Chapter 64 : Bring Back Memories

135 13 0
                                    




"Sudah siap?"

Pria yang menjemput Seokjin malam itu mengenakan turtle neck dan celana berwarna hitam, trenchcoat khaki dan kacamata berframe tebal.

"Hey handsome..."

"Masuk dulu ya...aku masih bersiap-siap sebentar lagi" Seokjin mengedipkan sebelah matanya.

Namjoon duduk di sofa seperti biasanya.

Pandangannya berkeliling ke seluruh bagian apartemen itu.

Beberapa box ditumpuk di pojok ruangan.

Rak-raknya sudah kosong tak berdekorasi. Dindingnya pun sama.

Hatinya mencelos.

Sungguh pemandangan yang menyedihkan.



"Kaja!"

Tak lama Seokjin keluar dari kamarnya. Ia hanya mengenakan kaos putih, celana hitam dan jas abu yang terbuka.

"Seokjin-ah...." Namjoon menarik tangannya sebelum ia membuka pintu.

"Ah...tidak apa-apa..." Ia menunduk dan tersenyum sambil mengusap tengkuknya.

Seokjin menghampirinya, berjinjit dan mengecup dimplenya.

"Aku akan membayar kencan kita yang berantakan waktu itu" Ia tersenyum, membuka pintu dan keluar.


Ia ingat, kencan pertama mereka.

Seokjin yang salah membeli tiket sampai mereka tidak menyelesaikan filmnya karena ketakutan hingga dinner yang berujung Seokjin yang marah-marah karena orang tuanya.

Di antara peristiwa buruk itu, mereka banyak sekali tertawa.

"Mau kemana kita?" Namjoon bertanya sambil tetap berfokus pada jalan raya.

"Nonton hehe.." Seokjin menyandar menghadap pria yang sedang menyetir itu.

"Film horror lagi?" Jawaban itu membuat Namjoon menengok kaget.

"Tidaklaahhhh..." Ia terbahak.

"Film komedi kok.."

"Lalu dinner..."

"Sudah itu saja..." Seokjin kembali menengok ke depan.


Mereka duduk di baris tengah.

Seperti biasa di paling pojok.

Film pun berjalan.

Mereka tertawa sambil memakan popcornnya.

"Haruskah kugenggam tangannya?"

"Apakah kita berpacaran hari ini?"

Namjoon kembali dengan pikiran-pikirannya.

Ia menengok perlahan ke arah Seokjin.

Bingung harus berbuat apa.

Ia menangis.

"Seokjin kenapa?"

"Apa aku berbuat salah?"

Namjoon kembali memfokuskan pada film yang mereka tonton sambil sesekali melirik ke sebelahnya.

Ia menutupi hidung dan bibirnya dengan lengan jasnya.

"Ia benar-benar menangis...."

"Padahal dari tadi tidak ada adegan menyedihkan sama sekali..."


Akhirnya film pun selesai.

Mereka beranjak meninggalkan teater dengan Seokjin berjalan di belakang Namjoon.


"Ahhh...aku lapar"

"Namjoon-ah...kau ingin makan apa?"

Seokjin bertanya seperti tidak terjadi apapun.

"Mmmmm....barbecue? Maukah?"

Seokjin mengangguk cepat sambil tersenyum. Pipi hamsternya kembali terlihat.

Namjoon tersenyum gemas dan mencubit pipinya sebelum membukakan pintu mobil.






"Ahh...kau tidak perlu repot-repot memanggang dagingnya Seokjin-ah...biar aku saja..."

"Namjoon-ah...kau sudah menyetir..tidak apa-apa"

Seokjin membulak balik daging dan memindahkan pada piring di sebelahnya.

"Ini untukmu Seokjin-ah.." Namjoon menyodorkan daging itu dengan sumpitnya.

"Aniyaaa....makan saja duluan..." Seokjin mengelak dan terus memanggang.

"Dingin sekali..."

"Apakah ia sudah melupakan aku?" Namjoon menyuap dengan sedih.


Akhirnya Seokjin mulai makan setelah meminum obat maagnya.

"Kambuh lagi?"

"Hmm?" Seokjin mendongak dengan pipi menggembung dan bibir yang dipenuhi saus.

"Ppffffttttt...hahahahahaha..." Namjoon yang tadinya khawatir tidak tahan untuk tidak tertawa melihat pria menggemaskan di depannya.

"Aku tanya apakah maagmu kambuh lagi..."

Ia lalu mengusap bibirnya dengan napkin.

"Ah...sedikit..." Seokjin menggumam sambil mengisyaratkan dengan jarinya.

"Kau stress Seokjin-ah?"

Namjoon menatap pria yang masih mengunyah di hadapannya sambil menopang dagu dengan kedua tangannya yang terlipat.

"Mungkin....ini pertama kali aku tinggal di negeri orang Namjoon-ah.."


DEG



"Kenapa diingatkan lagi..."

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang