"Taehyungie....aku..."
"Ah...maksudku bukan untuk tinggal bersama Jinnieya.." Taehyung tertawa di seberang sana.
"Lagipula karirmu akan meningkat jika kau pindah kesini"
"..."
"Pikirkanlah baik-baik okay..."
"Wine disini enak lhoo..." Ia menggodanya.
"Taehyungieeee....aku sudah tidak minum!" Seokjin mempoutkan bibirnya.
"Jinjja!?"
"Sedikit hehee...."
"Janji untuk memikirkan tawaranku ya..."
"Mulai hidup barumu disini.."
"Hyung..."
"Bukankan ini alamat apartemen Jin hyung?"
Jimin menunjuk ke arah iklan sewa apartemen yang muncul secara acak di ponselnya.
Namjoon hampir tersedak kopinya.
Ia bangkit dari kursi dan menghampiri Jimin yang berada di counter tokonya.
"Jimin-ah....."
"Seokjin mau kemana?"
Keduanya saling bertatapan.
"Hyung.....perasaanku tidak enak..." Jimin meringis sambil memegang bahu kakaknya.
"Angkat teleponnya Seokjin-ah..."
"Dimana kau?"
Namjoon berulang kali mencoba menghubunginya. Sampai ponsel pria di seberangnya itu mati.
"Hoseokie.....cukupppp jangan ditambah lagiii"
Malam itu Seokjin menghabiskan waktu di private club milik Hoseok.
"Heeyyyy.....kita kan merayakan kesuksesan karirmu Jinnieee..."
"Entahlah Hoseokie....aku masih ragu untuk pindah"
Seokjin memutar-mutar gelas tequillanya di atas meja.
"Apa yang kau tunggu Jinnie?"
DEG
"Apa yang kutunggu?"
TOK TOK
TOK TOK"Astaga jam berapa ini Hoseokieee...aku belum puas ti....."
"Eoh? Namjoon-ah?"
"Tumben pagi-pagi kesini...masuklah..." Seokjin melebarkan pintu dan mempersilahkan Namjoon masuk.
"Kau habis bersepeda kah?"
Ia menatap pria yang berjalan di depannya dengan training dan baseball cap berwarna hitam.
"Aku belum pernah bersepeda denganmu..hehe..."
"Kau mau kemana Seokjin-ah?" Namjoon berbalik setelah Seokjin menutup pintu di belakangnya.
"A-aku....."
"Duduklah dulu...kubuatkan kopi ya..." Seokjin meleos menuju dapur.
Rambutnya masih berantakan. Matanya sembab. Dan ia masih dalam piyamanya.
"Maaf aku tiba-tiba datang tanpa memberitahumu" Namjoon yang sadar akan hal itu berjalan menuju sofa dan duduk.
Tak lama Seokjin datang membawa secangkir kopi dan teh herbal.
"Aku berencana pindah ke Paris Namjoon-ah...."
"Tiba-tiba? Kenapa?" Namjoon mendekatkan wajahnya.
"Namjoon-ah~~~~"
"Tidak usah berteriak...kepalaku sakit..."
Seokjin terkekeh sambil meletakkan cangkirnya di meja, menyandar dan memijat keningnya perlahan.
"Taehyung mengajakku pindah kesana.."
"Tidak untuk tinggal bersama" Dengan cepat Seokjin melambaikan tangannya.
"Lagipula disini sepi..." Ia menyeringai sambil menutup matanya.
NYUTTT
"Ia akan bertemu Taehyung disana..."
Pikiran Namjoon berkeliaran.
"Mungkin setiap hari.."
"Darimana kau tahu aku akan pindah?" Seokjin menolehkan wajahnya menatap Namjoon.
"J-Jimin melihat iklan sewa apartemen ini.."
"Ah....Kookie lulus kuliah akhir tahun ini dan ia akan tinggal disini"
"Jadi sebelum ia tinggali, aku akan menyewakannya saja dulu"
"..."
"Jadi sudah pasti kau akan pergi?" Nada suaranya mulai khawatir.
Seokjin mengangguk.
"Aku berangkat akhir bulan ini.."
"Akhir bulan hanya tinggal seminggu lagi Seokjin-ah..."
"Ah...iya ya? Ahahahahaha...." Seokjin memaksakan tawanya.
"Jangan kangen ya hehee..."