"Sudah siap pulang?"
Seokjin yang melihat Namjoon datang setelah mengurus administrasi rumah sakit segera beranjak dari tempat tidurnya.
Mereka pun sampai di parkiran dan berjalan menuju mobil Seokjin.
"Mana Jimin?" Matanya berkeliaran mencari adik kekasihnya itu.
"Hari ini banyak pelanggan..jadi ia tidak ikut" Namjoon tersenyum lebar.
"Lalu....kau diantar siapa?" Seokjin membulatkan matanya bingung.
"Ahahaha...maaf aku lancang membawa mobilmu" Namjoon menunjukkan kunci mobil Seokjin di jari telunjuk dan mengusap tengkuknya.
"Kau?" Seokjin masih terbengong mendengar jawaban kekasihnya.
"Iya...hehe" Namjoon membuka kunci mobil itu dan mempersilahkan Seokjin masuk.
"Aku takut kau masih lemas...jadi hari ini aku gantian jadi supirmu"
"Silahkan yang mulia....." Namjoon mengayunkan tangannya dan tersenyum lebar.
"Yyaaaahhhhhh..." Seokjin memukul lengannya pelan sambil tertawa.
"Kukira kau tidak bisa menyetir Namjoonie..."
"Aku tidak pernah bilang aku tidak bisa menyetir sayang...hanya lebih suka bersepeda saja"
Namjoon terlihat sangat tampan di balik kemudi.
Wajahnya yang tersinari matahari tampak serius memandang jalan.
"Uffffhhhhh...." Seokjin mengipasi wajahnya sendiri.
"Wae...wae...wae?" Namjoon menengok sebentar dan kembali memfokuskan pandangannya ke jalan.
"Hot..."
Namjoon hanya tergelak mendengar kata itu.
"Aku membereskan apartemenmu kemarin Seokjinnie..."
Seokjin menengok setelah menyadari apartemennya yang kosong selama dua hari itu bersih dan rapi.
"Kau ingat password unitku?" Seokjin mendengus.
"12,04,20"
"Sweet...." Namjoon membalikkan tubuh pria di hadapannya.
"Tanggal ulang tahunku..ulang tahunmu..dan....tanggal pertama kali kita bertemu...." Ia tersenyum memamerkan dimplenya.
Seokjin hanya bisa senyum dan tertunduk malu....telinganya memerah.
"Namjoonie......" Panggilnya manja.
"Hmm?"
"Mau menginap disini malam ini?"
"Apartemen ini sepi sekali...." Ia menatap Namjoon dengan puppy eyesnya.
Namjoon tersenyum gemas melihat pria manis itu.
Mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir pinknya."Aku datang malam ini setelah toko tutup ya..."
"Kasihan Jimin sendirian..."
Seokjin mengangguk senang.
Pipinya membulat dengan senyumannya.
"God I miss you so much...." Namjoon menarik Seokjin dan memeluknya erat-erat.
"Seandainya aku bisa bersamamu setiap hari...seumur hidupku..."
"Jimin-ah....."
"Menurutmu....jika aku bekerja tambahan, apakah kau akan bisa menghandle toko ini sendirian?"
"Ah...tentu tidak ya...hahaha..." Namjoon menjawab pertanyaannya sendiri.
"Eoh? Kenapa tiba-tiba..."
"Hyung mau bekerja apa?"
Jimin agak terkejut mendengar keinginan kakaknya yang tiba-tiba itu."Mengajar, mungkin....di universitas aku kuliah dulu"
"Beberapa hari lalu dosenku menelepon dan menawarkan pekerjaan disana....ia memberikan pilihan yang menurutku cukup menguntungkan Jimin-ah.."
"Aku bisa membagi waktu dengan mengajar kelas sore hari atau akhir minggu"
"Tapi aku ingin bertanya dulu padamu"
Hening
"Hyung....kita bisa menyewa karyawan lagi...atau...."
"Kita bisa menutup toko bunga ini"
"Aku juga akan mencari pekerjaan lain"
"Bagaimana?"
"Tutup?"
Pikiran itu tak pernah terbersit di benak Namjoon."Kau tidak sayang dengan toko ini Jimin-ah?"
"Ahahaha...entahlah...itu hanya keputusan sesaat aku saja hyung..." Jimin melambaikan kedua tangannya.
"Kita pikirkan dulu baik-baik ya.."
"Tapi jangan mengurungkan niatmu untuk mengajar hyung.."
"Aku akan senang jika kau memiliki pekerjaan yang pasti"
Jimin tersenyum dan itu membuat hati Namjoon sedikit lega.
Ia memang harus lebih serius untuk berkarir.
Untuk masa depannya dan orang yang ia cintai.