Chapter 36 : Don't Leave Me

162 15 0
                                    




"Jin hyung!"

Jimin menoleh kaget ke arah pintu masuk Clematis.

"Kau baik-baik saja? Kenapa masuk lewat sini?"

Ia segera menghampiri dan mengecek keadaan Seokjin.

"Aku baik-baik saja Jimin-ah"

Seokjin tersenyum dan menunduk dengan kacamata hitam masih bertengger di batang hidungnya.

"Namjoon ada?"

"Masuklah hyung...ia masih di kamarnya"

"Tumben? Apakah Namjoon sakit?"

Tiba-tiba Seokjin khawatir dan langsung berjalan menuju pintu belakang.



"Namjoon-ah...." Panggilnya pelan sambil membuka pintu kamar pria yang terlihat masih meringkuk di dalam selimut tebal.

"Sayang!" Namjoon bangun sesaat setelah menyadari siapa yang datang.
Beranjak dari tempat tidurnya dan menghambur memeluk Seokjin.

"Kau dari mana Seokjinnie...aku mencarimu kemana-mana.." Namjoon melepaskan pelukannya, merendahkan badan dan menangkup wajahnya memastikan Seokjin baik-baik saja.

"Astaga badanmu panas Namjoon-ah..."

Seokjin meraba kening dan pipi Namjoon.
Pria itu menggeleng, mengambil jemari lentik itu dan menciuminya.

"Tolong jangan pergi seperti itu lagi sayang...."

"Kau membuatku khawatir setengah mati...."

"Namjoonie~~~" Seokjin meletakkan kepala Namjoon di bahunya, memeluknya erat.



Tubuhnya bergetar.
Namjoon menangis.



"Namjoonie..."

"Maaf....." Seokjin mengelus kepala pria rapuh itu dalam pelukannya.

Namjoon tidak menjawab. Ia masih terus memeluk kekasihnya seolah-olah pria itu akan menghilang kapan saja.

"Namjoonie ayo kembali ke tempat tidur..." Seokjin berusaha melonggarkan pelukannya.

"Kalau kulepas nanti kau pergi lagi~~~~"

Namjoon makin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher kekasihnya.

Hati Seokjin meleleh mendengar rengekan pria besar yang memeluknya erat dan mulai menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

Seokjin tidak bisa menahan tawa.

"Yyaaahhhh....lepaskan Namjoonie" Ia memukul pelan bahunya.

"Jangan pergi...." Namjoon akhirnya melepaskan pelukannya dan menggenggam kedua tangan Seokjin.

Seokjin menggeleng, menarik tangan Namjoon menuju tempat tidurnya.



"Namjoonie....aku tidak suka kau berpikir bahwa kau tidak pantas untukku" Seokjin menghela napas sebelum mengeluarkan kalimat itu.

Wajahnya serius.

Mereka berhadap-hadapan di tengah-tengah tempat tidur.

"Kau sexy jika sedang dominan seperti ini Seokjinnie..."
Namjoon duduk bersila menopang dagunya dengan ibu jari dan telunjuknya lalu tersenyum nakal memamerkan dimplenya.

"Aku serius Namjoonieeee...." Seokjin mempoutkan bibirnya dan memukul bahu Namjoon.

Wajahnya merah seketika.

"Perbedaan kita terlalu jauh...kau sadar kan akan hal itu Seokjinnie?" Namjoon mendengus.

"Sadar...sadar sekali.."
"Tapi aku tak peduli..."
"Kau sayang aku?" Seokjin mendekatkan wajahnya.

"Dengan segala yang kupunya Seokjinnie..."

"Itu sudah lebih dari cukup buatku..."

"Aku bahagia bersamamu Namjoonie...aku bisa melupakan segala kesedihan dan kebingunganku bersamamu...aku sangat menantikan waktu-waktu aku bertemu denganmu..."

Seokjin berbicara tanpa jeda.

"Waktu kau bilang kau tidak pantas untukku...sakit sekali rasanya...aku takut kau akan meninggalkanku..aku takut tidak akan bertemu lagi...takut tidak akan bisa merasakan kebahagian seperti ini lagi..."

Suaranya pecah. Wajahnya merah sekali. Air mata mulai membanjiri pipinya.

"Aku bisa terbuka karenamu...appa bilang aku harus jujur dengan perasaanku sendiri...appa bilang jika aku marah, marahlah...jika aku senang, bagilah kesenanganku...dan sekarang aku seperti rapper berbicara tanpa henti dan aku malu sekali Namjoonie..."

Pria manis di hadapannya terisak tanpa henti. Ia tidak lagi menutupi wajahnya seperti biasa. Hanya mengusap air matanya berulang dengan punggung tangannya.

Namjoon hanya bisa ternganga melihat Seokjin yang seperti ini. Ia mengulurkan tangannya perlahan, menyentuh pipinya dan menghapus setiap air mata yang jatuh.

Ada rasa senang dalam hatinya, Seokjin tidak lagi menyembunyikan perasaannya.





Seokjin yang sudah tidak menangis lagi perlahan menatap wajah Namjoon. Matanya bengkak, hidung dan pipinya merah.

"Sudah tenang sayang?" Namjoon mengelus samping kepalanya.

Seokjin mengangguk. Memiringkan wajahnya, mencium tangan Namjoon dan memejamkan mata.

"Aku mengerti keadaanmu Namjoonie..."

"Mulai sekarang kita sama-sama ya...aku tidak akan menyinggung harga dirimu sebagai laki-laki"

Namjoon tersenyum dan mengangguk.


"Wajahku berantakan...." Seokjin memiringkan kepalanya dan tersenyum.

Matanya memandang pria di hadapannya.

"Kau tidak menyembunyikan wajahmu lagi....aku senang..."

"Biar kau tahu aku jelek" Seokjin tertawa.

Namjoon menggeleng. Menangkup pipi Seokjin dan melumat bibirnya dengan tidak sabar.

Seokjin melingkarkan kedua tangannya pada leher Namjoon. Beranjak naik ke pangkuannya tanpa melepaskan tautan mereka.

"Namjoonie..." Ia terengah.
"Hmmmm?"

"Kunci pintunya..."

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang