. Bagaimana bisa ia datang padahal saya sudah menolaknya dan saya bersama kamu. Pelukannya begitu erat, saya berusaha melepaskannya."

"Jadi harap kamu tidak marah dan tidak salah paham terhadap saya. Saya tau kita menikah karena Erika. Tapi saya berusaha untuk menerima sepenuhnya sebagai istri dan saya. Juga berusaha belajar...."

Ismalia mendengar secara seksama penjelasan dari Mandala yang begitu panjang dan detail.

"Belajar....me...mencintai kamu." ucap Mandala.

Ucapan Mandala terakhir membuat Ismalia menegakkan kepala menatap Mandala. Begitu juga Mandala menatap lekat wajah Ismalia. Terjadi saling pandang memandang antara Ismalia dan Mandala. Ismalia terus menatap mata Mandala mencari kebenaran mengenai perkataannya.

Status Sahabat Menjadi Ibu SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang