Namjoon kembali ke kamar Seokjin.
Pria cantik itu masih terlelap dalam tidurnya. Napasnya teratur. Wajahnya kembali bersemu.
Ia mengelus kepalanya, menggenggam tangannya dan duduk di bangku sebelah tempat tidurnya.
"Namjoonie....." Seokjin terbangun.
Namjoon yang tertidur pun bangun dari sofa samping tempat tidurnya.
"Hey...." Sapanya lembut.
"Sini....disitu dingin...." Seokjin menepuk tempat kosong di sebelahnya.
"A....tidak apa-apa...aku disini saja Seokjinnie.." Jawabnya malu-malu.
"Jam berapa sekarang?"
"Jam 10 malam...kau lapar? Aku membelikan sup ayam untukmu.." "Kubawakan ya..."
Seokjin pun bangun..terduduk dari tidur panjangnya.
Namjoon mendekat hendak membantunya berdiri.
"Aku bisa Namjonie...aku sudah sehat kok.." Seokjin tersenyum menatap pria di hadapannya.
"Mmmmmm....enak sekali Namjoonie....kau tidak makan?"
"Aku sudah makan....tadi aku lapar, jadi sekalian kupesan untukmu juga hehe..."
Namjoon duduk berseberangan dengan Seokjin sambil menopang dagunya.
Senyumnya mengembang melihat Seokjin makan dengan lahapnya.
"Pelan-pelan makannya Seokjinnie...nanti perutmu sakit lagi..." Tangannya mengusap lembut pipi hamsternya.
"Namjoonie.....maaf kau harus melihatku seperti ini...." Seokjin meletakkan sendoknya dan menunduk.
"Aku benci menjadi laki-laki lemah.."
Namjoon berpindah dan berlutut di samping Seokjin. Menggenggam tangannya dan menatap matanya.
"Hey....hey...hey.....kata siapa kau lemah Kim Seokjin?"
"Kau telah berjuang banyak selama ini...Yoongi hyung banyak bercerita padaku tadi.."
Seokjin sontak menoleh dan membulatkan matanya.
"C-cerita apa?"
"Mmmm...mungkin hampir semuanya..entahlah..."
Seokjin menggeleng dan menatap Namjoon panik. Ia tidak mau orang-orang yang ia cintai mengetahui masa lalu dan latar belakang keluarganya.
"Seokjinnie....tidak apa-apa...hey....."
Namjoon menangkup wajah manisnya.
"A-aku tidak mau kau kasihani Namjoonie...."
Namjoon menggeleng. "Tidak sama sekali...apa yang kau lalui malah membuatku kagum, malah membuatku ingin selalu melindungimu, malah menyemangati aku yang mudah menyerah dan sulit mengambil keputusan..."
"Kau merubahku menjadi manusia yang lebih baik Jinnie..."
Seokjin tidak dapat membendung air matanya. Ia menutup wajahnya.
"Jangan menangis Jinnie.." Namjoon tersenyum dan mengambil kedua tangannya.
"Namjoonieee...jangan lihat...aku jelekkk"
Seokjin menunduk sambil terisak.
"Lihattt....aku membawa....sapu tangaannn...." Namjoon mengeluarkan benda persegi itu dari kantong celananya.
Seokjin tertawa dalam isakannya.
"Namjoonieeee~~~~~"
"Ini untuk pangeranku yang ingusnya lebih banyak daripada air matanya ketika menangis" Namjoon tertawa sambil menyerahkan sapu tangan berwarna biru itu.
"Tidak lucuuuuuu..." Seokjin mendongakkan kepalanya. Poutnya muncul kembali.
"Indah...kau indah Seokjinnie...."
Namjoon mendekatkan wajahnya, menarik dagu Seokjin yang basah karena air mata, mengecup bibir merahnya dan melumatnya perlahan.
"Mmhhhh..." Seokjin terkejut dan mengeluarkan suara yang membuat pria di hadapannya semakin mengeratkan tautan mereka.
Namjoon menggendong Seokjin kembali ke kamarnya. Mendudukkannya di tengah tempat tidur, merangkak dan melanjutkan ciumannya hingga keduanya kehabisan napas.
"Seokjinnie......bolehkah...." Namjoon mulai membuka kancing piyama Seokjin satu persatu.
Seokjin terengah, melirikkan mata sayunya kepada Namjoon dan mengangguk perlahan.
"Aku milikmu Namjoonie...."