Happy Reading 🤗
🌹🌹🌹
Sesudah shalat subuh jamaah bersama. Ismalia merapikan peralatan shalat mereka. Lalu menuju ke lemari mengambil pakaian untuk mandi. Mandala duduk santai sambil memperhatikan gerak-gerik Ismalia. Ismalia keluar, Mandala berbaring sebari menunggu Ismalia selesai mandi.Teringat akan kejadian tadi subuh membuat Mandala senyum-senyum sendiri. Mastiara sedang menyiapkan sarapan pagi. Mardian baru saja keluar dari kamar baru selesai mandi. Adik-adik Ismalia sudah siap dengan pakaian seragam sekolah. Mandala keluar dari kamar masih memakai pakaian semalam.
"Hai, Man. Sudah mandi atau belum?" tanya Mardian.
"Belum, pak. Bergantian dengan Ismalia sedang mandi."
"Is mandi memang sedikit agak lama. Kalau kita terburu-buru pasti bikin telat. Kamu sabar saja ya."
"Ya, buk."
"Daripada kamu menunggu Is selesai mandi. Lebih kamu sarapan dulu saja temani saya. Saya sebentar lagi mau berangkat buka rumah makan."
"Baiklah."
Mardian, Mastiara, Mandala, dan adik-adik Ismalia sudah sarapan pagi lebih dahulu. Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Ismalia keluar dengan baju gamis dan jilbab. Langsung mendekati meja makan bergabung bersama.
"Kamu itu jangan biasakan mandinya terlalu lama. Kasian Mandala terlalu menunggu lama." ujar Mardian.
Ismalia hanya terdiam menanggapi perkataan Mardian sang ayah. Beberapa menit kemudian, Mardian sudah selesai lebih dulu. Ia langsung pamitan berangkat begitu juga adik-adik Ismalia. Ia sekaligus mengantar adik-adik Ismalia ke sekolah. Tidak lama Mandala menyusul sudah selesai makan. Ia pamit masuk ke kamar mengambil pakaian lalu mandi.
Hanya tinggal Mastiara dan Ismalia saja yang masih di meja makan. Tidak ada percakapan diantara mereka. Hingga selesai sudah sarapan pagi. Ismalia mengemas semua bekas sarapan lalu mencucinya di wastafel. Ismalia memasuki kamar untuk memoles tipis wajah dengan bedak.
Mastiara mengetuk pintu lalu membukanya. Ia pamitan ke Ismalia untuk menunggu dirumah sebentar. Sementara ia pergi ke pasar belanja keperluan tempat usaha dan lalu mampir ke rumah makan.
"Is, ibu ke pasar dulu ya. Tolong jaga rumah sebentar sepulang dari pasar ibu juga mampir ke rumah makan seperti biasa." pamit Mastiara.
"Oh iya buk, tapi jangan terlalu lama ya buk. Takutnya Mas juga hendak berangkat ke kantor."
"Iya. Ibu ke tempat rumah makan kita cuma sebentar habis mengantar belanjaan."
"Iya, hati-hati buk."
Mastiara berangkat ke pasar menaiki angkot. Ismalia selesai berdandan, ia langsung ke arah dapur mengambil penyapu dan kain pel. Ia mengemas seisi rumahnya sebelum pulang nanti. Lama berkemas rumah, Ismalia sudah selesai duduk sejenak di sofa ruang tamu.
Tanpa terasa ia terlelap dengan posisi kepala miring ke samping. Mandala datang melihat Ismalia terlelap di sofa. Ia menoleh ke arah jam dinding menunjukkan pukul 8 pagi. Mandala mencari keberadaan orang namun tidak ada. Mandala membangunkan Ismalia tanpa respon. Sekali lagi ia mencoba, Ismalia akhirnya terbangun jug.
"Kalau mau tidur, tidur di kamar bukan disini. Lalu kenapa sapu dan pel disini?" tanya Mandala.
"I..ini tadi saya kemas rumah sebentar. Merasa sedikit letih jadi saya duduk sebentar dan tahu-tahunya terlelap."
"Kenapa rumah terlihat sepi? Mana Ibu?" tanya Mandala.
"Ibu ke pasar sebentar lalu habis itu langsung mampir ke rumah makan antar bahan-bahan." jawab Ismalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung
RomanceMengisahkan seorang gadis cantik berusia 19 tahun bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian dijodohkan oleh sahabat...