"Mereka berkata seperti itu hyung?"
Pagi-pagi sekali Jimin sudah menginterogasi kakaknya di meja makan.
"Kata-katanya kasar sekali Jimin-ah...kasihan Seokjin" Namjoon menjawab berbisik.
"Hyung....apakah tidak apa-apa jika kita mengajaknya?"
"Mengajak kemana Jimin-ah?" Suara di belakangnya mengagetkan mereka berdua.
Seokjin yang sudah bangun mengucek matanya dan berjalan ke arah Namjoon yang sedang berdiri bersandar di meja makan.
"Pagi sayang..." Namjoon menarik pinggang Seokjin dan mencium keningnya.
"Hyung...hari ini kami mau mengunjungi orang tua kami di desa"
"Hari ini?" Seokjin membulatkan matanya menoleh pada Namjoon bingung.
"Aku ingin mengajakmu kemarin..tapi....sepertinya bukan waktu yang tepat" Namjoon mengangguk dan tersenyum.
"Kau benar..." Seokjin menundukkan kepalanya.
"Hyung mau....ikut?" Tanya Jimin ragu-ragu.
"Maulahhhh....." Seokjin mendongakkan kepalanya.
"Aku akan marah jika kalian pergi tanpa mengajakku" Pout lucunya muncul kembali.
"Apa kataku Jimin-ah....dia pasti ngambek" Namjoon tertawa melihat tingkah kekasihnya.
"A-rumah kami tidak begitu besar hyung...aku takut kau tidak betah disana..." Jimin segera menjelaskan.
"Jangan begitu Jimin-ahhhh..."
"Aku bersiap-siap dulu...kita sarapan di perjalanan saja dan mampir dulu ke supermarket ya...""Hmmmm....beli oleh-oleh apa kita nanti?"
Seokjin segera membereskan bekas-bekas cangkir kakak beradik di meja makan dan segera menuju kamar mandi.
Jimin hanya terdiam menoleh pada Namjoon yang sedang tersenyum lebar sambil menunduk.
"Aku pernah bilang tidak kalau aku suka Seokjin yang tiba-tiba dominan seperti itu" Ia menggendikkan bahunya dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
"Jimin-ah...ppalli....ppalli....."
Keduanya sedang bercanda sambil saling mendorong koper kecil mereka.Namjoon yang menyusul di belakangnya tersenyum melihat pemandangan indah itu.
Mobil besar itupun mulai berjalan.
"Hyung..jangan lupa membeli bedcover baru untuk Eomma...sebentar lagi musim dingin"
Jimin memajukan duduknya untuk berbicara dengan Namjoon yang berada di bangku depan.
"Aku tahu tempatnya.." Seokjin memotong.
"Kita kesana lalu berbelanja okay..."
"N-nee hyung..." Jimin menjawab kikuk.
Namjoon dan Jimin menunggu di mobil sementara Seokjin baru keluar dari sebuah toko furniture mewah dengan dua buah bungkusan besar di tangannya.
Namjoon segera turun dari mobil untuk membantunya.
"Seokjinnie...apa ini..kenapa besar sekali bungkusannya?"
"Bedcover.." Jawabnya polos.
"Lalu.....aku membeli bantal juga hehe..."
"Dan bathrobe..." Seokjin tertawa.
"Lain kali aku ikut berbelanja ya...kau boros sekali" Namjoon menatap Seokjin.
"Ini untuk orang tuamu Namjoonieee...."
"Eoh?" Namjoon membulatkan matanya.
"Berapa yang kau habiskan untuk semua ini sayang?" Namjoon mengeluarkan dompetnya panik.
"Apa-apaan kau Namjoonie....aku ingin membelikan oleh-oleh untuk mereka" Seokjin mempoutkan bibirnya lagi.
"Ayo.....nanti keburu siang" Seokjin melanjutkan langkahnya.
"Sayang....." Panggil Namjoon dari belakangnya.
"Ya?"
"Jangan seperti ini lagi ya..."
Seokjin memiringkan kepalanya bingung.
"Hyuunnggg.....semuanya baik-baik sajakah?" Jimin melongokkan kepalanya dari jendela.
"Ah..nanti saja kita lanjutkan lagi" Namjoon tersenyum kemudian mengangkat ibu jarinya pada Jimin.
Seokjin terdiam. Kepalanya mengikuti arah langkah Namjoon.
