Chapter 9 : Little Happiness

201 23 0
                                    




Seokjin terbangun dari tidur nyenyaknya tadi malam. Ia telah kembali ke apartemen mewahnya.
Hal pertama yang ia ingat tentu saja Kim Namjoon. Ia mengambil ponselnya dan men-dial nomor yang diberikan.

"Ia tidak menjawab...apakah masih tidur?" Gumam Seokjin menunggu Namjoon mengangkat teleponnya.

"H-hyung?" Suara di seberang terdengar serak khas orang bangun tidur.

"Ah..benar saja....kau baru bangun Namjoon-ah?"

"Jam berapa ini?" Jawab Namjoon masih setengah mengantuk.

"Jam 12 siang Namjoon-ah."

BRUKK...KLOTAKK...

"Namjoon-ahh!? Hallo? Namjoon-ah kau kenapa?" Seokjin beranjak duduk di atas kasurnya.

"Maaf hyung..ponselku jatuh....aku juga hahahahaha."

"Yaahhhh....kau membuatku jantungan!" Seokjin mendengus kesal kemudian tertawa.

"Suara tawa khas Seokjin saat bangun tidur...ah....ini akan jadi hari yang indah."

Namjoon tersenyum-senyum sendiri di lantai kamarnya.





KLINTING KLINTING

Bunyi lonceng kecil di atas pintu menandakan seorang customer memasuki Clematis.
Seseorang itu tidak lain adalah Kim Seokjin.

Sweater putih dan balutan jeans hitam menghiasi tubuh rampingnya.

"Selamat siang Jimin-ahhh..." Sapanya ceria sambil meletakkan seloyang Pizza dalam paper bag ke atas meja tempat Jimin bekerja.

"Lunch...lunch...." Seokjin mengedipkan sebelah matanya.

Jimin yang sedang membungkus pesanan customer di belakang counter tersenyum lebar.
"Gomawo hyung-nimmm..." Jawabnya senang seraya menyerahkan orderan customernya.

Seokjin kemudian melangkah menuju rumah di belakang toko itu setelah berpamitan pada Jimin.

"Aahhhh....aku jadi ingin punya pacar." Gumamnya sambil menopang dagu dan tersenyum ke arah Seokjin yang tengah menutup pintu belakang.

TOK TOK TOK

"Hyungg?!" Namjoon terkejut mendapati Seokjin yang telah berdiri di hadapannya sambil membawa bungkusan besar berisi bahan-bahan makanan.

"Yaahhhhh....pakai bajumu Namjoon-ahhh!" Seokjin menutup muka dengan kedua tangannya yang masih memegang paper bag.

Namjoon mengambil belanjaan itu dari tangan Seokjin, melebarkan pintu dan membiarkannya masuk.

"Kukira kau Jimin." Jawabnya sambil tertawa.

"Apa ini hyung?" Ia melongok kedalam paper bag besar itu.

Seokjin yang tengah berjongkok di depan kulkas kosong itu menengok.

"Kau mau makan apa kalau kulkasmu kosong eh?"

"Hari ini aku akan mengambil alih dapurmu ya Namjoon-ssi" "Kau suka japchae?" Seokjin tersenyum lebar sambil menata bahan-bahan makanan di meja dapur Namjoon.

"Suka...suka sekali...ahhhh sudah lama aku tidak makan japchae buatan rumah." Namjoon mengangguk-angguk kegirangan.

"Namjoon-ah..."

"Ya hyung?"

"Mandi dan berpakaian." Seokjin kembali menutup matanya dengan telapak tangannya ketika Namjoon berjalan mendekatinya.

"Neee..." Namjoon berbalik menuju kamar mandi sambil bersenandung.

"Aahh...jinjja!" Seokjin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan mulai memasak.



"Namjoon-ahhh"
"Makanannya sudah siaaappp...ayo panggil Jimin..kita makan bers...."

Namjoon keluar dari kamarnya, rambutnya masih basah tersibak ke belakang, celana training dan kaos putih yang memperlihatkan dada bidangnya.

BLUSH

Seokjin sontak menundukkan kepalanya sambil menyusun piring dan alat makan.

"A-ayo panggil Jimin.." Ujarnya pelan.

Masih bersenandung, Namjoon berjalan dengan tongkatnya menuju pintu keluar.

"Jimin-aahhhh....ayo makan siangg" Suara Namjoon terdengar sampai rumahnya.

Seokjin menutup wajahnya dan bersandar pada meja dapur.

"Tuhaannn...apa yang sedang terjadiiii." Gumamnya sambil memegangi jantungnya yang berdebar kencang. Mengipasi wajahnya yang terasa panas dan sudah pasti merah seperti kepiting rebus.




"Waahhh.....Seokjin hyung pintar memasak." Jimin tak henti-hentinya memuji masakan Seokjin.

"Telan dulu makanan dalam mulutmu Jimin-ah...pipimu sudah seperti hamster."

Namjoon kemudian menoleh ke arah Seokjin dan mendapati pemandangan yang sama.

Seokjin menatap Jimin yang sama-sama sedang mengunyah dan keduanya pun tertawa.

Namjoon yang tersadar akan hal itupun ikut tertawa.

"Aahhhhh....kalian ini sama sajaaa!"

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang