Flower shop kecil yang berada di tepi jalan kota itu baru menampakkan bunga-bunga segar dan harum di depan jendela kayunya.
Beberapa buket cantik tertata rapi mengisi keranjang rotan.
Seorang pria bertubuh kecil bersurai coklat yang telah selesai menata bunga-bunga cantik itu kembali masuk ke dalam toko dan menutup pintu.
"Pagi yang indah.." gumamnya.
"Jimin-aahhhhhh.....Jimin-ahhhhhh....."
Brukkk...
Klontang
"Aawww....."
Kim Namjoon, sang pemilik toko itu berjalan setengah berlari sambil memegangi lututnya yang telah menabrak meja mungil dan menjatuhkan watering can besi kosong.
"Astaga hyung.." yang dipanggil terlonjak dan langsung menengok saat sedang membalikkan store sign dari Closed menjadi Open.
"Jimin-ah....kau tahu Tuan Lee pemilik Coffee Shop di ujung jalan ini kan?"
"N-ne...kenapa hyung?" Jawab pria mungil itu sambil memegangi dadanya, jantungnya masih berdegup kencang karena kaget.
"Beliau ingin kita menyuplai bunga-bunga segar setiap minggunya untuk dekorasi Cafe mereka", ucap pria berdimple itu sambil tersenyum lebar.
"Ah jinjja?! Hyunggg....aku senang sekali mendengarnyaaa...", balas Jimin dengan senyum yang tak kalah lebarnya.
"Aku harus berbelanja sedikit Jimin-ah...ada beberapa kain dan pita yang habis..kau mau kan menjaga toko sebentar? Aku belanja tidak jauh kok.."
"Iya hyung..pergi saja, lagipula akhir-akhir ini sedang jarang ada customer yang datang", sahutnya manis.
"Gomawo Jimin-ahhh...". Namjoon segera membalikkan badannya dan berlari menuju sepedanya.
"Hati-hati hyu..."
"Bruukkkk..."
Meja malang itu kembali beradu dengan lutut Namjoon.
"Ahhh hyung~~~" Jimin menghela napas seraya menepuk keningnya.
.
.
.
.
.
.
.My first ff just because I missed them so much.